Mendapatkan konsumen baru merupakan impian bagi setiap bisnis. Namun, mempertahankan konsumen lama tidak kalah pentingnya. Justru, mempertahankan konsumen jauh lebih penting karena lebih mudah dan murah untuk dilakukan.
Untuk mengetahui seberapa banyak konsumen yang telah dipertahankan oleh suatu bisnis, Anda bisa menggunakan repurchase rate. Repurchase rate merupakan persentase konsumen yang melakukan pembelian secara berulang.
Informasi tentang persentase tersebut bisa Anda gunakan untuk melihat kesuksesan strategi suatu bisnis perusahaan. Bagaimana teknisnya? Anda bisa mengetahuinya dengan membaca artikel LinovHR tentang repeat purchase rate berikut ini.
Apa Itu Repurchase Rate?
Repurchase rate adalah persentase konsumen yang melakukan pembelian lebih dari satu kali dalam suatu periode waktu tertentu. Biasanya, repurchase rate digunakan sebagai metrik KPI Sales atau Marketing.
Jika seorang konsumen melakukan pembelian secara berulang, maka teknik penjualan dan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil.
Setiap perusahaan tentu saja memiliki repurchase rate yang berbeda. Ini karena tingkat pembelian kembali bergantung pada usia bisnis perusahaan dan branding yang dimiliki.
Perusahaan yang telah berbisnis lebih lama umumnya memiliki tingkat repurchase yang lebih tinggi, berbeda dengan perusahaan baru. Sementara itu, perusahaan yang memiliki citra positif juga lebih disenangi konsumen untuk melakukan pembelian kembali daripada perusahaan yang bercitra negatif.
Selain dibedakan oleh usia dan branding perusahaan, istilah repurchase rate yang digunakan untuk setiap perusahaan pun berbeda. Ada yang menyebutnya sebagai tingkat repurchase, repeat purchase rate, RPR, atau rebuy rate. Meski istilah-istilah itu berbeda, maksud dan penggunaannya tetap sama.ย
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengukur Performa Bisnis
Mengapa Repurchase Rate Penting
Repeat purchase rate begitu penting bagi suatu bisnis. Ini karena besar keuntungan bisnis sebagian besar ditentukan oleh loyalitas konsumen yang melakukan pembelian berulang. Melansir dari penelitian Adobe, 80% profit perusahaan tersebut datang dari 40% konsumen setia.
Besar persentase tersebut tentu bukan main-main. Hal itu menandakan bahwa tingkat repurchase memegang peran penting dalam bisnis suatu perusahaan.
Repurchase rate bisa menjawab pertanyaan fundamental tentang bisnis perusahaan. Contoh pertanyaannya misalnya:
- Apakah produk yang dijual sudah memenuhi target pasar?
- Apakah produk yang dijual memiliki value menarik?
- Seberapa besar konsumen menyukai produk kita?
- Apakah teknik penjualan dan pemasaran yang diterapkan sudah optimal?
- Apakah pelayanan yang diberikan sudah memuaskan pelanggan?
Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari pertanyaan tersebut, perusahaan bisa menetapkan strategi yang diperlukan dalam mempertahankan konsumen. Dengan demikian, strategi yang dirancang dan dieksekusi akan lebih optimal.
Akibatnya, perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk mendapatkan konsumen dan mendapatkan profit lebih banyak. Hal ini bisa terjadi karena retensi konsumen jauh lebih murah dari akuisisi.
Bukan hanya itu, repurchase rate juga bisa menjadi dasar penilaian kinerja perusahaan dan karyawan yang dijadikan sebagai KPI. Terutama bagi karyawan yang bekerja di bidang Sales, Marketing, Customer Service, dan Product.
Jika tingkat pembelian kembali tinggi, maka perusahaan dan karyawan yang terlibat dalam divisi-divisi tersebut telah melakukan pekerjaan yang bagus.
Rumus Repurchase Rate
Untuk mengetahui tingkat repurchase dari suatu bisnis, ada rumus yang bisa digunakan untuk menghitungnya. Rumus tersebut yaitu:
Repurchase rate = (Jumlah konsumen yang melakukan pembelian berulang pada suatu periode แฅ Jumlah total konsumen pada suatu periode) X 100%
Data statistik konsumen kemudian bisa langsung dimasukkan ke rumus tersebut. Misalnya jika total konsumen pada satu bulan adalah 1000 orang dan konsumen yang melakukan repurchase sebanyak 200 orang, maka tingkat repurchase-nya menjadi:
= (250/1000) X 100%ย
= (ยผ) X 100%ย
= 25%
Dengan demikian, repurchase rate bisnis perusahaan tersebut yakni 25% dalam sebulan.
Baca Juga: Cara Menghitung Activity Based Costing dan Rumusnya
Ukur Kesuksesan Strategi dengan Bantuan Software HRIS LinovHR
Perhitungan repurchase rate sangat menentukan bagi perusahaan. Hal ini sebagai ukuran yang konkrit tentang strategi dan kinerja perusahaan.
Repurchase rate dapat dijadikan sebagai dasar penentuan performa dan kinerja karyawan. Sebagai tambahan, Anda juga bisa mengetahui sejauh mana perusahaan berhasil dalam melakukan strateginya melalui pekerjaan yang dihasilkan karyawan.
Ketika angka repurchase rate menunjukkan angka yang kurang memuaskan maka perusahaan perlu melakukan evaluasi. Baik itu evaluasi strategi maupun evaluasi kinerja karyawan.
Tentu melihat kinerja karyawan secara manual cukup sulit. Namun, Anda tak perlu lagi menggunakan cara manual karena sudah ada Software HRIS LinovHR yang bisa membantu pengelolaan performa karyawan.
Software HRIS LinovHR memiliki modul Performance Management yang memiliki fitur KPI. Pada fitur ini, Anda bisa memasukkan tingkat repurchase tertentu sebagai target kerja karyawan. Jika karyawan berhasil menepatinya, maka bisa dibilang KPI sudah terpenuhi.
Sudah pasti target kerja yang Anda buat harus sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu untuk mempertahankan konsumen. Nah, supaya karyawan bisa bekerja berdasarkan pedoman tujuan tersebut, Anda bisa memasukkan tujuan itu ke dalam fitur Goals.
Kini, Anda bisa mencapai repurchase rate yang diinginkan dengan pengelolaan yang baik menggunakan Software HRIS LinovHR. Tunggu apa lagi, segera hubungi kami untuk mengenal software ini lebih dalam!