Check-In merupakan salah satu aktivitas yang biasa dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bagaimana pengalaman seorang karyawan, apakah berjalan baik atau tidak. Aktivitas ini bisa dilakukan secara online atau pun langsung.
Tujuan dilakukan Check-In tentunya agar memastikan kalau karyawan perusahaan dapat fokus pada pekerjaan mereka, ini juga bisa menjadi salah satu hal yang akan mendorong retensi karyawan.
Check-In juga tak bisa dilakukan tanpa perencanaan. Harus ada tujuan yang jelas yang bisa memenuhi kebutuhan kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya diterapkan dalam aktivitas Check-In:
1. Rendah administrasi
Proses check-in harus bisa diatur sedemikian rupa agar tak terlalu mengeluarkan banyak biaya. Sekarang sudah ada perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan dan mengurangi beban perusahaan.
Namun biar begitu, check-in tetap bisa dilakukan oleh perusahan dengan baik, artinya biarpun rendah administrasi namun bisa mendapatkan nilai yang tinggi.
2. Buatlah tujuan yang jelas
Tujuan yang jelas dalam check-in juga harus bisa dilakukan. Orang yang diberikan tanggung jawab atas check-in ini bisa memberikan respon yang baik pada karyawan baru. Buatlah pertanyaan yang bisa memberikan umpan balik, tak hanya pertanyaan mengenai masalah pribadi saja.
Baca Juga :Â Tujuan Dan Fungsi Performance Appraisal
3.Menciptakan kedisiplinan atau tepat waktu
Perusahaan melakukan check-in pada karyawan baru agar bisa mendorong keterlibatan karyawan dan juga mencegah hal yang dirasa tak perlu dan malah akan menghambat.
Cobalah meminta kesan mereka, apa yang dipikirkan setelah bekerja selama 6 bulan pertama. Ini tak hanya berguna untuk karyawan, namun juga untuk perkembangan perusahaan kedepannya.
4. Menciptakan kenyamanan
Bila perusahaan ingin memiliki karyawan yang responsive tentunya perusahaan harus memiliki kegiatan yang mendorong agar hal tersebut bisa terjadi.
Saat perusahaan ingin melakukan survey, alih-alih memberikan pertanyaan yang panjang, cobalah buat pertanyaan sesederhana mungkin namun memiliki nilai. Ini berguna agar karyawan tak perlu menghabiskan lebih banyak waktu ketika proses pengisian surveynya.
Selain itu, jagalah kerahasian nama karyawan agar mereka bisa merasa nyaman saat akan memberikan jawaban atas surveynya. Sebagai gantinya untuk tindak lanjut, perusahaan bisa meminta karyawan meninggalkan kontak saja alih-alih nama jelas.
Baca Juga: Pentingnya Geotagging untuk Sistem Aplikasi Absensi Online
5. Bisa digunakan siapa saja
Saat akan melakukan check-in, pilihlah metode yang bisa digunakan oleh siapapun alias harus ramah pengguna, khususnya untuk para karyawan.
Rasanya akan sangat menyebalkan bila kita ingin memberikan umpan balik untuk perusahaan namun kemudian harus melalui proses yang sangat menyulitkan.
Karena bagaimanapun proses ini dilakukan agar bisa mendapatkan hasil yang baik untuk perusahaan juga. Bila memang ingin memanfaatkan perangkat komputer cobalah buat survey yang memang responsif.
Baca Juga : Sisi Gelap Keterlibatan Karyawan Dalam Perusahaan
6. Efektif dan efisien
Ini juga berkaitan dengan waktu seperti pada poin 3. Namun untuk poin ini akan berfokus pada seberapa lama karyawan harus melakukan pengisian survey check-in tersebut?
Buatlah se-efektif dan se-efisien mungkin. Jangan sampai check-in ini malah menghabiskan banyak waktu bekerja.
Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan agar proses check-ins perusahaan berhasil dan bisa mendapatkan hasil sesuai apa yang diinginkan.