Istilah mengenai sandwich generation terasa sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, terutama bagi kalangan milenial dan gen Z. Lantaran, fenomena ini banyak dialami oleh generasi yang berusia 30-40 tahun.
Sandwich generation adalah fenomena yang bisa dialami oleh siapa saja. Terutama bagi mereka yang masih memiliki orang tua dan sudah memiliki seorang anak yang secara bersamaan masih membutuhkan dukungan dari dirinya.
Pada artikel ini, LinovHR akan menjelaskan mengenai definisi, dampak, serta bagaimana cara mengatasi fenomena ini. Silahkan dibaca!
Apa Itu Sandwich Generation?
Sandwich generation merupakan salah satu fenomena yang banyak dialami oleh kalangan milenial dan generasi Z.
Fenomena ini biasanya dialami oleh mereka yang bekerja tetapi hasilnya digunakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta orang tuanya.
Sandwich generation adalah sebuah generasi yang harus menanggung hidup tiga generasi, yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak.
Kondisi ini dianalogikan seperti sebuah sandwich, di mana terdapat sepotong daging yang terhimpit oleh 2 buah roti. Kedua roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua serta anaknya, sedangkan daging diibaratkan sebagai diri sendiri.
Sandwich generation sendiri dapat dialami oleh siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan. Biasanya, seseorang yang mengalami fenomena generasi sandwich memiliki rentang usia antara 30-40 tahun.
Tipe Sandwich Generation
Sandwich generation dapat dibedakan menjadi lima tipe, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Open Faced Sandwich
Tipe ini merupakan tipe yang dikategorikan untuk orang-orang yang sudah menikah namun belum memiliki anak.
Mereka harus membiayai serta memenuhi kebutuhan hidup orang tuanya, yang biasanya sudah memasuki usia tidak produktif atau lansia.
2. Extended Open Face Sandwich
Tipe ini merupakan tipe yang dikategorikan untuk milenial atau gen Z yang sudah menikah dan belum mempunyai seorang anak, tetapi mereka harus menanggung biaya hidup kedua orang tua serta saudara kandungnya.
3. Traditional Sandwich
Traditional sandwich adalah tipe yang terdiri dari orang-orang yang sudah menikah dan sudah memiliki anak namun masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Dengan demikian, ia harus membiayai orang tua dan anaknya.
4. Extended Traditional Sandwich
Tipe ini merupakan tipe yang terdiri atas orang-orang yang sudah menikah dan sudah memiliki seorang anak, tetapi harus membiayai orang tua serta seorang adik atau kakak lebih dari satu.
5. Club Sandwich
Tipe club sandwich terdiri atas orang-orang yang sudah menikah tetapi mempunyai keharusan untuk membiayai banyak generasi seperti orang tua, anak, adik atau kakak, kakek atau nenek, hingga cucu.
Penyebab Munculnya Sandwich Generation
Kemunculan fenomena dari generasi sandwich tentu memiliki sebab akibat, di mana penyebab utama munculnya generasi sandwich itu sendiri adalah faktor finansial.
Selain faktor finansial, terdapat beberapa penyebab lainnya, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Memiliki Sifat Konsumtif
Sifat konsumtif merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat membuat pengeluaran menjadi membengkak.
Sifat konsumtif ini biasanya didasari oleh sebuah keinginan, bukan sebuah kebutuhan dan dapat memberikan dampak yang negatif di kemudian hari.
Baca Juga: Cara Mengatasi Perilaku Gaya Hidup Konsumtif
2. Tidak Menyiapkan Dana Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun. Kondisi kesehatan tiap individu bisa saja naik dan turun.
Jika sedang berada dalam kondisi kesehatan yang menurun, maka pengeluaran tidak terduga juga akan semakin besar dan membengkak. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk mempersiapkan dana untuk resiko kesehatan.
3. Tidak Memiliki Persiapan yang Matang Akan Masa Depan
Kurangnya persiapan untuk masa yang akan mendatang juga menjadi salah satu faktor munculnya generasi sandwich.
Usia produktif harus dimanfaatkan oleh setiap individu untuk mempersiapkan masa depan agar tidak membebani generasi berikutnya.
Dampak dari Generasi Sandwich
Berada pada posisi sandwich generation memang tidaklah mudah untuk dilalui oleh setiap individu. Fenomena ini juga dapat memberikan dampak bagi individu yang mengalaminya.
Berikut merupakan beberapa dampak yang dapat dialami oleh seseorang yang mengalami sandwich generation.
1. Lelah Secara Fisik Maupun Mental
Mempunyai beban untuk membiayai hidup ketiga generasi tidaklah mudah. Generasi sandwich harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk mendapatkan penghasilan tambahan agar bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya.
Hal tersebut tentu akan membuat generasi sandwich mudah merasa lelah secara fisik maupun mental.
2. Mudah Merasa Khawatir
Sandwich generation biasanya mudah untuk merasa khawatir tentang masa depannya. Mereka takut tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.
Sering kali, rasa khawatir tersebut terus menghantuinya sehingga menyebabkan depresi.
3. Merasa BersalahÂ
Generasi sandwich sering merasa bersalah ketika mereka tidak mampu dalam mencukupi kebutuhan serta membahagiakan orang tua serta anaknya.
Hal tersebut tentu akan memberikan dampak negatif apabila tidak dapat ditangani dengan baik. Generasi sandwich tidak akan bahagia karena terus menyalahkan diri sendiri.
4. Memiliki Tingkat Stres yang Lebih Tinggi
Orang yang menjadi generasi sandwich biasanya memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Ini karena mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri saja, tetapi juga orang di sekitarnya, termasuk kedua orang tuanya.
Cara Keluar dari Sandwich Generation
Keluar dari situasi “sandwich generation” (generasi sandwich) adalah hal yang mungkin dilakukan dengan perencanaan keuangan dan perubahan dalam tanggung jawab keluarga.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda keluar dari situasi ini:
1. Komunikasikan dengan Keluarga
Diskusikan situasi Anda dengan anggota keluarga yang terlibat. Bicarakan kemungkinan perubahan yang dapat dilakukan untuk membagi tanggung jawab lebih merata di antara semua anggota keluarga. Ini dapat membantu mengurangi beban Anda.
2. Buat Rencana Keuangan
Pertimbangkan untuk menyusun rencana keuangan yang mengatur sumber daya finansial Anda. Ini mungkin melibatkan pengurangan pengeluaran, peningkatan pendapatan, atau menginvestasikan uang dengan bijak.
Konsultasikan dengan seorang penasihat keuangan jika diperlukan.
3. Cari Dukungan Luar
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari organisasi atau lembaga yang menyediakan bantuan untuk perawat orangtua atau anak-anak. Ini dapat berupa layanan perawatan jangka pendek, layanan medis, atau dukungan emosional.
4. Delegasikan Tanggung Jawab
Upayakan untuk membagi tanggung jawab dengan anggota keluarga lainnya, termasuk saudara-saudara Anda jika memungkinkan. Jika anak-anak Anda sudah cukup dewasa, ajak mereka untuk berpartisipasi dalam tanggung jawab keluarga.
5. Pilih Prioritas
Terkadang, Anda mungkin harus membuat keputusan sulit tentang prioritas. Pertimbangkan kebutuhan dan kesejahteraan Anda sendiri serta keluarga Anda.
Anda mungkin perlu mengevaluasi apakah semua tanggung jawab saat ini harus dipertahankan atau ada yang dapat dikurangi.
6. Pertimbangkan Layanan Profesional
Jika situasi kesehatan orangtua Anda sangat memerlukan perawatan medis atau perawatan jangka panjang, pertimbangkan untuk menggunakan layanan profesional seperti perawat atau pengasuh.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Side Hustle yang Marak di Kalangan Milenial
Kesimpulan
Sandwich generation” merujuk pada generasi yang merawat anggota keluarga mereka yang lebih tua (seperti orangtua) dan juga memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak mereka sendiri.
Itulah informasi mengenai sandwich generation yang dapat Anda ketahui. Untuk menghindari fenomena ini, Anda bisa mengikuti beberapa tips yang sudah dijelaskan di atas ya!