Mengenal Apa Itu Stress Testing: Pengertian, Jenis, dan Tipenya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

stress testing
Isi Artikel

Stress testing merupakan sebuah istilah yang sering digunakan pada dunia software development. Seperti namanya, istilah ini digunakan oleh seorang software developer untuk melakukan pengujian atau tes, terhadap beberapa software atau aplikasi tertentu.

Di dalam dunia teknologi, pengujian merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kelebihan dan kelemahan suatu software atau aplikasi.

Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini, LinovHR akan membahas secara mendalam apa itu stress testing, mulai dari pengertian, jenis, hingga pada tipe-tipe yang ada.

Tanpa perlu berlama-lama lagi, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa yang Dimaksud Stress Testing?

Dilansir dari Geeks for Geeks, stress testing adalah sebuah pengujian yang dilakukan terhadap sebuah software atau perangkat lunak.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari sebuah software atau perangkat lunak yang dibuat, dengan cara melakukan pengujian di luar batas normal penggunaan.

Stress testing sendiri perlu digunakan untuk beberapa software tertentu. Namun, umumnya pengujian ini dilakukan pada semua jenis software atau aplikasi yang dibuat oleh developer.

Melalui pengujian ini, developer jadi mengetahui tingkat ketahanan dan juga stabilitas dari software yang dikembangkannya, terutama ketika digunakan pada kondisi di luar batas normal pemakaian.

Sederhananya, pengujian software ini dilakukan agar software atau perangkat lunak yang dibuat tidak akan mudah rusak ketika digunakan pada situasi yang ekstrem.

Maka dari itu, stress testing biasanya disebut juga sebagai endurance testing atau torture testing.

Alasan Stress Testing Perlu Dilakukan

Terdapat beberapa karakteristik yang melatarbelakangi alasan perlunya dilakukan sebuah stress testing pada sebuah software, di antaranya:

  • Untuk mengetahui behavior sistem setelah mengalami kegagalan atau failure.
  • Untuk memastikan sistem dapat berjalan kembali setelah mengalami kegagalan atau system failure.
  • Untuk mengetahui apakah sistem pada software dapat berjalan pada kondisi yang ekstrem.
  • Untuk memastikan apakah sistem akan menyimpan data sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sistem.
  • Untuk memastikan sistem mengeluarkan pesan error, ketika sedang mengalami kondisi stress atau ekstrem.

Lingkup Pengujian

Kini Anda telah memahami dan mengetahui secara singkat, pengertian dan juga alasan dilakukannya sebuah pengujian pada software atau perangkat lunak.

Dikutip dari IR, terdapat beberapa komponen atau ruang lingkup yang masuk ke dalam pengujian dari stress testing, di antaranya:

  • Response Times. Pengujian ini berkaitan dengan berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh software untuk merespon input yang diberikan oleh pengguna.
  • Hardware Constraints. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur penggunaan pada hardware atau perangkat keras pada software, seperti CPU, RAM, Disk I/O. Hardware yang baik, dapat meningkatkan response time menjadi lebih cepat dan optimal.
  • Throughput. Pengujian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui besaran data yang dikirim dan juga diterima, selama proses pengujian berlangsung yang didasari dari level bandwidth.
  • Database Reads and Writes. Pengujian ini dilakukan pada aplikasi atau software yang menggunakan beberapa sistem sekaligus. Stress testing dapat mengindikasikan mana saja sistem yang memiliki kendala, hingga menyebabkan stuck.
  • Open Database Connections. Pengujian pada elemen ini, bertujuan untuk melihat database yang besar pada suatu software. Semakin besar database, maka akan mempengaruhi response time dari software atau perangkat lunak itu sendiri.
  • Third-party Content. Halaman web dan juga aplikasi, umumnya sangat bergantung pada komponen pihak ketiga. Melalui stress testing, developer dapat melihat komponen mana saja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja halaman dan aplikasi.

Baca Juga: Apa itu Pre Test dan Post Test, Berikut ini Pembahasannya

Tipe-tipe Stress Testing

tipe stress testing
tipe testing

Pada dasarnya stress testing terbagi ke dalam 5 tipe. Berikut ini adalah tipe-tipe yang umum untuk ditemukan.

Distributed Stress Testing

Pada pengujian tipe yang pertama ini, pengujian dilakukan pada semua klien yang terhubung ke server website.

Nantinya server stress akan melakukan pendistribusian serangkaian stres tes kepada client, untuk melihat status pada client.

Application Stress Testing

Pada tipe yang kedua ini, pengujian dilakukan untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada software atau aplikasi. Seperti masalah jaringan, pemblokiran, penguncian, hingga kemacetan atau bottleneck di dalam sebuah aplikasi.

Systematic Stress Testing

Tipe yang ketiga yaitu pengujian sistematik. Pengujian ini digunakan untuk menguji banyak sistem yang ada pada sebuah server website.

Tujuan pengujian ini, yaitu untuk mendeteksi jika terjadinya kecacatan, yang dimana ada sebuah software menginterupsi software lainnya.

Exploratory Stress Testing

Di dalam pengujian exploratory ini, pengujian dilakukan dengan cara yang tidak biasa atau tidak akan terjadi pada penggunaan sesungguhnya.

Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi apabila terdapat sebuah kecacatan pada skenario tidak diharapkan tersebut. Beberapa skenarionya yaitu:

  • Pengguna dengan jumlah yang banyak melakukan login ke dalam aplikasi di waktu yang sama.
  • Dimasukkannya volume data dalam jumlah yang besar ke dalam database.
  • Database mati atau offline, ketika sedang diakses melalui website.

Transactional Stress Testing

Tipe pengujian stres yang terakhir yaitu tipe transaksional. Sesuai namanya, pengujian ini dilakukan untuk menguji transaksi yang terjadi diantara aplikasi.

Tujuannya yaitu untuk mengoptimasi dan menyempurnakan sistem yang ada di sebuah software atau aplikasi.

Baca Juga: Hal Penting Untuk Menjadi Software Engineer

Demikianlah pembahasan mengenai stress testing yang sering ditemukan di dalam dunia software development.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stress testing dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, kecacatan, ataupun stabilitas dari sebuah software atau perangkat lunak.

Tujuan dari pengujian ini sendiri yaitu untuk pengoptimalan dan penyempurnaan sistem pada sebuah software. Agar dapat berjalan dan bertahan lama, meskipun digunakan pada kondisi yang tidak seharusnya atau ekstrem.

Semoga bermanfaat!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru