Tidak hanya kisah cinta yang mengenal istilah balikan. Dalam dunia kerja juga ada istilah seperti ini disebut dengan rehire karyawan. Yap, rehire karyawan artinya kita mempekerjakan kembali karyawan kita.
Hal seperti ini sering dilakukan perusahaan ketika melakukan layoff besar-besaran. Biasanya perusahaan akan melakukan strategi merekrut kembali karyawan yang dinilai masih punya potensi.
Di sisi lain, tidak sedikit juga karyawan yang dulu resign justru ingin kembali bekerja di perusahaan tersebut. Bagi perusahaan merekrut mantan karyawan jadi pilihan yang cukup sulit. Ini ibaratkan seperti cinta lama belum kelar kepada perusahaan yang pernah ia tinggalkan.
Tapi, apakah wajar merekrut kembali karyawan yang sudah resign? Untuk menjawabnya, mari sama-sama simak ulasannya dalam artikel LinovHR berikut ini.
Apakah Wajar Rehire Karyawan yang Resign?
Terkait dengan merekrut kembali karyawan yang pernah resign, ada banyak persepsi tersendiri. Ada yang berpendapat bahwa merekrut lagi mantan karyawan adalah hal wajar dan tidak melanggar aturan. Namun, ada juga yang mewajarkan hal itu dengan alasan hubungan antar perusahaan dan karyawan merupakan profesional.
Dari sisi perusahaan, merekrut mantan karyawan jadi salah satu jalan pintas yang dapat diambil guna menghemat waktu serta biaya perekrutan. Terutama ketika bisnis perusahaan sedang dalam situasi sulit.
Baca Juga: Perlukan Berikan Counter Offer Kepada Karyawan yang Ingin Resign?
Mengapa Rehire Karyawan Adalah Hal yang Baik?
Ada hal yang harus Anda ketahui sebelum mengulas masalah rehire karyawan lebih lanjut. Kenapa sih karyawan harus meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja padahal masih ada rasa cinta?
Menurut pendapat ahli HR, Edwin Ginanjar ada 3 faktor utama yang jadi pendorongnya, yaitu tidak adanya kecocokan dengan atasan baik itu soal budaya kerja maupun kebijakan perusahaan.
Minimnya kesempatan bertumbuh atau mendapat tantangan baru, serta apresiasi yang rendah dalam hal program benefit dan kompensasi dari perusahaan juga jadi faktor yang mendorongnya.
Dari pengalaman yang Edwin dapatkan, biasanya setelah perusahaan mengganti atasan maka atasan yang baru akan merekrut karyawan yang punya pengalaman dan dapat beradaptasi dengan cepat untuk merealisasikan target perusahaan.Â
Oleh karena itu, merekrut mantan karyawan adalah hal yang baik dan jadi pilihan terbaik.
Namun, merekrut lagi mantan karyawan juga tidak bisa dibilang mudah meskipun Anda sudah mengenal karakter dan kinerjanya dibandingkan dengan kandidat baru.
Pada prinsipnya semua kembali ke kebutuhan bisnis dan etika perusahaan. Di sisi lain, mantan karyawan tentu sudah paham dasar-dasar bisnis sehingga tidak membutuhkan banyak pelatihan.Â
Terlebih jika talent di posisi yang sedang kosong kebutuhannya cukup sulit atau perlu orang yang adaptasinya cepat. Maka rehire karyawan dianggap tepat profilnya untuk mengisi posisi tersebut.
Hal yang Harus Diperhatikan HRD Sebelum Rehire Karyawan Resign
Merekrut mantan karyawan memang tidak ada yang salah. Namun, HR harus dapat mempertimbangkan apakah karyawan tersebut memiliki komitmen untuk berkontribusi besar ke perusahaan.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan sebelum merekrut mantan karyawan. Di antaranya adalah:
1. Rekam Jejaknya Harus Dievaluasi
Cek kembali bagaimana rekam jejak dari mantan karyawan tersebut, seperti kinerja hingga kedisiplinannya. Anda perlu melihat kembali bagaimana produktivitasnya dan hasil kerjanya.
Ingat baik-baik bagaimana situasi dan kondisi kerja ketika karyawan itu meninggalkan perusahaan.
2. Cari Tahu Hubungannya dengan Rekan Kerja Lainnya
Sebelum rehire karyawan, perusahaan harus tahu hubungan karyawan tersebut dengan karyawan lainnya di kantor. Maksudnya jangan sampai saat ia direkrut kembali, lingkungan di kantor tidak menyambutnya dengan baik.Â
Apabila ada karyawan lain yang keberatan dengan kembalinya si mantan, pertimbangkan sekali lagi, jangan diabaikan.
3. Periksa Prestasinya Secara Obyektif
Pertimbangkan juga bagaimana prestasinya di masa lalu sebelum meninggalkan perusahaan. Jika ternyata diketahui kinerjanya buruk, akan sangat tepat bila perusahaan tidak merekrutnya lagi.
HR harus tetap bersikap obyektif, jangan pernah berpikir menerimanya kembali ke perusahaan hanya karena butuh pekerjaan atau pertimbangan lainnya.
4. Proses Interview Tidak Boleh Dilewatkan
Meski Anda mempekerjakan lagi mantan karyawan, proses interview harus tetap dilakukan. Tujuannya untuk menyampaikan kembali harapan perusahaan kepada karyawan tersebut.
Pastikan bahwa Anda dan mantan karyawan sudah saling memahami terkait proses rehire. Ketika proses interview, diskusikan posisi yang akan diembannya, perubahan yang diharapkan, dan meminta feedback dari karyawan tersebut.
Dari jawabannya itu, Anda bisa menilai apakah ia cocok untuk posisi yang akan diberikan atau tidak.
5. Apakah Perusahaan Benar-Benar Butuh?
HR perlu bisa mengetahui apakah perusahaan benar-benar membutuhkan tambahan karyawan atau tidak. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan budget sebelum menerima kembali mantan karyawan.
Baca Juga: Contoh Surat Pengunduran Diri Atau Resign
Tingkatkan Retensi Karyawan dengan Pengelolaan HR yang Baik Bersama LinovHR
Rehire karyawan bukan sesuatu yang salah dilakukan, namun hal terpenting lagi yang perlu dilakukan perusahaan agar tidak perlu CLBK dengan karyawan resign adalah meningkatkan retensi karyawan.
Dengan retensi karyawan yang tinggi, perusahaan tidak perlu takut kehilangan talenta terbaik perusahaan. Sehingga mereka dapat bertahan dan berkontribusi di perusahaan untuk waktu yang lama.
Ada banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan retensi. Salah satunya adalah dengan membentuk tata kelola HR yang baik.
Tata kelola HR yang baik perlu didukung dengan adanya tools yang terbaik. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi canggih software HRIS, seperti LinovHR.
LinovHR memberi kemudahan kepada HR untuk melakukan proses rekrutmen melalui modul Recruitment. Anda bisa menggunakan fitur Manpower Planning untuk mengajukan rencana rekrutmen karyawan termasuk rencana merekrut mantan karyawan.Â
Untuk kelola proses rekrutmennya, mulai dari penyerahan lamaran hingga interview HRD atau user bisa menggunakan fitur Stage.
Selain itu, LinovHR juga memudahkan karyawan untuk mengakses kebutuhannya melalui layanan mandiri atau Employee Self-Service (ESS). Di layanan ini karyawan dapat melakukan absensi melalui ponsel, mengakses slip gaji, hingga mengajukan lewat satu sistem terintegrasi.
Tertarik mencoba LinovHR?
Ayo jadwal demo dengan sales kami dan konsultasikan permasalahan HR perusahaan Anda kepada kami!
Ada promo menarik khusus untuk pelanggan baru. Apalagi bagi Anda yang ingin menggunakan layanan payroll service LinovHR, akan mendapatkan gratis aplikasi ESS.
Menarik sekali bukan!