Return on Investment atau ROI recruitment adalah metrik penting yang memungkinkan HR menghitung berapa besar nilai yang diperoleh perusahaan dari investasi yang diberikan untuk proses rekrutmen.
Dengan mengukur ROI, perusahaan dapat mengevaluasi seberapa efisien kegiatan rekrutmen karyawan baru dan apakah biayanya melebihi nilai yang diperoleh perusahaan.
Jika Anda tertarik untuk menghitung cost per hire (CPH) di perusahaan? Simak informasinya melalui artikel LinovHR berikut ini!
Apa itu ROI dalam Rekrutmen?
Return on Investment (ROI) dari proses rekrutmen bertujuan untuk mengukur efektivitas dari strategi dan aktivitas menarik, merekrut, dan mempertahankan karyawan.
Untuk menghitung ROI, Anda perlu menambahkan biaya yang terkait dengan proses perekrutan, termasuk iklan lowongan pekerjaan, biaya perekrut, jam kerja staf perekrutan, dan biaya onboarding dan pelatihan.
Kemudian, bandingkan biaya tersebut dengan manfaat yang diperoleh dari perekrutan baru, seperti peningkatan produktivitas, peningkatan kinerja, dan kontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan.
Jika memperoleh hasil ROI positif, tandanya proses rekrutmen memberikan nilai lebih dari biaya yang dikeluarkan, sementara ROI negatif menunjukkan sebaliknya.
Mengapa HRD Perlu Memonitor ROI Recruitment?
ROI rekrutmen membantu perusahaan menilai efisiensi strategi rekrutmen, membuat keputusan yang tepat dalam memilih kandidat, dan mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan agar proses rekrutmen berjalan lebih efektif.
Metrik ini sangat penting karena memastikan rekrutmen yang berjalan sesuai dengan tujuan bisnis dan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi perusahaan.
ROI lebih dari sekadar menghitung biaya rekrutmen perusahaan. Melacak ROI adalah cara yang tepat bagi HR untuk mengevaluasi pengalaman kandidat selama proses rekrutmen.
Meningkatkan pengalaman kandidat dalam melalui rekrutmen perusahaan bisa menjadi strategi employer branding yang jitu, yang jika dilakukan dalam jangka panjang secara konsisten, mampu membantu perusahaan menarik bakat terbaik di industri.
Hal ini dibuktikan melalui riset yang dilakukan Candidate Experience Research Report. Berdasarkan riset, lebih dari 69 persen pencari kerja atau job seeker akan membagikan pengalaman rekrutmen secara online jika berjalan tidak menyenangkan.
Berikut adalah alasan mengapa HRD perlu melacak ROI dari proses rekrutmen:
- Menyelaraskan upaya rekrutmen dengan strategi bisnis: Memahami ROI rekrutmen membantu menyelaraskan strategi talent acquisition dengan rencana bisnis, memastikan Anda merekrut individu yang berkontribusi pada kemajuan perusahaan.
- Meningkatkan efisiensi biaya: Menghitung ROI rekrutmen mendorong efisien biaya, sehingga HR bisa mengidentifikasi strategi rekrutmen yang efektif dan mengurangi biaya pengeluaran rekrutmen yang tidak perlu.
- Mempercepat time-to-hire: Proses rekrutmen yang panjang tentu tidak efisien. Semakin lama suatu posisi kosong, produktivitas tim secara khusus dan perusahaan secara umum bisa terganggu.
- Pengukuran kinerja HRD. Melacak ROI dari kegiatan rekrutmen adalah cara mengukur kinerja yang baik untuk departemen HR. Metrik ini mengevaluasi keberhasilan inisiatif perekrutan dan efektivitas tim rekrutmen.
- Pengambilan keputusan berbasis data. ROI rekrutmen menyediakan data yang dapat dianalisis untuk membuat keputusan. Pendekatan berbasis data ini memungkinkan HR untuk menyempurnakan proses rekrutmen dan fokus pada strategi yang berhasil.
Metrik Penting dalam Rekrutmen
Terdapat beberapa metrik penting yang dapat dievaluasi untuk menilai efektivitas rekrutmen karyawan baru. Berikut di antaranya:
1. First-Year Attrition Rate
Seorang karyawan baru biasanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pekerjaan. Apabila mereka resign di tahun pertama, ini disebut atrisi tahun pertama atau first year attrition rate.
Dengan keluarnya karyawan di tahun pertama akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sebab, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk merekrut karyawan pengganti.
2. Offer Acceptance Rate (OAR)
Metrik ini mencerminkan proporsi kandidat yang menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan.
Penolakan offering letter akan membuang-buang sumber daya rekrutmen dan meningkatkan biaya operasional, terutama setelah proses wawancara dan pengujian yang ekstensif.
3. Application-to-Ratio Rate
Berapa banyak kandidat yang melamar untuk sebuah posisi dibandingkan dengan mereka yang dipilih untuk wawancara?
Ini disebut juga rasio pelamar ke wawancara Anda. Melacak metrik ini akan menginformasikan mengenai efektivitas iklan dan proses filtering perusahaan.
4. Time to Hire (TTH)
Indikator ini mengukur berapa lama waktu yang diperlukan dari pertama kalinya kandidat melamar hingga memperoleh tawaran pekerjaan.
Memahami waktu dan sumber daya keuangan yang didedikasikan untuk proses perekrutan sangat penting.
Untuk menghitung metrik ini, mulailah menghitung dari hari iklan lowongan kerja diposting. Lalu, kurangkan jumlah hari dari saat lamaran diterima hingga penerimaan pekerjaan.
Misalnya, jika seorang kandidat melamar tujuh hari setelah peran diiklankan dan menerima tawaran 21 hari setelah iklan, TTH adalah 14 hari.
Waktu hingga perekrutan = hari penerimaan tawaran pekerjaan – hari masuk ke dalam recruitment pipeline.
5. Kualitas Rekrutmen
Metrik ini mengevaluasi apakah seorang karyawan baru akan cocok di perusahaan, sehingga berkontribusi pada tujuan jangka panjang organisasi.
Karena tidak dapat dengan mudah diukur, metrik ini bervariasi di berbagai perusahaan dan posisi.
Berikut rumus kualitas perekrutan:
Kualitas perekrutan (persentase) = (persentase indikator kinerja + persentase kesesuaian budaya) / Total jumlah indikator.
Cara Menghitung ROI Recruitment
Berikut adalah cara menghitung ROI dari proses rekrutmen:
Rumus:
ROI Rekrutmen = (Total nilai perekrutan − total biaya rekrutmen)/total biaya rekrutmen x 100
Contoh Perhitungan ROI Recruitment
Jika pendapatan meningkat, keuntungan lebih baik, dan produktivitas tim yang lebih baik ditotal dan divaluasi mencapai 9 juta, dan Anda menghabiskan 6 juta untuk strategi rekrutmen Anda, termasuk biaya iklan, dll, maka ROI-nya adalah:
[(9 – 6)] / 6] x 100 = 50
Dalam kasus ini, ROI-nya adalah 50%.
Namun, jika manfaat bersih mencapai 8 juta, dan Anda menghabiskan 4 juta untuk strategi rekrutmen, maka ROI-nya adalah sebagai berikut:
[(8 – 4)] / 4] x 100 = 100
ROI-nya adalah 100 persen. Ini adalah ROI yang sangat baik, sehingga mengindikasikan bahwa strategi rekrutmen yang dilakukan sudah efektif.
Rekrut Kandidat Terbaik dengan Efisien bersama Recruitment Software LinovHR
Menghitung metrik perekrutan yang telah dijelaskan di atas adalah krusial bagi perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari perekrutan yang keliru dan mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan. Metrik perekrutan juga membantu menjadikan proses rekrutmen lebih terfokus dan berhasil diselesaikan.
Untuk mempermudah implementasi metrik dalam setiap tahap rekrutmen, Anda dapat memanfaatkan Recruitment Software dari LinovHR.
Platform ini dapat membantu proses rekrutmen di perusahaan, mulai dari perencanaan hingga tahap penerimaan, sehingga sesuai dengan metrik dan berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan Software Recruitment LinovHR, Anda dapat melakukan kegiatan rekrutmen dengan lebih efisien. Segera hubungi kami di sini untuk mempelajari lebih lanjut tentang fitur-fiturnya. Kami juga menawarkan demo gratis yang dapat Anda ikuti.