Tech Winter: Pengertian, Ciri, Penyebab, Dampak, Cara Menghadapinya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Tech Winter: Pengertian, Ciri, Penyebab, Dampak, Cara Menghadapinya
Isi Artikel

Tech winter adalah sebuah fenomena yang beberapa tahun ke belakang ini banyak dialami oleh perusahaan berbasis teknologi seperti startup. Keadaan ini membuat pendanaan mereka melambat dan banyak dari perusahaan rintisan yang akhirnya bangkrut.

Lantas, sebenarnya apa ciri, penyebab, dan cara menghadapinya? Mari simak penjelasannya dalam artikel LinovHR berikut ini!

Apa Itu Tech Winter

Singkatnya, tech winter adalah istilah yang menggambarkan kondisi terjadinya penurunan dalam investasi, pendapatan, inovasi, dan aktivitas bisnis secara signifikan dan berkepanjangan.

Hal ini terjadi setelah adanya masa peralihan dari adaptasi teknologi yang masif kemudian mengalami perlambatan, permintaan pasar menurun, sehingga banyak perusahaan teknologi yang akhirnya mengalami masalah keuangan.

Jika dibiarkan, hal ini tidak hanya akan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan, tetapi juga berdampak ke para karyawan.

Ciri Tech Winter

Suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami tech winter jika mengalami ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya Penurunan Investasi

Ciri pertama, jika bisnis mengalami tech winter adalah terjadinya penurunan investasi. Di sini, para investor akan lebih berhati-hati dan mulai mengurangi pendanaan untuk proyek inovatif.

2. Terjadi Pemutusan Hubungan Kerja

Ciri selanjutnya adalah, adanya pemutusan hubungan kerja yang masif. Hal ini terjadi sebagai bentuk efisiensi karyawan demi menjaga keuangan perusahaan tetap aman dengan memangkas biaya tenaga kerja.

3. Turunnya Nilai Perusahaan

Saat mengalami fenomena ini, nilai alias valuasi perusahaan menurun tajam di mata pasar. Hal ini kemudian turut berdampak ke berbagai hal, mulai dari penurunan investasi hingga pemutusan hubungan kerja sama.

4. Pengurangan Inovasi

Investasi yang terus turun akhirnya membuat inovasi juga turut mandek karena adanya keterbatasan anggaran.

Dengan begini, kegiatan penelitian dan pengembangan di perusahaan bisa melambat.

Baca Juga: Apa Itu Starup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn

Penyebab Tech Winter

Penyebab tech winter bisa muncul dari berbagai sisi, baik global maupun domestik.

1. Kenaikan Suku Bunga pada Bank Sentral AS

Penyebab pertama adalah karena kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Langkah kenaikan ini sendiri dilakukan untuk mengatasi inflasi.

Namun, hal ini berimbas pada pendanaan modal yang menjadi semakin mahal, sehingga menyulitkan startup mendapatkan dana.

2. Ketegangan Geopolitik

Adanya ketegangan geopolitik antara negara, seperti perang antar negara, menyebabkan ketidakstabilan pasar global dan mengganggu supply chain, ini berdampak negatif pada bisnis startup.

3. Pasar yang Mulai Jenuh

Disadari atau tidak, sudah terlalu banyak startup yang menawarkan layanan serupa, yang mengakibatkan persaingan ketat dan membuat beberapa startup akhirnya tidak mampu bertahan.

4. Pergeseran Tren dan Permintaan Pasar

Faktor lainnya bisa juga disebabkan karena tren teknologi yang bergeser, begitu juga dengan permintaan pasar yang berubah dengan cepat. Sayangnya, beberapa startup tidak mampu mengikuti hal ini.

5. Pengeluaran yang Berlebihan

Di masa awalnya, banyak startup yang terlalu berfokus pada pertumbuhan dan mengabaikan profitabilitas, sehingga mereka kehabisan pendanaan ketika pendanaan mulai berkurang.

Dampak Tech Winter

Fenomena tech winter membawa beberapa dampak negatif bagi perusahaan terutama startup. Adapun beberapa dapat menyebabkan berbagai dampak, di antaranya:

1. Kebangkrutan Perusahaan

Menurunnya minat para investor untuk melakukan pendanaan membuat perusahaan serta startup memiliki pertumbuhan bisnis yang rendah dan lambat. Lama kelamaan, hal ini bisa membuat perusahaan mengalami bangkrut dan akhirnya tutup.

2. Berkurangnya Inovasi

Tech winter yang terjadi dalam jangka waktu lama bisa membuat inovasi bisnis semakin berkurang karena ketiadaan anggaran maupun suntikan dana untuk melangsungkan riset dan proyek.

Pada akhirnya, perusahaan bisa kalah saing dibanding kompetitor karena variasi produk dan layanan yang mandek alias tidak berkembang.

3. PHK

Sebagai dampak dari kurangnya anggaran, maka para karyawan juga turut mengalami efisiensi dengan tujuan untuk menghemat biaya operasional. Selain itu, perekrutan juga biasanya dihentikan untuk sementara waktu.

Cara Menghadapi Tech Winter Bagi Perusahaan

Lalu, bagaimana cara menghadapi tech winter agar perusahaan mampu bertahan di tengah krisis? Berikut cara-caranya.

1. Melakukan Inovasi

Cara pertama adalah dengan menonjolkan layanan pada bidang yang sedang banyak dicari masyarakat untuk menciptakan solusi lewat riset dan pemahaman tren pasar.

Misalnya Anda bergerak di perusahaan teknologi  AI atau kecerdasan buatan, maka Anda bisa fokus mengembangkan layanan seperti cloud computing, cyber security, big data, maupun hal-hal serupa.

2. Membuat Portofolio Menarik

Untuk menarik minat investor, buat portofolio pekerjaan yang menarik untuk menaikkan nilai perusahaan.

Perlihatkan potensi dan kapabilitas perusahaan terhadap bidang yang digeluti. Portofolio dapat dibuat di blog, GitHub, maupun LinkedIn.

3. Memperluas Basis Pelanggan dan Pasar

Tips selanjutnya adalah memperluas basis pelanggan dan lingkup pasar.

Ada kalanya, produk Anda diminati oleh pangsa pasar di luar target pasar. Jangan batasi diri dan coba perluas lingkup pasar dan basis pelanggan dengan melakukan promo, menyediakan layanan berkualitas, dan meningkatkan strategi retensi pelanggan.

4. Melakukan Penghematan

Mengelola anggaran sedemikian rupa merupakan kunci penting untuk mempertahankan perusahaan. Jika dibutuhkan, efisiensi karyawan bisa dilakukan untuk menghemat proses operasional.

Ingat, setiap rupiah yang dikeluarkan harus membawa nilai berharga bagi bisnis. Nah, itu dia pembahasan mengenai serba-serbi fenomena tech winter. Semoga tulisan di atas bisa menjawab kebingungan Anda!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Artikel Terbaru