Waspada Toxic Productivity di Tempat Kerja, Ini Tandanya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Toxic productivity
Isi Artikel

Memiliki karyawan yang produktif tentunya memiliki banyak manfaat dan keuntungan. Selain menguntungkan perusahaan, juga dapat meningkatkan kualitas SDM di perusahaan.

Namun, bagaimana jika produktifย  tersebut justru mengarah kepada yang toxic atau negatif? Fenomena ini dinamakan dengan toxic productivity.

Sesuatu yang berlebihan memang bukanlah hal yang bagus, begitu juga dengan produktivitas. Ketika seseorang mendorong untuk tetap produktif secara berlebihan dan melewati batas, maka hal tersebut dapat memicu suatu permasalahan baru nantinya.

Bahkan seringkali orang-orang yang melakukan ini tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan selama ini dapat berdampak buruk bagi dirinya dan juga perusahaan tempat mereka bekerja.

Oleh sebab itu, pada pembahasan kali ini, LinovHR akan menjelaskan dan memberikan tanda-tanda toxic productivity di lingkungan kerja.

Simak penjelasan berikut ini!

 

Mengenal Arti Toxic Productivity

Toxic productivity adalah sebuah obsesi yang tidak normal untuk selalu mengembangkan diri atau produktif di setiap saat dan akan merasa bersalah ketika tidak melakukannya.

Orang-orang yang mengalami toxic productivity, merasa perlu untuk selalu bekerja keras dan selalu produktif dimanapun mereka berada, meskipun mereka seharusnya tidak perlu untuk melakukan hal tersebut.

Perlu diketahui, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi toxic productivity, salah satunya yaitu kebudayaan itu sendiri.

Budaya di masyarakat menilai orang yang produktif akan lebih memiliki value dibandingkan yang tidak. Mereka yang produktif seringkali dianggap lebih baik dari orang-orang yang tidak atau kurang produktif.ย 

Hal tersebut pada akhirnya akan membentuk pola pikir masyarakat dan banyak orang yang ingin menjadi seperti itu.

Sekilas memang tidak ada yang salah mengenai hal tersebut. Namun, apabila produktivitas tersebut dapat mengganggu kesehatan baik secara fisik maupun mental, serta menjadikan orang tersebut anti sosial, maka akan menjadi sangat berbahaya.

 

Baca Juga: Kenali Toxic Employee di Lingkungan Kerja

 

Ciri-ciri Toxic Productivity

Terdapat berbagai macam ciri-ciri yang melekat pada orang yang mengalami toxic productivity, di antaranya:

 

1. Tidak Pernah Merasa Puas

Salah satu ciri yang paling mudah untuk dikenali oleh orang yang mengalami hal ini yaitu tidak pernah puas akan apa yang telah mereka kerjakan atau lakukan.

Orang-orang dengan toxic productivity akan selalu merasa apa yang mereka lakukan masih kurang dari standar yang diharapkan, meskipun kenyataanya mereka sudah melakukan lebih dari cukup.

Sehingga, mereka akan tetap terus produktif untuk memenuhi kepuasan batin yang mereka miliki.

 

2. Ekspektasi Tidak Realistis

Ciri yang selanjutnya yaitu membuat target atau ekspektasi yang tidak realistis terhadap dirinya sendiri atau bahkan cenderung mustahil.

Berawal dari penetapan yang tidak realistis itulah, yang nantinya menyebabkan mereka untuk terus melakukan banyak hal tanpa henti, sampai target yang mereka buat tercapai.

 

3. Merasa Bersalah Ketika Tidak Produktif

Toxic productivity akan membuat orang yang mengalaminya merasa bersalah, ketika mereka tidak melakukan sesuatu yang menghasilkan atau produktif, bahkan untuk istirahat sekalipun.

Maka tak jarang orang-orang dengan ciri ini, akan merasa kelelahan atau bahkan hingga jatuh sakit, baik secara fisik maupun mental.

 

4. Produktif dengan Berlebihan

Orang yang memiliki toxic productivity pastinya terobsesi secara mendalam dengan produktivitas. Bahkan mereka rela meninggalkan hal-hal penting lainnya, seperti makan, minum, mandi, atau bersosialisasi, hanya demi untuk selalu produktif setiap saat.

 

Baca Juga: Ini Ciri-ciri Red Flag di Dunia Kerja!

 

Dampak Buruk Toxic Productivity

Sekarang Anda sudah mengetahui pengertian dan juga ciri-ciri dari toxic productivity.

Maka selanjutnya, Anda juga perlu memahami apa saja dampak buruk yang akan dialami, jika melakukan hal ini untuk jangka waktu yang lama, di antaranya:

 

  • Dampak buruk yang pertama yaitu gangguan pada kesehatan. Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya orang-orang ini akan menjadikan hal-hal diluar pekerjaan menjadi bukan prioritas utama, termasuk beristirahat, makan, olahraga, dan sejenisnya.
  • Orang yang memiliki toxic productivity akan rentan untuk terkena stres berkepanjangan. Stres akan dipicu karena ketidakpuasan orang tersebut atas apa yang sudah ia lakukan. Hal ini tentunya berhubungan dengan salah satu ciri dari toxic productivity yaitu tidak pernah merasa puas.
  • Terjadinya burnout atau kehilangan minat terhadap sesuatu. Hal ini tentunya akan mempengaruhi produktivitas itu sendiri. Sebab, efek dari burnout sendiri bisa ke dalam segala hal, seperti pekerjaan, hobi, dan hal lainnya.

 

HR, Gunakan Software HR untuk Manajemen Produktivitas Karyawan

 

performance review

 

Toxic productivity merupakan hal yang membahayakan, terutama jika dibiarkan untuk jangka waktu yang lama. Karyawan yang terjebak dalam toxic productivity jadi tidak punya kehidupan lain selain bekerja. Karena terus memforsir diri untuk terus bekerja, mereka justru akan mengalami penurunan kinerja.ย 

Mereka akan lebih sering melakukan kesalahan, mereka tidak dapat memecahkan masalah, bahkan sampai tidak dapat lagi berhubungan baik dengan rekan kerja.

Hal ini terjadi karena mereka mengabaikan kesejahteraan dan waktu mereka untuk beristirahat. Tentu hal ini sangat tidak bagus untuk iklim perusahaan dan bisa merugikan perusahaan secara finansial.

Guna mencegah hal tersebut terjadi pada karyawan di perusahaan, maka diperlukan sebuah software yang dapat membantu manajemen dalam mengatur produktivitas karyawan.

Salah satu rekomendasi terbaiknya yaitu software HRIS LinovHR. Melalui software LinovHR, Anda dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya toxic productivity di dalam lingkungan kerja, melalui beberapa modul di bawah ini:

 

Modul Time Management

Aplikasi Absensi Online
Time Management

 

Melalui modul satu ini, Anda dapat mengatur jadwal dan juga jam kerja karyawan di dalam perusahaan, sesuai dengan kebutuhan dan pekerjaannya masing-masing.

Mengelola dan mengatur jadwal kerja karyawan agar sesuai dengan pekerjaannya, dapat mencegah karyawan untuk bekerja secara berlebihan, yang dapat berujung pada toxic productivity.

 

Organization Management

Modul organization management akan membantu manajemen dalam mengelola dan melihat pembagian job desc pada masing-masing karyawan.

Dengan begitu, karyawan akan menjadi lebih terarah dalam mengerjakan pekerjaannya, serta dapat mencegah terjadinya toxic productivity karena job description yang banyak dan berlebih.

 

Performance Management

Melalui modul performance management manajemen dapat memberikan penilaian dan target kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Penentuan target kerja yang jelas, akan memudahkan karyawan dalam mencapai tujuan atau target tersebut. Tak hanya itu, penentuan target juga berfungsi untuk membatasi karyawan, agar tidak bekerja secara berlebihan, terutama jika target tersebut sudah tercapai.

 

Tak hanya ketiga modul di atas, software HRIS LinovHR juga memiliki modul-modul lain, seperti payroll, recruitment, competency management, dan masih banyak lagi., Anda bisa ajukan demo gratisnya untuk mengetahui lebih dalam tentang software HRIS LinovHR.

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru