Melakukan internal training adalah salah satu cara perusahaan untuk mengatasi gap keterampilan antarkaryawan. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan setiap karyawan memiliki kemampuan yang hampir sama. Walau dikhususkan untuk internal perusahaan, bukan berarti kegiatan pelatihan ini bisa berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Nyatanya, ada saja tantangan yang dihadapi divisi SDM dalam melakukan internal training. Bagi Anda yang sedang atau ingin merencanakan pelatihan internal di perusahaan, wajib tahu apa saja tantangan yang biasanya dialami. Dengan begitu, Anda bisa melakukan antisipasi lebih awal.Â
Mari simak apa saja tantangan dalam melakukan internal training yang sering dialami divisi SDM.Â
Apa Itu Internal Training
Internal training adalah kegiatan pelatihan dalam sebuah organisasi yang dilakukan oleh bagian Learning & Development. Kegiatan ini biasanya akan mengajarkan kepada karyawan mengenai contoh kasus dari konflik, masalah, dan tantangan nyata dan terjadi di perusahaan.
Masalah dan tantangan yang dibahas dalam pelatihan ini akan ditemui karyawan setiap harinya di tempat kerja. Oleh karena itu, pelatihan internal ini akan memberikan keterampilan serta pengetahuan yang dibutuhkan karyawan dalam menangani pekerjaan mereka nantinya.
Baca Juga: Training and Development Specialist, Apa Tugasnya?
Tantangan Melakukan Training Internal Karyawan
Internal training adalah pelatihan dari perusahaan yang mengacu pada penambahan dan peningkatan kemampuan para karyawan terkait dengan hal-hal operasional perusahaan.
Walau banyak sisi positif dari kegiatan ini, nyatanya banyak karyawan yang merasa kegiatan ini begitu membosankan. Hal inilah yang terkadang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pelatihan internal.
Selain dianggap membosankan, ada beberapa hambatan lainnya yang terkadang menjadikan pelatihan ini tidak berjalan efektif, seperti berikut ini.
1. Program Pelatihan Disusun Tanpa Memperhatikan Peserta
Tantangan pertama ketika Anda mengadakan pelatihan internal adalah Anda tidak mempertimbangkan kepada siapa program tersebut akan disampaikan. Sehingga, penyusunan silabus materi terkesan terlalu padat, ketinggalan zaman, berulang, dan tidak berguna.
Pada akhirnya, peserta pelatihan tidak dapat menikmati pelatihan dan kegiatan hanya akan berakhir sia-sia.
Baca Juga: Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Materi Training Karyawan
2. Memilih Pembicara atau Pelatih
Salah satu tantangan yang sering dihadapi saat menyusun agenda pelatihan internal adalah siapa yang paling ideal untuk memberikan materi pelatihan.
Apakah perusahaan cukup mengandalkan talenta yang ada di perusahaan atau harus mengundang pelatih dari luar yang akan membawa pengalaman, keterampilan, dan konsep baru?
Kunci utama untuk mengatasi masalah ini adalah coba lihat lagi goals yang hendak dicapai dari kegiatan. Akan ada saat-saat di mana menggunakan aset internal justru lebih baik dari pelatih eksternal. Misalnya saja memberikan pelatihan induksi.Â
Namun, terkadang mengundang pelatih dari luar akan jauh lebih baik sebagai cara perusahaan untuk mendapatkan perspektif baru.
Jadi, cobalah lihat kembali goals dari kegiatan.
3. Standarisasi Pelatihan
Mendapatkan hasil pembelajaran yang sama dengan apa yang diajarkan dalam materi pelatihan adalah tantangan dalam pelatihan internal, terutama dalam lingkungan perusahaan yang besar. Oleh sebab itu, perusahaan perlu membuat sebuah standarisasi pelatihan.
Sangat penting bagi perusahaan untuk membuat silabus yang jelas dan tidak ambigu. Selain itu, pertimbangkan juga untuk membuat modul pelatihan standar.
Baca Juga: Perhatikan Aspek Berikut Sebelum Mengadakan Training Karyawan
4. Hanya Fokus Melatih Keterampilan yang Rendah
Pelatihan yang diadakan perusahaan juga memiliki tujuan untuk memperbaiki kelemahan karyawan. Tak hanya untuk meningkatkan keterampilan menjadi lebih baik. Jika Anda hanya fokus pada usaha meningkatkan keterampilan, maka pada akhirnya Anda hanya akan mendapatkan kemampuan karyawan rata-rata.
5. Perbedaan Generasi di Tempat Kerja
Tidak bisa kita pungkiri, satu tempat kerja pasti memiliki orang-orang dari generasi yang berbeda. Nah, perbedaan generasi ini bisa menjadi tantangan tersendiri saat mengembangkan pelatihan internal.Â
Contoh kasus, jika di tempat kerja Anda lebih banyak milenial, maka pelatihan online akan sangat cocok untuk mereka. Namun, tentu Anda perlu mempertimbangkan generasi karyawan yang lebih tua. Online training yang menggunakan banyak perangkat elektronik tentu kurang sesuai untuk mereka.
Oleh karena itu, cobalah untuk mengembangkan metode pelatihan yang beraneka ragam sesuai dengan konten pelatihan. Selain itu, coba libatkan karyawan milenial untuk melatih karyawan yang lebih tua.
6. Karyawan Cenderung Pasif Selama Pelatihan
Memastikan karyawan terlibat secara aktif selama pelatihan adalah salah satu tantangan terbesar. Hal ini umumnya terjadi karena karyawan tidak dapat memahami apa tujuan kegiatan atau melihat relevansi antara pelatihan dan dirinya.
Cara mengatasi hal ini adalah membuat penyampaian materi dengan beberapa cara seperti micro learning atau menggunakan elemen audio visual.
7. Mendapatkan Feedback Setelah Pelatihan
Pelatihan internal tidak hanya berhenti sampai kegiatan tersebut terlaksana. Justru, pelatihan harus terus dilanjutkan hingga memastikan apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.Â
Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan feedback dari para peserta. Namun sayangnya, mengumpulkan feedback pelatihan tidaklah semudah itu. Divisi SDM selalu kesulitan dalam memantau dan memastikan tingkat penyelesaian dan pencapaian dari tiap individu yang terlibat dalam pelatihan.
Mudah Melakukan Training Internal Bersama Software HRIS LinovHR
Internal training adalah model pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan karyawan di perusahaan. Namun, walau cakupannya hanya internal saja, perusahaan tetap perlu membuat perencanaan dengan matang agar bisa mencapai hasil yang diharapkan.
Tidak cuma itu, membuat perencanaan pelatihan yang baik juga dapat membantu perusahaan untuk meminimalisir gangguan atau tantangan yang ada dan dapat dengan cepat mengatasinya.
Namun, terkadang perusahaan mengalami kendala tersendiri dalam merencanakan pelatihan karyawan. Hal ini biasa dialami oleh perusahaan yang masih menggunakan cara-cara manual.
Sehingga kegiatan pelatihan tidak bisa dijalankan dengan efektif dan efisien, padahal untuk melakukan pelatihan perusahaan mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Agar hal ini tidak menimpa perusahaan Anda, ada baiknya Anda rencanakan pelatihan internal dengan bantuan Learning Management System yang menjadi bagian dari Software atau Aplikasi HRIS LinovHR. Seperti namanya, software ini memang dikhususkan untuk membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengelola training lebih efektif dan efisien.
Learning Management System memiliki fitur-fitur yang bisa dimanfaatkan untuk merencanakan pelatihan, seperti Learning Checklist yang bisa menjadi standarisasi apa saja yang perlu diselesaikan karyawan dalam pelatihan.
Lalu, untuk menghitung berapa budget yang perlu dikeluarkan untuk mengadakan pelatihan, Anda bisa menggunakan fitur Budget Calculation dan Budget Calculation Setup.
Selanjutnya untuk memudahkan karyawan perusahaan mengakses materi, LMS LinovHR memiliki fitur e-Learning. Fitur ini memungkinkan karyawan untuk mengakses materi pelatihan secara langsung di website perusahaan.
Dengan Learning Management System LinovHR, pengelolaan pelatihan karyawan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan tepat dalam satu software saja.Â
Ayo ajukan demo gratisnya sekarang untuk tahu lebih lanjut!