Ketika mengalami kesulitan finansial, perusahaan akan melakukan segala cara untuk menghemat pengeluaran. Salah satunya adalah dengan melakukan lakukan layoff.
Perusahaan bisa melakukan layoff dengan memilih karyawan yang diberhentikan atau mengizinkan karyawan mengajukan diri untuk di-layoff.
Pengajuan diri dari karyawan untuk mengikuti layoff disebut dengan voluntary layoff.Â
Kali ini, LinovHR akan membahas tentang voluntary layoff. Mulai dari pengertian hingga cara melakukannya, Anda bisa menemukan semua jawabannya di sini.
Apa Itu Voluntary Layoff?
Voluntary layoff adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan karyawan yang mengajukan diri untuk menerima layoff.
Biasanya, perusahaan melakukan layoff dengan memilih karyawan mana saja yang diberhentikan. Namun, voluntary layoff membuka kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan diri dalam layoff jika mereka ingin.
Karyawan yang mengajukan diri dalam layoff akan menerima insentif finansial berupa pesangon. Jumlah yang diberikan bisa sama dengan karyawan yang diberhentikan oleh perusahaan, bisa pula berbeda.
Pemberhentian secara mandiri umumnya dilakukan oleh karyawan yang ingin mengganti bidang karier atau mengejar tujuan hidup lain.Â
Sebelumnya, karyawan mungkin belum bisa mengejar impiannya karena terkendala finansial. Namun berkat adanya voluntary layoff, karyawan akan menerima dukungan finansial yang dibutuhkan selagi mereka mencapai tujuannya.
Menerapkan layoff sukarela di perusahaan akan membawa manfaat berikut ini:
- Memberi dukungan untuk karyawan yang ingin keluar dari perusahaan.
- Memberi rasa aman pada karyawan yang tetap tinggal, karena hanya karyawan yang mengajukan diri saja yang diberhentikan.
- Menjaga branding perusahaan agar tetap positif. Hal ini penting karena biasanya berita tentang layoff perusahaan akan tersebar di masyarakat dan memengaruhi persepsi mereka terhadap perusahaan.
Bagaimana Perusahaan Memutuskan Perlu Melakukan Voluntary Layoff?
Perusahaan tentu harus berhati-hati ketika memutuskan untuk melakukan voluntary layoff. Pemberhentian sukarela ini tidak bisa dilakukan tanpa pertimbangan.
Ketika perusahaan mengalami kesulitan finansial, perusahaan bisa menurunkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Pengurangan ini bermanfaat untuk mengurangi pengeluaran operasional terkait dengan gaji, tunjangan, dan benefit karyawan.
Mengurangi tenaga kerja bisa dilakukan dengan mengadakan layoff, baik yang ditentukan perusahaan atau melalui pengajuan karyawan. Layoff sukarela bisa dilakukan jika perusahaan berniat memberhentikan karyawan untuk jangka panjang.
Jika perusahaan tidak berniat mempekerjakan kembali karyawan, layoff sukarela bisa dipilih. Layoff model ini biasanya membuat karyawan tidak bisa kembali bekerja di tempat yang sama lagi karena karyawan sudah menerima serangkaian insentif.
Sementara itu, jika perusahaan berniat mempekerjakan kembali karyawan setelah kondisi finansial membaik, perusahaan bisa merumahkan karyawan.Â
Merumahkan atau furlough berarti perusahaan tidak mempekerjakan karyawan selama beberapa waktu, tetapi karyawan bisa saja dipanggil untuk kembali bekerja jika kondisi sudah memungkinkan.
Ketika karyawan dirumahkan, karyawan tidak akan digaji. Namun, biasanya karyawan bisa tetap menikmati asuransi kesehatan dan benefit lainnya.
Baca Juga: Apakah Downsizing sama Dengan Layoff
Proses Voluntary Layoff
Jika perusahaan Anda akan melakukan layoff, Anda perlu tahu caranya terlebih dahulu. Dengan mengetahui cara melakukan layoff, Anda tidak akan salah langkah dan mengalami kesalahan.
Begitu pula dengan voluntary layoff. Apabila perusahaan Anda ingin menerapkannya, simak proses yang harus Anda lakukan di bawah ini:
1. Menjelaskan Insentif kepada Karyawan
Tahap pertama yang harus dilakukan perusahaan adalah mengumumkan insentif yang akan diterima karyawan voluntary layoff. Di tahap pertama ini, perusahaan harus bisa menjelaskan dengan transparan apa yang melandasi keputusan tersebut.
Pengumuman tentang insentif layoff harus Anda sampaikan melalui media informasi yang pasti akan diterima seluruh karyawan.
2. Menargetkan Divisi yang Harus Dikurangi
Meski harus mengurangi jumlah karyawan, sering kali perusahaan tidak berniat mengurangi karyawan di semua divisi.
Biasanya, layoff akan dilakukan spesifik pada suatu divisi tertentu. Karena itulah, jangan lupa untuk menargetkan divisi yang harus dikurangi jumlah karyawannya sebelum memulai layoff.
Anda bisa menargetkan divisi atau posisi tertentu. Namun, Anda tidak boleh menargetkan karyawan layoff berdasarkan usia atau gender karena hal itu merupakan salah satu bentuk diskriminasi.
3. Bekerja Sama dengan Legal
Sebelum memulai layoff, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan tim legal perusahaan terlebih dahulu.
Konsultasi dengan legal seperti legal staff atau legal officer harus dilakukan untuk mengetahui apakah layoff dan pemberian insentif untuk karyawan layoff sudah sesuai dengan peraturan pemerintah atau Undang-Undang.
Selain itu, Anda juga perlu memastikan apakah proses layoff yang perusahaan lakukan tidak akan mendiskriminasi siapapun.
Dengan melakukan konsultasi legal, Anda akan terhindar dari masalah di kemudian hari. Misalnya tuntutan dari karyawan.
Hindari Layoff dengan Mengefisiensikan Biaya Operasional
Voluntary layoff, merumahkan karyawan, atau PHK massal adalah mimpi buruk yang ingin dihindari oleh perusahaan. Namun, adanya masalah finansial membuat perusahaan mau tidak mau melakukan hal ini kepada para karyawannya.Â
Masalah finansial ini dapat dialami perusahaan jika tidak mampu menyeimbangkan biaya operasional dengan usaha meraih profit. Walau bukan masalah baru, tapi nyatanya masih banyak sekali perusahaan yang tidak bisa menanggulanginya.
Maka untuk mencegah terjadinya kesulitan finansial, Anda bisa menghemat biaya operasional. Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah menggunakan Software HR LinovHR dalam pengelolaan HRD.
Penggunaan teknologi dalam manajemen karyawan, membuat perusahaan dapat menekan biaya operasional dan melakukan penghematan di sana-sini.Â
Ini karena software membuat pekerjaan Anda lebih mudah dan cepat sehingga Anda tidak kehilangan banyak waktu. Waktu yang ada bisa digunakan untuk melakukan hal lain yang lebih produktif.
Selain itu, penggunaan software juga bisa memangkas biaya tenaga kerja. Dengan demikian, keuangan perusahaan bisa lebih sehat dan Anda tak perlu melakukan voluntary layoff.Â
Tak hanya hemat, Software HR LinovHR juga serba bisa. Software ini dilengkapi dengan beragam fitur yang memungkinkan Anda untuk mengelola kehadiran, cuti, izin, performa, kinerja, kompetensi, reimbursement, hingga payroll setiap karyawan secara efektif.
Jangan sampai ketinggalan, segera gunakan Software HR LinovHR agar tak perlu lagi melakukan voluntary layoff! Hubungi kami di sini untuk mendapatkan jadwal demo gratis!