Tenaga kerja disabilitas belum banyak dijumpai di perusahaan Indonesia. Merujuk kepada UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disablitas, pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan untuk mempekerjakan pekerja disabilitas sekitar 1% – 2% dari total tenaga kerja.
Karyawan dengan disabilitas mungkin memang tampak berbeda. Namun, kemampuan penyandang disabilitas sama baiknya dengan karyawan lain. Para penyandang disabilitas mampu bersaing secara kompetitif dengan sistem pengelolaan tenaga kerja yang pastinya berbeda. Â
Burger King adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Di gerai Burger King cabang Sunset Road Bali, para penyandang disabilitas diberikan tanggung jawab yang sama dengan karyawan pada umumnya.Â
Hasilnya, pelayanan dan performa kerja karyawan disabilitas pun sama baiknya dengan karyawan umum di gerai restoran lain. Hal ini membuktikan bahwa dengan pengelolaan tenaga kerja yang tepat, karyawan dengan disabilitas bisa menunjukkan performa yang baik.Â
Manfaat Mempekerjakan Pekerja Disabilitas Bagi Perusahaan
Walau sudah jelas tertulis di undang-undang, penyerapan tenaga kerja disabilitas belum maksimal di banyak perusahaan. Umumnya perusahaan enggan mempekerjakan pekerja disabilitas karena menilai performa kerja mereka kurang maksimal.Â
Beberapa penyebabnya lain adalah kurangnya informasi dan pemahaman soal UU yang berlaku serta tidak tahu cara mencari tak tahu kemana mencari mencari karyawan difabel dengan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan.Â
Terlepas dari alasan mengapa perusahaan enggan mempekerjakan penyandang disabilitas, ada beberapa manfaat jika perusahaan lebih terbuka dalam hal rekrutmen bagi kalangan penyandang difabel. Di bawah ini adalah beberapa manfaat mempekerjakan pekerja disabilitas bagi perusahaan:Â
Meningkatkan Kesadaran Inklusivitas
Dengan mempekerjakan karyawan dari berbagai latar belakang termasuk karyawan disabilitas, maka perusahaan akan meningkatkan kesadaran inklusivitas di lingkungan kerja.
Brand Perusahaan
Perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas dan mampu mengelolanya dengan baik mempunyai nilai khusus di mata masyarakat. Penilaian yang baik secara otomatis akan meningkatkan kualitas brand. Saat brand perusahaan meningkat, masyarakat akan memilih perusahaan di antara kompetitor yang lain.Â
Pemasaran Produk Meningkat
Penjualan produk juga akan meningkat saat penilaian brand perusahaan mendapatkan penilaian positif dari masyarakat. Sebab, para konsumen berpikir bahwa perusahaan mempunyai morale value yang baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan pun akan baik pula. Dengan demikian, keuntungan juga akan meningkat.Â
Tips Pengelolaan Tenaga Kerja Disabilitas
Banyak perusahaan yang tidak memahami bagaimana cara mengelola Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) disabilitas atau difabel. Diperlukan berbagai cara khusus untuk mengelola karyawan penyandang disabilitas. Di bawah ini beberapa tips yang Anda bisa ikuti untuk memaksimalkan kinerja rekan-rekan disabilitas:Â
Identifikasi Aspek Kehidupan Disabilitas
Penyandang disabilitas harus memahami budaya perusahaan dan mampu berkontribusi untuk visi misi perusahaan. Dari hal tersebut, HRD harus memahami dan mengidentifikasi terlebih dahulu kondisi kehidupan penyandang disabilitas. Sebab, setiap rekan difabel mempunyai kebutuhan dan kondisi yang berbeda. Setelah melakukan identifikasi, langkah selanjutnya adalah mendiskusikan bagaimana cara membangun lingkungan yang ramah dan menyusun akomodasi bagi penyandang disabilitas sehingga mereka mampu bekerja dengan maksimal.
Baca Juga: Software Gaji Karyawan : Solusi Atasi Telat Transfer Gaji
Bangun Kesadaran Antara Karyawan Lain
Tips selanjutnya adalah membangun kesadaran di kalangan rekan yang lain. Agar karyawan penyandang disabilitas dapat berkontribusi dan bekerja sama sepenuhnya di perusahaan, semua karyawan harus memahami berbagai metode dan cara untuk menjadikan lingkungan kantor ramah bagi kalangan difabel. Hal ini dikarenakan masih rendahnya tingkat pemahaman orang lain terhadap kebutuhan penyandang difabel.Â
Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, HRD dapat menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan yang lain. Karyawan juga harus diberi informasi dasar tentang bagaimana cara membantu rekan difabel dalam keadaan darurat.
Buat Kebijakan Tertulis
Selain pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kesadaran, kebijakan tertulis juga harus diperhatikan. Segala aturan mengenai pekerja disabilitas dapat ditulis dalam employee handbook yang menggambarkan proses dialog interaktif dan berfokus pada kebutuhan komunikasi antara karyawan disabilitas dengan HRD. Pendekatan ini membantu memastikan para karyawan difabel untuk terhubung dengan HRD dan memastikan mereka memahami hak dan kebutuhannya di perusahaan.Â
Buat Penilaian Khusus
Sama halnya dengan karyawan yang lain, penyandang difabel juga membutuhkan penilaian kinerja. Hanya saja, sistem penilaian kinerja terpisah dan tidak bisa disamakan dengan karyawan lain. HRD harus tetap berpikiran terbuka dan evaluasi dengan cermat pekerjaan tiap karyawan difabel. American Association of People with Disability (AAPD) telah menyusun indeks kesetaraan kerja bagi seluruh karyawan dengan disabilitas yang berisi indikator kinerja, yaitu:
- Kepemimpinan,
- Komunikasi,
- Budaya kerja,
- Proses perekrutan,Â
- Community engagement.
Jujur Dengan Penilaian dan Feedback
Faktor kunci lain untuk meningkatkan inklusivitas di tempat kerja adalah memberikan feedback yang jujur ​​dan adil kepada karyawan. Jika HRD cenderung menunjukkan kelonggaran kepada karyawan difabel selama penilaian, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendeteksi kekurangan dan memperbaiki kinerja. Penilaian dan feedback yang jujur ​​akan membantu karyawan penyandang disabilitas merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya seperti karyawan lainnya. Manajer dan HRD perlu memahami gaya komunikasi dengan karyawan penyandang disabilitas yang lebih baik.Â
Demikianlah tips-tips yang untuk pengelolaan tenaga kerja dengan disabilitas. Para pekerja disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Pengelolaan yang tepat dapat membantu penyandang difabel mengeluarkan talenta terbaiknya. Pengelolaan SDM pun tidak boleh dibedakan dengan karyawan lainnya. Pekerja disabilitas harus sama-sama dikelola dengan baik. Â
Software HRD hadir untuk membantu HRD menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi semua kalangan dengan berbagai fitur. Contohnya dalam fitur reimbursement, HRD dapat menyusun jaminan kesehatan bagi penyandang difabel di samping gaji utama. Fitur lainnya adalah competency list yang membantu menyusun kompetensi apa saja yang dibutuhkan dari karyawan difabel untuk mencapai visi misi perusahaan. Dengan begitu, pengelolaan tenaga kerja dengan disabilitas dan lingkungan yang inklusif bisa terwujud. Hubungi LinovHR untuk keterangan selengkapnya!