Dalam membangun kedekatan dan meningkatkan kinerja karyawan, ada banyak cara pelatihan yang diberikan salah satunya adalah role playing.
Role play adalah pelatihan dengan memainkan peran berdasarkan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Hal ini bertujuan untuk melatih bagaimana mengatasi situasi yang diluar dugaan akan terjadi sehingga karyawan dituntut untuk siap menghadapinya.
Sebenarnya apa yang membedakan pelatihan role playing dengan yang lain? Mari kita simak bersama!
Keunggulan Pelatihan Role Playing Dibandingkan yang Lain
Pelatihan role play memang lebih banyak digunakan dan dianggap lebih efektif dari yang lainnya. Sebenarnya apa yang membuat hal tersebut lebih baik?
1. Membangun Kepercayaan Diri
Saat tim Anda role playing, Anda dapat melemparkan sejumlah kondisi atau situasi ke arah mereka.
Role playing menyediakan lingkungan yang aman untuk menghadapi skenario ini untuk pertama kalinya, yang membangun kepercayaan pada anggota tim yang dapat membantu dalam peran mereka sebagai karyawan sehari-hari.
2. Mengembangkan Keterampilan
Role playing yang baik membutuhkan skill mendengarkan yang baik. Selain memahami kata-kata yang diucapkan orang lain, penting untuk memperhatikan bahasa tubuh dan petunjuk non-verbal.
3. Meningkatkan Problem Solving
Tidak peduli seberapa aneh situasi yang Anda ciptakan dalam lingkungan saat role play, umumnya, sesuatu yang lebih aneh pasti akan terjadi di tempat kerja.
Role playing setidaknya akan memberi tim Anda kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dalam menangani situasi sulit dan dalam mengembangkan keterampilan problem solving.
Cara Kerja Pelatihan Role Playing
Pelatihan role playing yang mirip seperti FGD memang cukup memakan banyak waktu. Cara kerja pelatihan ini yang mengedepankan detail dan menyamakan dengan kepribadian tiap perannya membuat pelatihan ini lebih sering digunakan.
Cara kerjanya sendiri pun terdapat 10 langkah yang dapat Anda ikuti untuk menghasilkan pelatihan yang baik:
- Lakukan perencanaan awal dengan menuliskan peran dan pikirkan semua potensi serta hambatan yang dapat terjadi.
- Meniru skenario yang sebenarnya seperti menulis plot yang baik.
- Melibatkan peserta yang bersedia dengan memikirkan tentang kecocokan akan latihan tersebut dan apakah mereka akan terlibat dalam perjalanan belajar Anda atau tidak.
- Tentukan seperti apa perilaku efektif itu. Misalnya dengan perilaku apa yang ingin Anda tampilkan? Bagaimana Anda ingin berperilaku berbeda atau siapa yang ingin Anda tiru?
- Pertimbangkan untuk menggunakan seorang pengamat. Selain seorang rekan yang mungkin berperan dalam permainan peran Anda, pikirkan untuk menyertakan seorang pengamat yang berperan untuk mengawasi apa yang Anda lakukan serta bagaimana pasangan itu bereaksi terhadap Anda.
- Jeda dan putar ulang jika dirasa role play berlangsung canggung atau tampaknya tidak berhasil. Istirahat atau interupsi adegan dapat diterima dengan baik.
- Bila memungkinkan, gunakan lokasi atau lingkungan sebenarnya di mana situasi akan berlangsung.
- Rekaman video akan sangat membantu jika Anda bermain peran sendiri karena akan memberi Anda sumber feedback yang nyata.
- Setelah role play, duduk dan tinjau kembali apa yang terjadi. Periksa apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak.
- Jika terdapat waktu lebih, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengulangi adegan tersebut.
Baca Juga: Kiat Merancang Human Capital Development Plan
Tahapan Penerapan Pelatihan Role Playing
Berikut ini beberapa metode pelatihan role playing:
Step 1: Mengidentifikasi Situasi dan Kondisi
Hal pertama yang Anda lakukan yaitu mengumpulkan seluruh karyawan. Menjelaskan sistem role play serta tujuan kenapa Anda melakukan pelatihan ini.
Hal ini dapat membuka peluang terbuka bagi karyawan untuk mengungkap masalah yang relevan dengan pekerjaan sehari-hari. Sebaiknya dibuka dengan sesi perkenalan dan ice breaking sebagai pemecah suasana.
Step 2: Susun Skenario dengan Detail Seperti Nyata
Selanjutnya, atur skenario dengan cukup detail agar terasa “nyata”. Pastikan bahwa semua orang jelas tentang masalah yang Anda coba atasi, dan mereka tahu apa yang ingin Anda capai di akhir sesi.
Step 3: Berikan Kasus
Setelah Anda mengatur adegan role play, identifikasi berbagai karakter fiksi yang terlibat dalam skenario.
Beberapa di antaranya mungkin adalah orang-orang yang harus menghadapi situasi ketika itu benar-benar terjadi, misalnya saja sales. Orang lain akan mewakili orang-orang yang mendukung atau bermusuhan, tergantung pada skenario,
Misalnya saja klien marah dan bagaimana seharusnya karyawan meladeni karyawan tersebut. Setelah Anda mengidentifikasi peran-peran ini, alokasikan kepada orang-orang yang terlibat dalam role play.
Mereka harus menggunakan imajinasi mereka untuk menempatkan diri mereka di dalam pikiran orang-orang yang mereka wakili.
Hal ini melibatkan usaha untuk memahami perspektif, tujuan, motivasi, dan perasaan mereka ketika mereka memasuki situasi tersebut.
Baca Juga: Manfaat dan Contoh Pelatihan Kepemimpinan dalam Manajemen SDM
Step 4: Role Play
Setiap orang kemudian dapat mengambil peran mereka, dan memerankan situasi tersebut, mencoba pendekatan yang berbeda jika perlu. Hal ini dapat berguna jika skenario meningkat dalam intensitas.
Contohnya, jika tujuan permainan peran Anda adalah untuk mempraktikkan meeting sales dan marketing, orang yang berperan sebagai klien potensial dapat memulai sebagai klien yang ideal, dan, melalui serangkaian skenario, dapat menjadi semakin bermusuhan dan sulit.
Anda kemudian dapat menguji dan mempraktekkan pendekatan yang berbeda untuk menangani situasi, sehingga Anda dapat memberikan pengalaman kepada peserta dalam menanganinya.
Step 5: Diskusikan Kesimpulan
Ketika Anda menyelesaikan role play, diskusikan apa yang telah Anda pelajari, sehingga Anda atau orang-orang yang terlibat dapat belajar dari pengalaman tersebut.
Kesimpulan ini dapat digunakan untuk metode pelatihan berikutnya atau bahan strategi bisnis terbaru.
Penerapan Metode Pelatihan Role Playing dengan Software LMS LinovHR
Agar menunjang pelatihan, perusahaan juga harus menerapkan sistem yang baik dan benar. Perusahaan dapat mengandalkan modul Learning Management System dari LinovHR.
Adanya modul ini dapat membantu perusahaan untuk mengelola pelatihan mulai dari cakupan pembelajaran, pembentukan pelatihan yang tepat, hingga pengembangan skill dan kapabilitas sesuai dengan kebutuhan karyawan. Semuanya bisa dilakukan dalam satu sistem terpusat.
Yuk, gunakan LMS dari LinovHR sekarang untuk memudahkan pemantauan pelatihan karyawan!