Di antara banyaknya metode tes kepribadian, STIFIn merupakan salah satu yang cukup populer di Indonesia.
Tes ini dikembangkan sebagai alat untuk mengenali tipe kepribadian seseorang melalui identifikasi kekuatan-kekuatan utama di dalam diri mereka.
Melalui metode ini, seseorang bisa memahami potensi dasarnya berdasarkan kecenderungan dominan otak mereka.
Ingin tahu pembahasannya lebih lanjut? Simak artikel LinovHR berikut ini sampai tuntas!
Mengenal Tes Kepribadian STIFIn
STIFIn adalah singkatan dari lima tipe kepribadian utama yang diyakini mendasari karakter dan cara berpikir seseorang.
Berbeda dengan metode kepribadian lain seperti MBTI atau DISC, STIFIn berfokus pada penggunaan bagian otak yang paling dominan untuk menentukan tipe kepribadian seseorang.
Metode ini didasarkan pada prinsip bahwa setiap individu memiliki mesin kecerdasan tertentu yang terbagi ke dalam lima kategori serta bekerja secara otomatis pada satu wilayah otak tertentu.
Pendekatan dalam metode ini membagi otak manusia ke dalam lima fungsi utama yang kemudian memunculkan lima tipe kepribadian utama.
Misalnya, tipe Sensing berkaitan dengan bagian otak yang fokus pada fakta dan detail, sementara tipe Intuiting cenderung berfokus imajinasi dan visi. Tes STIFIn ini dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui sidik jari.
Baca juga: 8 Jenis Tes Psikologi yang Menguak Habis Karakter Calon Karyawan
Manfaat Tes Kepribadian STIFIn di Tempat Kerja
Tes STIFIn telah cukup banyak digunakan di tempat kerja untuk memaksimalkan potensi karyawan dan membangun tim yang lebih efektif. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari tes ini di lingkungan kerja:
1. Pemetaan Potensi Karyawan
Dengan mengetahui tipe kepribadian dan kecerdasan dari setiap karyawan, perusahaan dapat lebih mudah menempatkan individu pada posisi yang sesuai dengan kemampuan dan kecenderungan mereka.
Misalnya, karyawan dengan tipe Thinking mungkin lebih cocok dalam posisi analitis, sedangkan tipe Feeling lebih cocok dalam bidang yang melibatkan interaksi sosial.
2. Meningkatkan Kerjasama Tim
Tes ini dapat membantu karyawan untuk saling mengenali perbedaan cara berpikir di antara anggota tim.
Dengan begitu, konflik dapat lebih diminimalisir dan kolaborasi dapat lebih ditingkatkan karena setiap anggota tim dapat memahami kekuatan dan kelemahan satu sama lain.
3. Pengembangan Karier yang Tepat
Tes ini membantu karyawan dan perusahaan untuk merancang jalur karier yang sesuai dengan tipe kecerdasan masing-masing.
Dengan demikian, potensi mereka dapat berkembang secara optimal dan lebih cepat mencapai target yang diharapkan.
4. Meningkatkan Kepuasan Kerja
Ketika karyawan ditempatkan sesuai dengan kepribadian dan potensi mereka, mereka cenderung merasa lebih puas dan termotivasi dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat pergantian karyawan.
Tipe Kepribadian dalam STIFIn
Dalam STIFIn, terdapat lima tipe kepribadian utama yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri:
1. Sensing (S)
Individu dengan tipe Sensing cenderung praktis, teliti, dan fokus pada detail. Mereka lebih suka pada informasi nyata dan mengutamakan fakta dalam pengambilan keputusan.
Tipe ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
- Sensing Introvert (Si): Orang dengan tipe Si cenderung lebih berhati-hati, teliti, dan fokus pada tugas yang membutuhkan perhatian mendetail. Mereka lebih nyaman bekerja dalam lingkungan yang tenang dan teratur, sering kali cenderung mengikuti rutinitas yang sudah ada.
- Sensing Ekstrovert (Se): Se adalah individu yang aktif dan responsif terhadap lingkungan sekitar. Mereka biasanya senang berinteraksi secara langsung, suka pengalaman baru, dan memiliki dorongan untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas fisik atau pekerjaan lapangan.
2. Thinking (T)
Tipe Thinking memiliki kemampuan analitis yang kuat. Mereka adalah sosok yang rasional, objektif, dan sering kali lebih nyaman dalam menyelesaikan masalah yang membutuhkan logika dan data.
Tipe ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
- Thinking Introvert (Ti): Tipe Ti adalah pemikir analitis yang cenderung berorientasi pada logika. Mereka lebih nyaman memproses informasi secara internal dan sering kali membutuhkan waktu sendiri untuk memikirkan solusi terbaik.
- Thinking Ekstrovert (Te): Orang dengan tipe Te cenderung lebih vokal dan terbuka dalam menyampaikan pandangan logis mereka. Mereka lebih nyaman dalam lingkungan kerja yang dinamis, dan sering kali berperan sebagai pemimpin yang mendorong keputusan berbasis data di antara anggota tim.
3. Intuiting (I)
Orang dengan tipe Intuiting adalah pemikir kreatif yang lebih mengandalkan visi dan ide-ide baru. Mereka memiliki pandangan yang luas dan cenderung melihat peluang serta pola yang tersembunyi pada hal-hal yang tampak tak berkaitan.
Tipe ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
- Intuiting Introvert (Ii): Tipe Ii adalah pemikir konseptual yang mendalam, cenderung menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi ide-ide kompleks dan berpikir jangka panjang. Mereka lebih suka bekerja dalam situasi yang memungkinkan refleksi dan kreativitas tanpa banyak gangguan.
- Intuiting Ekstrovert (Ie): Orang dengan tipe Ie cenderung lebih spontan dan ekspresif dalam menyampaikan ide-ide mereka. Mereka mudah terinspirasi oleh peluang baru dan senang berkolaborasi dengan orang lain dalam mengembangkan konsep-konsep inovatif.
4. Feeling (F)
Tipe Feeling berorientasi pada emosi dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Mereka cenderung memahami dan menghargai perasaan sehingga cocok dalam peran yang membutuhkan empati dan interaksi sosial.
- Feeling Introvert (Fi): Fi adalah individu yang sangat introspektif dan peka terhadap perasaan mereka sendiri. Mereka cenderung memiliki empati tinggi dan senang bekerja di lingkungan yang memungkinkan hubungan interpersonal yang dalam dan bermakna.
- Feeling Ekstrovert (Fe): Orang dengan tipe Fe lebih ekspresif secara emosional dan senang membangun hubungan sosial yang luas. Mereka cenderung mudah bergaul, memperhatikan perasaan orang lain, dan memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di sekitar mereka.
5. Insting (In)
Tipe Insting memiliki kekuatan intuisi yang tajam dan cenderung mengikuti firasat mereka. Tipe ini cenderung suka bertindak secara spontan mengikuti naluri dan juga rela berkorban untuk orang lain.
Berbeda dengan tipe lain, kecerdasan Insting tidak memiliki kemudi kecerdasan introvert maupun extrovert.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode STIFIn dapat menjadi panduan untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain, mulai dari karakter mereka sebagai individu hingga potensi kecerdasan mereka.
Hal ini bisa sangat berguna dalam pengembangan diri, peningkatan hubungan interpersonal, dan efektivitas kerja.