Pernahkan Anda merasa iri dengan rekan kerja? Hingga Anda enggan berbagi infomasi dengan sesama. Atau Apakah Anda pernah mendapatkan perlakuan ini? Ini salah satu pertanda silo mentality. Sebenarnya, apa itu silo mentality? Cari tahu selengkapnya dalam artikel berikut!
Apa itu Silo Mentality?
Silo mentality adalah kecenderungan mental yang enggan berbagi informasi atau pengetahuan dengan individu lain dalam tim atau departemen yang berbeda namun dalam satu perusahaan yang sama.
Silo mentality biasanya terjadi ketika sebuah tim atau departemen sedang mengerjakan tugas umum yang melibatkan satu atau lebih departemen lain namun tidak berbagi ide atau sumber daya.Â
Jika ada permasalahan, mereka menyelesaikan permasalahan berdasarkan solusi yang mereka merundingkan. Padahal, masalah tersebut saling berkaitan dengan kinerja departemen lain.
Biasanya sikap ini dimulai dengan persaingan antara manajer senior yang berimbas kepada anggotanya. Sehingga menimbulkan suasana lingkungan kerja yang toxic.
Baca Juga: Lingkungan Kerja Toxic? Bagaimana Cara Mengatasinya?Â
Dampak Silo Mentality di Lingkungan Kerja
Silo mentality memiliki dampak yang cukup besar dalam lingkungan kerja. Dampak yang langsung dirasakan adalah :
- Hanya berteman dengan orang yang berada pada satu departemenÂ
- Menjelekkan departemen lain karena menganggap departemen Anda adalah departemen terbaik di perusahaan
- Hanya peduli terhadap kesuksesan ataupun permasalahan departemennya, sehingga keberhasilan atau kemunduran perusahaan dikesampingkan
- Fokus dalam membangun tujuan departemen, bukan tujuan perusahaan
- Lingkungan kerja yang toxic sehingga workflow para pekerja menurun
- Rasa ingin keluar dari perusahaan semakin tinggi karena tidak betah
- Kurangnya komunikasi lintas departemen membuat kinerja perusahaan semakin menurun
- Produktivitas perusahaan menurun yang berdampak pada profitabilitas perusahaan yang ikut menyusut
Baca Juga: Startup Atau Korporat, Mana yang Lebih Baik?Â
Cara Mengatasi Silo Mentality
Jika Anda mengalami hal diatas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar perusahaan Anda tidak lagi bergelut dalam silo mentality.
1. Memahami Peran Setiap Anggota
Penting sekali untuk para pemimpin untuk mengetahui latar belakang setiap anggota. Anda dapat sesekali bertanya kabar mereka saat ini. Sehingga terjalin keakraban dan tidak ada gap antara pemimpin dan anggota.
Dengan saling memahami, diharapkan saling mengerti satu sama lain dan tidak ada rasa lebih hebat ataupun rendah diri.
2. Menentukan Timeline Kerja
Menetapkan timeline kerja dapat membantu Anda untuk meningkat efektivitas pekerjaan dan mengenal satu sama lain.
Misalnya, Anda menentukan suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam 10 hari kerja dengan 3 departemen yang terlibat. Atau Anda dapat membagikan hal lain yang sekiranya akan Anda kerjakan dalam hari itu. Sehingga miskomunikasi dapat terhindar dan tidak ada rasa tertinggal satu sama lain.
Dengan begitu, terlihat lebih rapi dan alur komunikasi yang baik akan terbentuk.
3. Menciptakan Visi Bersama
Setelah mengenal satu sama lain dan menetapkan timeline kerja, Anda dapat berunding dan menciptakan visi bersama. Menciptakan visi yang sama antara Anda dan seluruh tim adalah hal penting.
Mulai merubah mindset Anda dengan fokus dalam menentukan tujuan yang dapat dicapai bersama daripada perbedaan satu sama lain.
Perbedaan tidak selamanya buruk, perbedaan dapat menjadi jawaban jika tidak ada ide untuk mengembangkan visi. Dengan begitu, visi yang dibuat secara bersama menjadi tanggung jawab bersama dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.Â
4. Bekerja untuk Meraih Tujuan Bersama
Visi telah dibuat, namun bekerja untuk mencapai tujuan tersebut menjadi hal yang sulit. Sikap silo mentality mudah tercermin dalam tahap ini. Ego yang besar serta rasa takut tersaingi menjadi pemicu besar.
Oleh karena itu, melacak terlebih dahulu pemicu permasalahan. Jika ada permasalahan, sebaiknya langsung diselesaikan. Jangan sampai mempengaruhi tujuan yang telah disusun dan menghambat dalam pelaksanaan.
Patut diingat bahwa tujuan tersebut dirundingkan bersama dan secara sadar memiliki niat untuk memajukan perusahaan. Jangan sampai meleset hanya karena mental tersebut.
5. Lakukan Evaluasi
Apakah dalam mendelegasikan tugas terjalin dengan baik? Untuk menilainya, dibutuhkan ruang evaluasi sebagai ruang perubahan.
Evaluasi berguna sebagai tolok ukur keberhasilan serta melihat hal yang perlu diperbaiki agar alur kerja semakin tertata dan pekerja semakin giat untuk mencapai tujuan tersebut. Evaluasi ini dapat dilakukan rutin tiap satu bulan sekali atau tiga bulan sekali tergantung seberapa besar semangat Anda untuk sampai ke tujuan tersebut.
Jangan sampai kerja tim mengalami konstan dan stagnan sehingga tidak ada perkembangan.
6. Tingkatkan Kolaborasi
Untuk sampai di tahap berkembang, dibutuhkan kolaborasi. Kolaborasi juga dirasa sebagai jawaban untuk menghindari silo mentality.
Jangan sampai kolaborasi menjadi ajang perpecahan antar departemen. Cara kerja kolaborasi sendiri adalah menggabungkan visi misi antar dua atau lebih departemen dan membentuk hal baru untuk kemajuan perusahaan tersebut.
Kolaborasi bukan sebatas kerjasama, namun ada hal baik yang dapat dirasakan secara tidak langsung. Kreativitas yang semakin terasah, kepercayaan diri meningkat, serta pengetahuan yang dirasa sebagai hal baru membuat lingkungan kerja terasa baru.
Baca Juga: Dear HR, Ini Kondisi Kesehatan Mental yang Sering Dialami Karyawan
Kesimpulan
Dapat disimpulkan Silo mentality menjadi sikap mentalitas yang tidak baik dalam lingkungan kerja. Dampak yang ditimbulkan dari sikap ini merugikan perusahaan dan diri sendiri. Rasa kurang nyaman saat bekerja yang mengakibatkan produktivitas perusahaan terganggu dan berdampak pada profitabilitas perusahaan yang menurun.Â
Oleh karena itu, dibutuhkan rasa saling kenal satu sama lain, membuat timeline dan visi bersama, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk mencapai visi tersebut, melakukan evaluasi agar tetap on track, dan melakukan kolaborasi sebagai refresh hal baru.