Apa Itu Sticky Wages dan Pengaruhnya pada Penggajian

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

sticky wages
Isi Artikel

Dalam dunia ekonomi, salah satu fenomena yang sering menjadi perhatian adalah konsep “sticky wages”.

Istilah ini merujuk pada situasi di mana upah karyawan tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar. 

Situasi ini memiliki dampak yang signifikan pada dinamika pasar tenaga kerja, terutama selama periode krisis ekonomi. Mengapa demikian? Mari simak artikel LinovHR ini untuk mengetahui pembahasan mendalam mengenai sticky wages!

 

 

Apa Itu Sticky Wages?

Sticky wages adalah konsep dalam ekonomi yang menjelaskan bagaimana upah pekerja cenderung tidak berubah dengan cepat saat kondisi pasar tenaga kerja berubah.

Berbeda dengan harga barang lain yang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan, upah pekerja cenderung tetap tinggi, terutama saat pasar tenaga kerja sedang tidak dalam kondisi baik, karena pekerja biasanya menolak pemotongan upah.

Hal ini bisa terjadi karena adanya serikat pekerja atau kontrak kerja yang melindungi pekerja.

Akibatnya, dalam situasi ekonomi sulit seperti resesi, upah yang kaku ini dapat menyebabkan tingkat pengangguran meningkat dan ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja, serta membuat pemulihan ekonomi menjadi lebih lambat.

 

Penyebab Sticky Wages

Penyebab sticky wages ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab sticky wages berdasarkan beberapa faktornya:

 

Penyebab Sticky Wages
Penyebab Sticky Wages

 

1. Serikat Pekerja

Serikat pekerja adalah organisasi yang mewakili kepentingan pekerja dan seringkali memiliki kekuatan tawar kolektif yang signifikan. 

Para anggota serikat pekerja biasanya memiliki perjanjian kontrak yang mengatur upah dan kondisi kerja. 

Ketika ada usulan pemotongan gaji, serikat pekerja dapat menolaknya dan bahkan mengadakan mogok kerja sebagai tindakan protes. 

Hal ini membuat pengusaha sulit untuk mengurangi upah pekerja mereka, bahkan jika kondisi ekonomi memaksa penurunan upah.

 

2. Teori Upah Efisiensi

Teori ini menyatakan bahwa upah yang lebih tinggi dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

Dalam situasi ini, pekerja bersedia bekerja lebih keras dan lebih produktif karena mereka merasa dihargai dan diberi kompensasi yang adil. 

Ketika perusahaan mencoba memotong upah, pekerja mungkin akan merasa terganggu secara psikologis, hal ini dapat mengakibatkan penurunan semangat kerja dan produktivitas.

Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa upah cenderung tetap stabil meskipun kondisi ekonomi berubah.

 

3. Undang-Undang Upah Minimum

Undang-undang yang mengatur upah minimum mengharuskan pengusaha membayar upah setidaknya pada tingkat yang ditentukan oleh kebijakan yang berlaku.

Karena itu, pengusaha tidak dapat memotong upah di bawah tingkat ini. Hal ini menciptakan lantai harga untuk upah, yang dapat mencegah penurunan upah bahkan jika pasokan tenaga kerja berlebihan.

 

4. Kontrak Kerja

Banyak pekerja memiliki kontrak kerja yang menetapkan upah untuk jangka waktu tertentu, misalnya, setahun. 

Selama periode kontrak ini, upah tidak dapat dipotong tanpa melanggar kontrak.

Pengusaha harus mematuhi ketentuan kontrak kerja ini, sehingga upah tetap stabil selama masa kontrak.

 

5. Biaya yang Terkait dengan Tenaga Kerja

Merekrut dan melatih pekerja baru melibatkan biaya yang tidak sedikit. 

Jika pengusaha memotong upah pekerja yang telah menjalani pelatihan, mereka mungkin akan memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan lain. 

Hal ini akan menimbulkan biaya yang terkait dengan merekrut dan melatih pekerja baru.

Oleh karena itu, pengusaha dapat enggan memotong upah pekerja mereka untuk menghindari biaya tambahan ini.

 

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

 

Sticky Wages dan Jobseeker 

Sticky wages adalah konsep di mana upah karyawan tidak dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar, sehingga mempengaruhi ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja. 

Selama krisis ekonomi, upah yang sulit bergerak membuat perusahaan sulit untuk menurunkan gaji karyawan saat permintaan barang menurun. 

Akibatnya, perusahaan mungkin memilih untuk mem-PHK karyawan mereka. Hal ini nantinya akan berkontribusi pada peningkatan tingkat pengangguran. 

Dalam konteks pencari kerja, kenaikan pengangguran akibat upah yang sulit bergerak dalam situasi krisis dapat menyulitkan para jobseeker untuk menemukan pekerjaan.

Seiring waktu, inflasi yang perlahan dapat memotong upah nominal, membantu pasar tenaga kerja mencapai keseimbangan.

Akan tetapi, jika inflasi sangat rendah, pemulihan ekonomi mungkin lebih lambat karena penurunan upah riil tidak cukup untuk mengembalikan keseimbangan di pasar tenaga kerja.

 

Kelola Penggajian Karyawan Lebih Mudah dengan Software Payroll LinovHR

Mengelola penggajian karyawan adalah tugas yang krusial, tetapi seringkali rumit dalam berbagai perusahaan. Apalagi nominal gaji tiap karyawan pun sangat beragam dan dinamis.

Namun, sekarang Anda tidak perlu khawatir lagi dalam mengelola gaji karena semua prosesnya dapat dilakukan lebih mudah dengan menggunakan Software Payroll LinovHR.

 

Banner Payroll 2

 

Software Payroll LinovHR menyediakan solusi yang canggih untuk mengotomatisasi proses penggajian, menghitung upah, tunjangan, dan potongan dengan akurasi tinggi.

Selain itu, software ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengakses catatan gaji karyawan, mencetak laporan gaji, dan mengatur penggajian dengan lebih terorganisir.

Dengan Software Payroll LinovHR, perusahaan dapat menghemat waktu, mengurangi risiko kesalahan, dan memberikan kenyamanan kepada tim HR dalam mengelola penggajian karyawan.

Bahkan Software Payroll LinovHR mampu memproses penghitungan gaji dalam hitungan menit untuk jumlah karyawan mencapai 2000 orang.

Jika Anda ingin mempermudah pengelolaan penggajian karyawan dalam perusahaan Anda.

Segera ajukan demo gratis untuk merasakan sendiri kemudahan yang dapat kami tawarkan!

Tentang Penulis

Picture of Lala
Lala

SEO Content Writer yang andal dengan kemampuan analisis tinggi terkait bidang HR dan mampu mengubahnya menjadi artikel informatif dan teroptimasi secara SEO.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Lala
Lala

SEO Content Writer yang andal dengan kemampuan analisis tinggi terkait bidang HR dan mampu mengubahnya menjadi artikel informatif dan teroptimasi secara SEO.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter