UMR atau Upah Minimum Regional merupakan besaran upah yang telah diatur oleh pemerintahan Indonesia. Hadirnya batas ini untuk memastikan tidak adanya eksploitasi dari pihak pemilik bisnis dikarenakan pemberian gaji yang cenderung sangat kecil.
Di 2024 nilai UMR tertinggi di Indonesia jatuh kepada kota Bekasi dengan nilai terendah upahnya sebesar Rp5.343.430. Lalu diikuti oleh Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan DKI Jakarta yang nominal UMR nya juga masih di sekitar angka Rp5.000.000.
Namun selain daftar nilai tertingginya ada juga beberapa daerah yang memiliki UMR dengan nominal terendah. Untuk mengetahuinya secara lebih lanjut berikut ini beberapa daerah dengan nilai UMR terendah di Indonesia. Simak Selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: 12 Daerah dengan UMR Paling Tinggi di Indonesia Tahun 2024
10 Daerah dengan UMR Terendah Di Indonesia
Suatu nilai UMR tidak semata-mata ditetapkan secara asal. Ini tergantung dari beberapa faktor tertentu seperti, tingkat konsumsi atau standar hidup, penyerapan tenaga kerja, produktivitas bisnis, hingga masuknya investor di suatu daerah.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi peran dalam penentuan nominal UMR di suatu daerah. Untuk itu, beberapa daerah berikut ini mungkin saja tidak atau belum memaksimalkan beberapa faktor yang telah disebutkan tadi. Apa saja daerahnya? Simak selengkapnya di sini.
1. Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Nilai UMR daerah satu ini sebesar Rp2.038.005, alasan mengapa Banjarnegara menempati urutan pertama sebagai UMR terendah di Indonesia karena beberapa aspek. Pertama sektor ekonomi daerah ini masih didominasi oleh pertanian dan perkebunan.
Faktor kedua adalah pertumbuhan industri di daerah ini masih terbatas dan sangat kecil. Sehingga ini sangat mempengaruhi tingkat upah yang diberikan kepada pekerja.
2. Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Selanjutnya ada Wonogiri, di mana dengan nominal UMR sebesar Rp2.047.500. Sama halnya dengan Banjarnegara, daerah satu ini juga masih berfokus pada sektor agraris.
Selain itu, minimnya investasi yang masuk ke Wonogiri menjadi penyebab lain mengapa nilai upah pekerja di daerah ini relatif rendah.
3. Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Alasan serupa juga menjadi penyebab mengapa Sragen termasuk ke dalam daftar nilai UMR terendah di Indonesia. Tidak adanya pengembangan di sektor industri menjadi faktor utama mengapa UMR di daerah ini hanya sebesar Rp2.049.000 saja.
4. Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Daftar selanjutnya diisi oleh Kabupaten Blora, dengan nilai UMR sebesar Rp2.101.813. Walaupun daerah ini memiliki potensi sumber daya minyak dan gas yang sangat berlimpah, namun penduduknya masih banyak yang bergantung pada sektor pertanian dan kehutanan.
5. Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Masih dari daerah Jawa Tengah, ada Brebes dengan nilai UMR sebesar Rp 2.103.100. Walaupun daerah satu ini terkenal sebagai penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Upah pekerja di sektor ini masih rendah dibandingkan dengan daerah lainnya yang sudah berkembang dan beralih ke sektor industri.
6. Kota Banjar, Jawa Barat
Kini beralih ke Jawa Barat, di mana Kota Banjar masuk ke dalam daftar UMR terendah di Indonesia. Dengan nilai upah minimum sebesar Rp2.070.192.
Alasan utama mengapa nilai upah Banjar menjadi yang terendah di antara daerah Jawa Barat lainnya adalah karena daerah ini masih sangat bergantung pada sektor perdagangan kecil dan pertanian, yang cenderung memberikan upah minimum yang lebih rendah.
7. Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Berikutnya ada Kuningan, dengan nilai upah sebesar Rp2.074.666. Sama seperti kendala-kendala sebelumnya, sektor yang masih berfokus pada pertanian dan perkebunan menjadi alasan utama mengapa daerah satu ini memiliki nilai upah yang rendah.
8. Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat
Daftar selanjutnya ada Kabupaten Pangandaran yang terkenal akan sektor pariwisatanya. Walaupun begitu, daerah ini tetap menjadi daerah dengan UMR terendah sebesar Rp2.086.126.
Sektor wisata di pangandaran saat ini, belum mampu memberikan dampak signifikan terhadap kenaikan UMR mereka.
Selain itu, banyaknya pekerjaan di sektor informal juga menjadi alasan mengapa upah di daerah ini relatif rendah.
9. Kabupaten Gunungkidul, DIY Yogyakarta
Gunung Kidul dengan nilai UMR Rp2.188.041 juga menempati daftar upah minimum terendah di Indonesia. Daerah ini masih tergolong sebagai daerah yang bergantung pada sektor pertanian, meskipun sektor pariwisata mulai berkembang.
10 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur
Terakhir ada Situbondo di Jawa Timur. Daerah satu ini terkenal akan perkebunan tebu dan tembakau, serta perikanannya. Walaupun begitu Situbondo memiliki upah minimum sebesar Rp2.172.287 saja. Ini merupakan Angka terendah dibandingkan dengan daerah di Jawa Timur lainnya.
Itulah beberapa daerah dengan nilai UMR 2024 terendah di Indonesia. Selain daftar tersebut, masih banyak daerah lainnya yang menetapkan nilai upah pekerja dengan nominal yang rendah, seperti;
- Ciamis sebesar Rp 2.089.464,
- Garut sebesar Rp 2.186.437.
- Bantul sebesar Rp2.216.463,
- Kulon Progo sebesar Rp2.277.736,95,
- Sleman sebesar Rp2.315.976,39.
- Sampang sebesar Rp 2.182.861,
- Bondowoso sebesar Rp 2.183.590,00,
- Pacitan sebesar Rp 2.199.337,
- Pamekasan sebesar Rp 2.221.135.
Semua daftar di atas memiliki alasan mengapa UMR di daerah mereka memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Untuk solusi meningkatkannya, ini perlu peran dari segala aspek, termasuk yang terpenting adalah pemerintah, bantuan serta pengembangan di sektor tertentu, mungkin saja akan meningkatkan nilai upah pekerja pada daerah-daerah di atas.
Hindari Kesalahan Penggajian dengan Software Payroll LinovHR
Bisa dibilang proses payroll cukup memakan waktu dan membutuhkan ketelitian apabila dilakukan secara manual.
Diperlukan sebuah sistem terintegrasi yang memberikan kemudahan dalam pengurusan gaji karyawan. LinovHR jelas dapat memberikan solusi tersebut melalui software payroll.
Proses perhitungan gaji menjadi jauh lebih mudah dan akurat, sehingga tidak perlu khawatir terjadi kesalahan dalam proses mengurus payroll.
Fitur-fitur lengkap yang ditawarkan dalam software ini, seperti kalkulator gaji mampu menyesuaikan perhitungan UMR daerah, sehingga perusahaan dapat menghindari kesalahan dan memastikan hak karyawan terpenuhi.