Kritik menjadi salah satu bagian penting dalam proses pengembangan diri setiap orang. Karena kritik yang membangun dapat membantu seseorang untuk melihat dan memperbaiki kesalahan sehingga mereka terdorong untuk belajar lebih baik.
Namun, sebagian orang dapat menunjukkan sifat anti kritik secara defensif atau bahkan menganggapnya sebagai serangan pribadi. Sifat ini tentu dapat menimbulkan masalah, khususnya di tempat kerja.
Untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana fenomena anti kritik di tempat kerja beserta apa dampaknya, simak tulisan di bawah sampai tuntas.
Baca juga: Tips HR: 7 Cara Menangani Kritik dan Saran dari Karyawan
Mengenal Sifat Anti Kritik
Sifat anti kritik adalah kecenderungan seseorang untuk menolak, menghindari, atau defensif terhadap kritik yang ditujukan kepada mereka, sekalipun jika kritik tersebut bersifat membangun.
Sikap ini biasanya muncul dari perasaan tidak nyaman saat menerima kritik, seperti perasaan terancam, ego yang terluka, atau rasa takut akan kegagalan.
Padahal, lingkungan kerja yang sehat ditunjukkan dengan adanya penerimaan dan pemberian kritik yang membangun. Karena pada dasarnya kritik bukanlah sesuatu yang bersifat merendahkan, melainkan alat untuk mendorong perkembangan ke arah yang positif.
Fenomena Anti Kritik di Dunia Profesional
Seperti yang telah disampaikan di atas, bahwa fenomena anti kritik seringkali terjadi di dunia profesional seperti tempat kerja. Fenomena ini bisa terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari sesama karyawan hingga posisi manajerial.
Biasanya, orang dengan sifat ini sulit menerima masukan dari rekan kerja, atasan, ataupun bawahannya. Mereka akan selalu merespons kritik dengan defensif dan berusaha mencari alasan untuk menyangkal masukan yang diterima.
Di tempat kerja, sifat anti kritik seringkali menjadi masalah besar karena bisa menghambat komunikasi yang efektif, kerja sama tim, juga perkembangan pribadi seseorang.
Namun tak dapat dipungkiri bahwa sifat ini bisa jadi muncul karena adanya tekanan untuk terlihat sempurna.
Sehingga ketika seorang karyawan merasa bahwa kesalahannya dapat mengancam posisi mereka, maka mereka cenderung menolak kritik sebagai bentuk pertahanan.
Baca juga: Anger Issue: Pengertian, Ciri, Dampak, dan Cara Menghadapinya
Dampak Memiliki Sifat Anti Kritik di Lingkungan Kerja
Sifat anti kritik di lingkungan kerja dapat membawa dampak negatif yang memengaruhi individu maupun kerja tim secara keseluruhan. Berikut beberapa dampak dari sifat ini:
Menghambat Perkembangan Diri
Orang yang menolak kritik membangun sulit untuk berkembang karena tidak bisa melihat kelemahan atau kesalahan yang harus diperbaiki sehingga membatasi kemampuan mereka untuk meningkatkan performa kerja.
Menurunkan Produktivitas Tim
Karyawan yang enggan menerima masukan yang bertujuan untuk perbaikan, dapat menurunkan kinerja tim secara keseluruhan. Sebab kritik biasanya diperlukan untuk menyempurnakan proses kerja, dan tanpa perbaikan ini, efisiensi dan produktivitas tim bisa terganggu.
Merusak Hubungan Kerja
Sikap defensif terhadap kritik dapat memicu ketegangan antar rekan kerja. Orang lain mungkin menjadi enggan memberikan umpan balik karena takut akan reaksi negatif, yang pada akhirnya mempengaruhi kerja sama tim.
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat
Ketidakmampuan menerima kritik bisa menciptakan suasana kerja yang tegang, di mana komunikasi terbuka terhambat. Hal ini juga bisa menciptakan budaya saling menyalahkan, yang membuat lingkungan kerja menjadi kurang mendukung bagi pengembangan karyawan.
Mengurangi Inovasi dan Kreativitas
Sifat anti kritik dapat mematikan inovasi dan kreativitas karena karyawan tidak terbuka terhadap saran atau ide yang bisa menjadi dorongan untuk berpikir lebih kreatif dan menemukan solusi baru.
Cara Menghadapi Orang dengan Sifat Anti Kritik
Menghadapi orang yang memiliki sifat anti kritik memerlukan kesabaran dan komunikasi yang baik agar mereka mau mendengar dan menerima masukan dengan baik.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi orang dengan sifat anti kritik:
Mulailah dengan hal positif
Sebelum memberi masukan kepada seseorang yang memiliki sifat ini, cobalah memulainya dengan memberi apresiasi terhadap apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.
Karena hal ini bisa membuat mereka merasa dihargai sehingga kritik yang diberikan pun dapat diterima dengan baik.
Perhatikan intonasi dan bahasa tubuh
Kritik yang disampaikan dengan nada keras atau sikap yang terkesan merendahkan bisa memperburuk reaksi seseorang yang memiliki sifat anti kritik.
Oleh karena itu, coba gunakan nada yang tenang dan bahasa tubuh yang ramah untuk menunjukkan niat baik Anda yang bertujuan untuk membantu, bukan menyerang.
Coba gunakan pendekatan yang membangun
Dalam mengajukan kritik ke seseorang yang bersifat defensif, Anda harus fokus pada solusi dan cara perbaikan dibanding mengkritik kesalahan atau kekurangan mereka.
Misalnya, daripada mengatakan “Kamu selalu terlambat,” cobalah mengatakan, “Mungkin kita bisa mencari cara untuk mengatur waktu lebih baik agar semua pekerjaan bisa selesai tepat waktu.”
Kesimpulan
Sifat anti kritik di tempat kerja memang menjadi fenomena yang umum, tetapi jika dibiarkan, dapat berdampak buruk pada hubungan profesional, kinerja tim, dan perkembangan karyawan.
Untuk menghadapi sifat ini, diperlukan strategi komunikasi yang tepat, serta pendekatan yang penuh empati. Penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang terbuka terhadap kritik membangun sehingga karyawan dapat terus belajar dan berkembang.
Untuk membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif bagi perusahaan Anda, LinovHR hadir sebagai solusi digital yang praktis dalam mengelola segala kebutuhan perusahaan.
Hubungi kami sekarang untuk tahu lebih lanjut bagaimana kami bisa membantu mengoptimalkan manajemen SDM di perusahaan Anda!