Di dunia kerja yang penuh tekanan dan perubahan konstan, kemampuan untuk bangkit setelah mengalami tantangan atau kegagalan menjadi keterampilan yang sangat berharga.
Resilience training di tempat kerja merujuk pada suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan individu menghadapai mengatasi stres, tekanan, dan rintangan dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Pelatihan ini membantu untuk membangun mental yang kuat pada karyawan, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan dan mendongkrak kinerja mereka.
Artikel LinovHR berikut ini akan membahas lebih dalam mengenai resilience training, bagaimana pelatihan ini dapat diterapkan di lingkungan kerja, serta manfaatnya dalam membentuk karyawan yang tangguh!
Apa Itu Resilience Training?
Resilience training adalah serangkaian kegiatan atau program yang dirancang untuk membantu karyawan mengembangkan kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi stress di lingkungan kerja.
Pelatihan ini melibatkan pemberian keterampilan dan strategi untuk mengatasi tekanan, mengelola emosi, dan membangun daya tahan terhadap situasi sulit.
Pelatihan ini umumnya mencakup berbagai aspek seperti mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, manajemen waktu, komunikasi efektif, dan peningkatan self-awareness atau kesadaran diri.
Secara keseluruhan, pelatihan ini tidak hanya menciptakan karyawan yang tangguh secara emosional, tetapi juga memberdayakan mereka untuk melihat setiap tantangan sebagai peluang pertumbuhan, serta pembelajaran di lingkungan kerja.
Baca Juga: 7 Keterampilan Dasar yang Wajib Dikuasai Setiap Karyawan
Jenis-Jenis Resilience Training
Resilience training atau pelatihan ketangguhan menjadi semakin penting sebagai alat untuk membantu karyawan mengatasi stres, menghadapi tantangan, dan tetap produktif di lingkungan kerja yang serba cepat.
Terdapat berbagai jenis pelatihan ketangguhan yang dapat disediakan oleh perusahaan. Berikut ini di antaranya:
1. Emotional Resilience Training
Pelatihan ketangguhan emosional bertujuan membangun kemampuan individu mengatur emosi saat menghadapi pengalaman negatif atau stres.
Pelatihan ini bertujuan untuk menanamkan:
- Kesadaran diri untuk memahami pengaruh emosi terhadap perilaku.
- Pengendalian diri untuk reaksi yang disesuaikan dengan situasi.
- Ketekunan untuk terus konsisten dan berusaha.
- Pemikiran fleksibel dengan menggabungkan rasionalitas, optimisme, dan kemampuan beradaptasi.
- Pengembangan hubungan interpersonal untuk menciptakan dukungan emosional yang sehat.
2. Mental Resilience Training
Pelatihan ketahanan mental bertujuan membantu individu menyesuaikan diri dengan ketidakpastian dan perubahan.
Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong para karyawan dalam:
- Mengidentifikasi kekuatan karakter pribadi.
- Mempelajari keterampilan pemecahan masalah.
- Melihat tantangan sebagai peluang pertumbuhan.
- Menempatkan segala keadaan ke dalam perspektif.
3. Social Resilience Training
Pelatihan ketahanan sosial berfokus pada kemampuan kelompok untuk mengatasi gangguan dan beradaptasi.
Pelatihan ini memanfaatkan berbagai metode untuk membangun kepercayaan, rasa hormat, pemberdayaan, dan rasa kebersamaan dalam perusahaan.
Terdapat juga beberapa metode lain yang di antaranya:
- Latihan atau aktivitas membangun tim (team building)
- Sesi berdialog dan brainstorming untuk meningkatkan komunikasi dan berbagi ide di antara anggota kelompok.
4. Physical Resilience Training
Pelatihan ketahanan fisik bertujuan memperkuat kemampuan tubuh untuk menangani tuntutan dan perubahan fisik.
Training ini mencakup latihan khusus yang dapat memperkuat aspek fisik pekerjaan atau program kesehatan yang mendorong gaya hidup sehat
Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya pilihan gaya hidup sehat. Misalnya, seperti pola makan bergizi, kegiatan olahraga teratur, cukup tidur, dan metode relaksasi untuk mendukung ketahanan fisik individu.
Baca Juga: Cara Membangun Business Resilience bagi Perusahaan
Manfaat Resilience Training
Ketangguhan mental bukanlah sekadar kemampuan untuk bertahan, tetapi juga kemampuan untuk tumbuh dan berkembang setelah mengalami kesulitan.
Namun, pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan untuk mengatasi kesulitan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang yang dapat memperkuat mental dan emosional seseorang.
Berikut ini di antaranya:
1. Meningkatkan Produktivitas dan Konsentrasi
Melalui pelatihan ketahanan, karyawan dapat mengasah kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
Hal ini tidak hanya membuat mereka lebih efektif dalam menangani stres, tetapi juga memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas dengan lebih baik tanpa merasa kewalahan.
Selain itu, ketahanan membuka peluang bagi karyawan untuk mencoba pendekatan baru dalam meningkatkan hasil kerja.
2. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan
Dengan memahami cara menangani stres, karyawan dapat meningkatkan kesehatan fisik mereka, mengurangi dampak stres pada tubuh, dan secara keseluruhan mencapai kesejahteraan karyawan yang lebih baik.Â
Kesejahteraan ini diperkuat oleh peningkatan kemandirian dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh karyawan yang telah melalui pelatihan ketahanan.
3. Memperlancar Manajemen Perubahan
Keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan resiliensi sangat berharga saat menghadapi perubahan besar di lingkungan kerja.
Karyawan yang tangguh akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan, merasa lebih nyaman, dan lebih siap menghadapi transisi yang mungkin terjadi.
Hal ini membantu memperlancar manajemen perubahan, terutama dalam konteks perubahan struktur departemen atau implementasi teknologi baru.
4. Hubungan di Tempat Kerja yang Lebih Baik
Meningkatnya ketahanan juga berdampak positif pada hubungan di tempat kerja.
Karyawan yang memiliki ketangguhan cenderung lebih percaya diri saat berinteraksi dengan rekan kerja.
Pelatihan ketahanan juga meningkatkan keterampilan komunikasi, membantu mengelola hubungan di tempat kerja, dan memungkinkan karyawan untuk menyelesaikan konflik intrapersonal.
Secara keseluruhan, hal ini berkontribusi pada peningkatan pengalaman kerja karyawan.
Cara Implementasi Resilience Training di Perusahaan
Agar sukses dalam mengimplementasikan resilience training di tempat kerja, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti oleh perusahaan:
1. Memahami Karyawan
Langkah pertama, yaitu Anda perlu memahami karyawan Anda. Ini bisa dilakukan survei antar departemen atau bentuk focus group discussion (FGD) untuk memahami kesulitan dan pemicu stres karyawan.
Selain itu, sesuaikan pelatihan dengan tantangan khusus di industri tersebut melalui skenario pelatihan atau permainan peran untuk meningkatkan retensi dan kesuksesan.
2. Tetapkan Tujuan
Langkah selanjutnya, yaitu menetapkan tujuan. Anda perlu menjelaskan dan mendokumentasikan hasil serta tujuan pelatihan ketahanan.
Gunakan data survei atau metrik produktivitas sebagai dasar untuk menetapkan sasaran perbaikan di masa depan.
Cara ini akan membantu memastikan manfaatnya terlihat dan dapat dibuktikan kepada para pemimpin.
3. Dapatkan Dukungan Kepemimpinan
Cara selanjutnya, yaitu dapatkan dukungan kepemimpinan. Dapatkan dukungan tersebut melalui para eksekutif dan para pengambil keputusan untuk memastikan dampak manfaat dari pelatihan
Kepemimpinan yang mendukung ini akan meningkatkan efektivitas implementasi pelatihan.
4. Melaksanakan Program Kesehatan
Berikutnya, laksanakan program kesehatan dengan mengintegrasikannya pada pelatihan resiliensi karyawan.
Integrasi ini menjadi tanda komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
5. Menyediakan Kursus Pelatihan Online
Untuk semakin meningkatkan efektivitasnya, sediakan kursus pelatihan online. Opsi ini merupakan pilihan yang baik untuk memberikan pelatihan ketahanan.
Solusi ini dapat menghemat biaya dan memungkinkan karyawan mendapatkan manfaat tanpa mengganggu pekerjaan sehari-hari.
6. Membangan Budaya Kerja yang Kuat
Terapkan ketahanan ke dalam budaya perusahaan melalui kegiatan kesehatan dan peluang untuk berlatih dalam skenario berisiko rendah.
Adakan lokakarya meditasi, dorong kegiatan pengurangan stres, atau inisiatif lain untuk menciptakan budaya kerja yang tangguh.
7. Menghadirkan Seorang Ahli
Jika memungkinkan, undanglah seorang ahli untuk memberikan pelatihan tatap muka atau virtual.
Hal ini dapat memberikan semangat dan efektivitas tambahan dalam menyampaikan pelatihan ketahanan.
Contoh Resilience Training
Ada beberapa contoh konkret implementasi resilience training yang dapat dilakukan perusahaan, berikut ini di antaranya:
- Menjalankan tugas yang ditinggalkan oleh rekan tim yang telah meninggalkan perusahaan.
- Perubahan struktur perusahaan.
- Perubahan pada proses dan operasi bisnis.
- Pembelajaran perangkat lunak baru di tempat kerja.
- Mengatasi kehilangan penjualan, klien, atau akun.
- Menyusun strategi dalam berkomunikasi dengan rekan tim atau klien.
Terapkan Resilience Training dengan Software LMS Software LinovHR
Dalam upaya meningkatkan ketahanan individu dan tim di lingkungan kerja, penerapan resilience training menjadi semakin penting.
Salah satu pendekatan efektif untuk melaksanakan pelatihan ini adalah melalui Learning Management System LinovHR.
Software ini akan memudahkan perusahaan dalam merancang, mengorganisir, melaksanakan, serta mengawasi program pelatihan dan pengembangan karyawan.
Dengan LinovHR, perusahaan nantinya dapat dengan mudah mengintegrasikan pelatihan resilience training ke dalam program pengembangan karyawan mereka.
Perusahaan dapat dengan mudah melacak kemajuan peserta, menganalisis hasil evaluasi, dan mengukur dampaknya pada kesejahteraan dan kinerja karyawan.
Dengan ini, Software LMS LinovHR dapat memastikan bahwa tim memiliki keterampilan dan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang ada di tempat kerja.
Segera ajukan demonya sekarang dan temukan bagaimana LinovHR membantu Anda dalam memaksimalkan pelatihan karyawan!