Tidak selalu karyawan yang bekerja di dalam perusahaan, sedang dalam kondisi badan yang sehat atau fit. Ada kalanya karyawan yang bekerja sedang berada pada kondisi yang kurang sehat, atau bahkan sakit. Kondisi di mana karyawan yang sedang sakit, namun tetap bekerja, dinamakan dengan presenteeism.
Presenteeism adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut orang tetap datang ke kantor untuk bekerja, walaupun sedang mengalami masalah kesehatan baik itu secara fisik, maupun mental.
Dalam kesempatan ini, LinovHR akan membahas mengenai presenteeism, agar perusahaan semakin aware dengan istilah dan kondisi dari setiap karyawannya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Kasus dan Penelitian Mengenai Presenteeism
Dalam dunia kerja, fenomena presenteeism bukanlah hal baru. Terdapat beberapa penelitian dan juga kasus yang dilakukan oleh beberapa perusahaan atau lembaga di dunia, mengenai presenteeism ini.
Berdasarkan data yang didapat oleh Vitality, perusahaan asuransi kesehatan asal Inggris. Setidaknya, lebih dari 40% karyawan mengatakan bahwa kesehatan sangat mempengaruhi pekerjaan yang mereka lakukan. Angka tersebut meningkat sebanyak tiga kali lipat, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Selain itu, di Inggris sendiri, pernah dilakukan survey terhadap 1339 dokter. Hasil survei menyatakan bahwa 80% dokter umum dan 57,8% konsultan yang berada di Inggris, akan tetap bekerja, walaupun kondisi badan atau kesehatannya sedang tidak baik, seperti mengalami demam atau flu.
Salah satu kasus dari presenteeism parah, terjadi pada tahun 2005 di salah satu panti jompo yang berada di San Fransisco, Amerika Serikat.
Kasus tersebut bermula, ketika 3 penghuni panti jompo dan juga 1 staff terkena diare, mual, dan muntah. Seiring berjalannya waktu, penghuni dan staff yang terkena gejala tersebut semakin bertambah.
Hanya dalam waktu 10 hari saja, terdapat 23 penghuni panti jompo dan 18 staff yang mengalami gejala serupa.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, rupanya ada staff yang sakit dan tetap masuk bekerja, dan staff yang bersangkutan tidak melaporkan gejala yang terjadi sampai pekerjaanya selesai.
Akibat Presenteeism pada Karyawan
Lalu, apakah dampak dari presenteeism bagi perusahaan? Hasil survei yang dilakukan oleh Burton dan Edington, mengatakan bahwa 60% kerugian ekonomi disebabkan oleh kesehatan karyawan yang memburuk.
Hasil survei di atas juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Jiansi Xiaoqian di China, yang menyatakan produktivitas yang menurun akibat presenteeism, 50% lebih besar dibandingkan karena absenteeism.
Berdasarkan penelitian dan survei di atas, maka dapat kita ketahui, bahwa presenteeism memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan dan juga karyawan.
Selain menurunkan produktivitas, presenteeism juga memiliki potensi untuk menularkan penyakit kepada karyawan yang ada di sekelilingnya.
Perusahaan harus mewaspadai dan memberikan perhatian yang lebih terhadap permasalahan ini, terutama jika penyebab dari presenteeism adalah gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan berlebih, dan sejenisnya.
Mengabaikan masalah ini, hanya akan membuat permasalahan semakin besar, bukan menghilangkannya. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang besar bagi perusahaan.
Berdasarkan survei yang dilakukan American Productivity Audit, menyatakan presenteeism di Amerika Serikat membuat kerugian yang diperkirakan lebih dari $150 miliar dollar dalam setahun.
Journal of the American Medical Association juga melakukan penelitian, yang menunjukkan penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh depresi dan nyeri, berdampak 3x lebih besar, dibandingkan kerugian akibat tidak hadir karena alasan yang sama.
Cara Mengatasi Presenteeism pada Karyawan
Agar presenteeism tidak semakin banyak terjadi pada karyawan di perusahaan Anda, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yakni:
1. Perhatikan Kesejahteraan Karyawan
Salah satu cara penting yang bisa Anda lakukan dalam mencegah presenteeism yaitu dengan memberi perhatian lebih pada kesejahteraan dan kenyamanan karyawan.
Seringkali karyawan yang sakit, namun tetap datang untuk bekerja akan diberikan penghargaan dan dicap sebagai orang yang berdedikasi tinggi.
Hal tersebut nyatanya akan memberikan tekanan dan juga dampak negatif untuk datang bekerja, ketika sedang sakit. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi semangat kerja dan mempengaruhi kesejahteraan fisik dan juga mental dari karyawan yang bersangkutan.
Baca Juga: Apakah Perusahaan Perlu Memberikan Asuransi Kesehatan Selain BPJS?
2. Kebijakan yang Merugikan Karyawan
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh perusahaan tidak selamanya menguntungkan kedua belah pihak. Terkadang, kebijakan tersebut malah dapat merugikan karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, banyak kebijakan mengenai cuti sakit bersifat menghukum, seperti mendapat potongan gaji dan sebagainya, sehingga hal ini akan sangat merugikan karyawan. Hal ini yang nantinya akan membuat karyawan yang merasa sakit, untuk tetap memaksakan diri bekerja, yang berakibat pada terjadinya presenteeism.
3. Waspadai Penyebabnya
Penyebab dari presenteeism sangat beragam, bisa bersumber dari kesehatan secara fisik, maupun kesehatan mental (Mental Health) dari karyawan yang bersangkutan.
Anda perlu untuk mewaspadai dan mengenali penyebab-penyebab terjadinya presenteeism pada karyawan Anda. komunikasikan hal tersebut dan berikan dukungan positif kepada karyawan untuk mengurangi tekanan dan tingkat stress yang dialami oleh para pekerja.Â
Karena seperti yang diketahui, tingkat stress dan tekanan yang tinggi, mampu memberikan dampak buruk bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
4. Kenali Gejala Presenteeism
Anda perlu mengetahui gejala-gejala dari presenteeism. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan mental, sangat sulit untuk diungkapkan. Maka dari itu, Anda perlu peka terhadap kondisi dan keadaan yang dialami oleh para pekerja Anda.
Dengan begitu, maka Anda dapat mencegah terjadinya presenteeism yang berpotensi untuk terjadi, akibat dari kesehatan fisik maupun mental yang terjadi pada karyawan di perusahaan Anda.Â
Berikan pelatihan dan pemahaman di tempat kerja, untuk meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan mental dan fisik yang umum, agar para pekerja bisa lebih paham dan aware terhadap masalah ini.
5. Periksa dan Tingkatkan Program Kesejahteraan Perusahaan
Program kesejahteraan yang buruk akan berdampak pada karyawan, sehingga menurunkan produktivitas di dalam perusahaan.
Program kesejahteraan yang baik, harus memperhitungkan aspek-aspek penting di luar pekerjaan, seperti tekanan sosial, fisik, mental, hingga finansial. Memberikan dukungan yang tepat, dapat membantu mengurangi potensi terjadinya presenteeism pada diri karyawan.
Fitur Software HRD LinovHR Dapat Membantu Perusahaan Mengatasi Presenteeism
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu penyebab presenteeism yaitu kesehatan mental yang terganggu, yang diakibatkan dari stress, jam kerja yang padat, dan juga beban kerja yang tinggi.
Software absensi karyawan LinovHR hadir dengan fitur Time Managementnya yang dapat membantu manajemen dalam mengatur dan mengelola jadwal kerja karyawan yang memiliki dinamika kerja yang tinggi, dan pola kerja yang bervariasi.
LinovHR dapat memudahkan HRD dalam melihat jadwal kerja dan juga beban yang dimiliki oleh setiap karyawannya, apakah sudah sesuai dengan tanggung jawabnya atau tidak.
Dengan begitu, perusahaan akan lebih mudah dalam mengelola dan mengontrol beban dan jam kerja yang berlebihan bagi para pekerja di perusahaan.
Itulah pembahasan mendalam mengenai presenteeism pada karyawan. Semoga setelah membaca artikel ini, Anda menjadi paham akan pentingnya masalah ini, dan harus mewaspadai hal tersebut, agar tidak terjadi di perusahaan Anda. semoga bermanfaat!