Situasi pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai permasalahan dalam sektor kehidupan. Salah satu dampak yang diberikan oleh keadaan ini adalah perekonomian. Setiap perusahaan mengalami kesulitan finansial akibat ketidakpastian dari pandemi ini.
Dalam dunia bisnis keadaan ini disebut dengan istilah VUCA. VUCA adalah gambaran dari ketidakpastian dan gejolak bagi bisnis. Untuk lebih memahami tentang istilah ini, mari kita simak pembahasan LinovHR di bawah.
Apa Itu VUCA?
VUCA adalah akronim dari kata volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. VUCA merupakan situasi lingkungan bisnis yang sedang mengalami gejolak, ketidakpastian, kompleks, dan ambigu.Â
Berikut penjelasan lebih lanjut dari masing- masing istilah tersebut.
-
Volatility (Pergejolakan)
Volatility adalah sebuah keadaan berupa gejolak yang berubah secara tiba-tiba yang dapat mempengaruhi bisnis. Situasi ini juga tidak dapat diprediksi kedatangannya. Lantaran, keadaan ini muncul tanpa suatu tanda-tanda.
Bahkan, gejolak yang dihasilkan dapat semakin parah apabila tidak dapat diatasi dengan baik. Fleksibilitas perusahaan amat dibutuhkan untuk menghadapi situasi ini.
Keadaan ini dapat diatasi dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di perusahaan agar dapat menghadapi perubahan secara langsung. Apabila SDM mampu beradaptasi dengan cepat atas berbagai perubahan, maka akan memudahkan perusahaan untuk bertahan dari situasi seburuk apapun.
-
Uncertainty (Ketidakpastian)
Uncertainty adalah keadaan dimana perusahaan Anda mengetahui sebab dan akibat dari suatu masalah.Â
Akan tetapi, Anda belum menemukan cara untuk mengatasinya. Apabila situasi ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan menimbulkan masalah di masa mendatang.
Situasi ketidakpastian ini dapat diatasi dengan melakukan riset informasi dan mengidentifikasi tren yang sedang tumbuh di masyarakat.Â
Riset dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyampaikannya dalam rapat perusahaan.Perusahaan pun perlu membangun sistem atau kelompok untuk memperoleh informasi yang sedang berkembang dan dibutuhkan oleh pasar.Â
Dengan begitu, perusahaan akan mampu menghadapi ketidakpastian yang diakibatkan minimnya informasi.
-
Complexity (Kompleksitas)
Complexity merupakan situasi disaat perusahaan mengalami suatu masalah secara terus-menerus.Â
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh minimnya SDM yang mumpuni untuk memecah masalah. Birokrasi kerja yang rumit juga memperparah masalah kompleksitas ini.
Atas hal itu, untuk memecahkan masalah ini perusahaan perlu bersikap aktif dan tegas untuk mengurangi alur-alur kerja yang memperlambat proses pekerjaan. Namun, sebelum memutus alur kerja tersebut perlu dilakukan analisis secara mendalam agar tidak menimbulkan masalah baru.
Selain itu, perusahaan dapat membangun hubungan dengan pihak lain yang terkait dan memiliki masalah serupa. Dengan begitu, perusahaan mampu memperoleh informasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-
Ambiguity (Ambigu)
Ambiguity merupakan keadaan saat perusahaan kesulitan dalam mengambil keputusan. Selain itu, situasi ambigu dapat menyebabkan kesalahpahaman apabila perusahaan kurang berani dalam menentukan keputusan.
Namun, sebelum mengambil keputusan, perusahaan perlu melakukan riset dan analisis secara akurat. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan.
Baca Juga: Rancang Tujuan Kerja Perusahaan dengan Action Plan
Apa Hubungan Teori VUCA dengan Dunia Bisnis?
Tentu dalam dunia bisnis tidak pernah lancar begitu saja. Ada banyak gejolak dan kendala yang harus dihadapi perusahaan jika hendak bertahan.Teori VUCA sangat berkaitan dengan cara perusahaan dalam menyelesaikan masalah melalui pengambilan keputusan, perencanaan, pengelolaan risiko, dan bersiap dalam berubah.
Seperti pandemi Covid-19 yang sedang terjadi dan memaksa perusahaan untuk membuat strategi yang mampu mengatasi dan bertahan di tengah kondisi yang sedang terjadi.
Strategi Menghadapi VUCA di Lingkungan Bisnis
Di tengah ketidakpastian dalam dunia bisnis, bagaimana cara menghadapi VUCA? Simak cara-caranya berikut ini!Â
-
Memilih Pemimpin yang Tepat
Untuk menghadapi situasi VUCA, perusahaan harus bijak dalam memilih pemimpin. Pemilihan pemimpin pun harus dilakukan secara hati-hati agar perusahaan tidak salah dalam mengambil keputusan.Â
Selain itu, pemimpin yang dipilih sebaiknya memiliki kemampuan dalam menyelesaikan berbagai masalah mulai dari internal sampai eksternal. Dengan begitu, diharapkan pemimpin yang baru dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik.
-
Memahami Kemampuan Tim
Perusahaan yang berdiri telah lama tentu mampu memahami setiap kinerja pegawainya. Dengan memahami kemampuan tim, perusahaan dapat memetakan posisi serta tugas yang cocok untuk setiap pekerjanya.
Selain itu, pemahaman penuh perusahaan terhadap pegawainya juga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
-
Transformasi Digital
Di era digital seperti saat ini, perusahaan harus terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Melalui transformasi digital, perusahaan dapat menjangkau lebih banyak pasar dan menggaet konsumen-konsumen baru.
Namun, apabila perusahaan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman, tentu akan menyebabkan ketertinggalan. Selain itu, perusahaan pun akan sulit untuk berkembang.
-
Mengadakan Pelatihan
Untuk meningkatkan produktivitas serta kemampuan pemecahan masalah, perusahaan perlu memberikan pelatihan kepada para pekerjanya. Apabila pelatihan ini berhasil, perusahaan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
Contoh Perusahaan yang Berhasil Menghadapi VUCA
Apabila perusahaan mampu menghadapi VUCA, tentu dapat membuka peluang untuk memperoleh kesuksesan. Namun, apabila perusahaan tidak segera mengatasinya, pasti akan menyebabkan kemunduran secara terus-menerus. Serta semakin sempitnya peluang untuk mendapat konsumen.
Contoh sederhana perusahaan yang sedang menghadapi VUCA adalah industri penyiaran televisi. Saat ini industri ini sedang mengalami penurunan penonton lantaran masyarakat saat ini cenderung beralih pada platform youtube.
Akan tetapi, ada juga perusahaan yang berhasil memecahkan VUCA, di antaranya sebagai berikut.
1. GOJEKÂ
Gojek menjadi perusahaan startup yang mampu menghadapi VUCA. Hal itu dilakukan melalui, adaptasi ke media digital terhadap jasa angkutan umum ojek. Seperti diketahui, jasa angkutan umum ojek mampu menembus kemacetan. Melalui aplikasinya, Gojek dapat mempermudah dalam mempertemukan pengemudi ojek dan konsumen.Â
Tak berhenti disitu, Gojek pun mulai merambah ke berbagai bentuk layanan konsumen, mulai dari jasa pesan antar makanan dan minuman, layanan kebersihan, dan lainnya.
Hasilnya, Gojek mampu menyandang predikat Decacorn untuk perusahaan startup nasional pertama karya anak bangsa.
2. PTÂ Kereta Api Indonesia
Contoh saat ini datang dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI). PT KAI mampu mengidentifikasi VUCA serta membaca kebutuhan konsumen.
PT KAI memulai perbaikan pelayanan dengan transformasi sistem. Awalnya penumpang harus antre di loket tiket.Â
Akan tetapi, saat ini penumpang dapat menggunakan kartu langganan yang digunakan di gerbang masuk stasiun. Hal ini tentu dapat mengurangi jumlah antrian di loket tiket.
Baca Juga: Menyukseskan Pelatihan Karyawan Bersama LinovHR
Kesimpulan
Jika perusahaan mampu menghadapi era vuca dengan strategi yang benar, maka perkembangan serta situasi apapun yang akan terjadi di masa depan akan mampu diatasi dengan baik. Hingga pada akhirnya bisnis akan terus berkembang apapun kondisi yang terjadi.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.