Retorika Adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis, Strategi

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Retorika Adalah
Isi Artikel

Retorika berasal dari bahasa Inggris “rhetoric” yang memiliki arti ilmu berbicara. Secara berkembang, retorika menjadi seni berbicara di depan publik atau dalam ucapan untuk mencapai kesan yang diinginkan.

Dalam penggunaan bahasa, retorika memiliki peran penting dalam mempengaruhi dan meyakinkan pendengar.

Selain itu, dalam konteks komunikasi, retorika juga digunakan di setiap interaksi manusia. Hal ini dijuluki sebagai seni berbicara yang baik, karena melibatkan kemampuan berbicara dan memberikan pidato secara singkat, jelas, padat, dan penuh kesan. 

Ingin tahu lebih jelasnya? Mari kenali apa itu retorika dan bagaimana strategi menjalankannya secara tepat. Simak penjelasan dari LinovHR berikut ini!

 

 

Pengertian Retorika Adalah

Retorika adalah bentuk komunikasi di mana individu menyampaikan ide-ide mereka kepada lawan bicaranya melalui berbagai gaya dan metode berbicara, baik secara lisan maupun tulisan.

Komunikasi ini biasanya terjadi dalam situasi tatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan, pengertian retorika menurut para ahli adalah sebagai berikut:

 

  • Aristoteles

Retorika adalah kemampuan untuk melihat berbagai cara yang tersedia untuk mempengaruhi orang lain dalam setiap situasi.

 

  • Gusti Ngurah Oka

Retorika merupakan ilmu yang mengajarkan strategi dan usaha yang efektif dalam mengatur dan menyampaikan ucapan untuk membangun pemahaman dan kerjasama yang harmonis dalam kehidupan masyarakat.

 

  • Plato

Retorika adalah seni berbicara yang bertujuan untuk menyampaikan kebenaran. Retorika yang tidak memperhatikan kemanfaatan dan kebenaran bukanlah retorika.

 

  • Suhandang (2009:28)

Retorika adalah bentuk komunikasi di mana seseorang menyampaikan pemikirannya secara lisan atau tertulis kepada sejumlah hadirin dengan berbagai gaya dan cara berbicara, baik dalam situasi tatap muka langsung maupun tidak langsung.

 

  • Saputra (2006:2)

Retorika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara berbicara di depan orang lain secara sistematis dan logis untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain.

 

  • Keraf (1994:3)

Retorika adalah studi yang simpatik tentang seni berpidato. Kemampuan dan keterampilan berbahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato kepada kelompok massa tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

 

  • Rahmat (2001:10)

Retorika adalah ilmu yang mempelajari cara mengatur kata-kata agar menciptakan kesan yang diinginkan pada pendengar.

Retorika merupakan pengembangan dari bakat manusia yang paling tinggi, yaitu nalar dan kepekaan melalui bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi dalam ranah pemikiran.

 

  • Sunarjo (1983:31)

Retorika adalah ilmu dan seni berbicara, mengatur kata-kata, dan menyampaikan atau mengajak orang lain sehingga mudah dipahami dan diterima oleh pendengar, serta memberikan kesan atas apa yang diucapkan. 

Jadi dapat kita simpulkan bahwa apa itu retorika adalah sebuah seni berbicara, kemampuan atau ilmu yang digunakan untuk menyampaikan suatu pemikiran melalui lisan maupun tulisan dengan tujuan untuk membuat orang lain percaya.

 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Komunikasi Verbal yang Tepat

 

Tujuan dan Fungsi Retorika

Sebagai ilmu yang sudah dikenal lama, tentu saja terdapat tujuan dan fungsi dari retorika, yaitu seperti berikut ini.

 

Tujuan Retorika

Tujuan dari retorika terdiri dari lima hal, seperti yang dikutip dari Tasmara (1997:156), yaitu:

  • Informasi: Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada massa dengan memberikan penjelasan yang jelas dan efektif.
  • Konvensi: Membujuk dan menyadarkan pendengar.
  • Inspirasi: Menginspirasi pendengar melalui teknik penyampaian yang baik dan bijaksana.
  • Hiburan: Menghibur dan menyenangkan pendengar serta memberikan kepuasan.
  • Aksi: Mendorong dan mengarahkan tindakan untuk mewujudkan dan menjalankan ide yang telah disampaikan oleh pembicara kepada massa.

 

Fungsi Retorika

Sedangkan, menurut Roudhonah (2007:52), fungsi retorika sendiri ada empat, yaitu:

  • Informasi: Memberikan dan menerima informasi kepada audiens. Komunikasi diperlukan agar informasi dapat disampaikan dan diterima.
  • Pendidikan: Memberikan pendidikan kepada massa. Fungsi ini biasanya dilakukan oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan, atau oleh siapa pun yang memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan.
  • Pengaruh: Memengaruhi pendengar. Hal ini dapat dilakukan oleh siapa pun atau lembaga yang mendukung, dan dapat digunakan oleh para pebisnis dalam pengaruh iklan yang mereka buat.
  • Hiburan: Menghibur pendengar. Biasanya dilakukan oleh penyiar radio, presenter televisi, atau individu yang memiliki keahlian dalam bidang hiburan.

 

Jenis-jenis Retorika

Menurut Hendrikus (1993) yang dikutip dalam Buku Ajar Retorika oleh Dhanik Sulistyarini dan kawan-kawan, retorika dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu monologika, dialogika, dan pembinaan teknik bicara.

 

1. Monologika

Monologika merupakan ilmu berbicara secara monolog, artinya hanya satu orang yang berbicara. Contoh bisa kita lihat dalam pidato, kata sambutan, ceramah, deklamasi, dan kuliah.

 

2. Dialogika

Dialogika adalah ilmu atau seni berbicara secara dialogis, berbeda dari monologika, di dalam dialogika terdapat interaksi antara dua orang atau lebih dalam proses berbicara. Contohnya meliputi diskusi, perundingan, tanya jawab, percakapan, dan debat.

 

3. Pembinaan Teknik Bicara

Jenis yang lain adalah pembinaan teknik bicara, di mana fokusnya lebih kepada pengembangan teknik bernapas, teknik pengucapan, pengaturan suara, dan teknik bercerita.

 

Sedangkan, menurut buku Pengantar Teori Komunikasi 2 karya Turner,  terdapat beberapa jenis retorika, yaitu:

 

1. Retorika Forensik

Retorika forensik adalah jenis retorika yang terkait dengan situasi di mana pembicara berupaya memengaruhi pendengar agar mereka merasa bersalah atau tidak bersalah. Contohnya adalah pidato dalam persidangan di ruang pengadilan.

 

2. Retorika Epideiktik

Jenis retorika ini berkaitan dengan pujian atau kritikan. Contohnya adalah pidato seremonial yang digunakan untuk memberikan penghargaan atau mengkritik suatu hal.

 

3. Retorika Deliberatif

Retorika deliberatif adalah jenis retorika yang bertujuan untuk memengaruhi pendengar sehingga mengambil tindakan yang diharapkan. Contohnya adalah pidato politik yang digunakan untuk mempengaruhi keputusan politik atau kebijakan publik.

 

Strategi Retorika yang Banyak Digunakan

Ada beberapa strategi retorika yang sering digunakan dalam komunikasi untuk mencapai efektivitas persuasif. Menurut Aristoteles, terdapat lima strategi penyusunan retorika yang dikenal sebagai “The Five Canons of Rhetoric”, di antaranya:

 

1. Penemuan (Invention)

Penemuan merujuk pada proses konstruksi atau pengembangan argumen yang relevan dengan tujuan. Tahap ini melibatkan kemampuan untuk menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan memilih materi yang sesuai. 

Menurut Aristoteles, argumen-argumen harus dicari melalui pertimbangan rasional, moral, dan emosional. Ini dianggap sebagai aspek yang sangat penting dalam retorika.

 

2. Penyusunan (Dispositio/Arrangement)

Strategi ini melibatkan penataan ide-ide. Penyusunan yang baik membantu pendengar memahami hubungan antara ide-ide dan menghindari kebingungan. 

Selain itu, penyusunan yang efektif juga membuat pesan lebih persuasif dengan memungkinkan setiap ide membangun pada apa yang telah dipresentasikan sebelumnya dan menguatkan argumen secara keseluruhan.

 

3. Gaya (Style/Elocutio)

Gaya adalah cara penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan gaya yang efektif membuat pesan menjadi jelas, menarik, dan kuat. 

Sebagai pembicara yang persuasif, penting untuk menggunakan kata yang mampu dengan baik menyampaikan argumen. Pemilihan kata harus diperhatikan secara seksama agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

 

4. Memori (Memory)

Memori berkaitan dengan kemampuan untuk mengingat materi yang akan disampaikan. Di masa lalu, hal ini berarti belajar cara mengingat urutan ide untuk disajikan dalam pidato sesuai dengan rencana bahasa yang telah disusun. 

Saat ini, memori lebih mengacu pada penggunaan catatan atau naskah daripada menghafal keseluruhan pidato.

 

5. Penyampaian (Pronunciation/Delivery)

Penyampaian melibatkan aspek vokal dan fisik dalam menyampaikan pidato. Tahapan ini sangat penting karena pendengar cenderung lebih memerhatikan ide yang disajikan dengan cara yang menarik dan kuat. 

Penyampaian seharusnya menggambarkan bobot ide dengan tepat, dan tidak digunakan untuk memperkuat ide yang lemah.

Nah, itulah informasi yang LinovHR sajikan. Jadilah seorang pembicara yang efektif dengan menguasai retorika. Pelajari strategi-strategi retorika yang bisa Anda terapkan, seperti penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian. 

Tingkatkan kemampuan berbicara Anda dan mencapai kesan yang diinginkan. Semoga bermanfaat dan nantikan artikel lainnya.

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter