Pragmatis Adalah Berpikir Instan, Mari Pahami Lebih Jauh Di sini!

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

pragmatis adalah
Isi Artikel

Pernahkah Anda mendengar istilah “pragmatis”? Pragmatis adalah sebuah konsep yang sering digunakan dalam dunia pemikiran dan tindakan. Pemikiran pragmatis mengacu pada cara berpikir seseorang yang lebih fokus pada hasil akhir.

Dalam bahasa sehari-hari, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mempertimbangkan suatu tindakan secara cepat dari tindakan atau keputusan yang diambil.

Mari simak ulasan tentang apa itu pragmatis pada artikel LinovHR berikut ini!

 

 

Apa Itu Pragmatis

Pragmatis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pendekatan yang fokus pada kegunaan praktis dan hasil yang dapat dicapai dalam konteks tertentu.

Istilah ini berasal dari kata “pragmatik” yang berasal dari bahasa Yunani, “pragma,” yang berarti “perbuatan” atau “tindakan.”

Dalam pemahaman pragmatis, penting untuk mempertimbangkan konteks sosial, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai dalam berkomunikasi atau bertindak.

Terkadang individu dengan sifat pragmatis bisa mengikuti tindakan orang lain tanpa mempertimbangkan segala sesuatu secara matang dan terstruktur, bahkan mereka bisa mengambil keputusan secara cepat walaupun tindakannya itu salah.

 

Perbedaan Pragmatis vs Idealis 

Sikap pragmatis dan idealis adalah dua konsep yang berbeda dalam sifat maupun pemikiran filosofis. Berikut ada beberapa perbedaan antara pragmatis dan idealis, di antaranya:

 

1. Definisi

Sikap pragmatis adalah filsafat yang menekankan pada pentingnya tindakan dan pengalaman dalam memahami dunia. Sementara itu, idealis adalah filsafat yang menekankan pada pemikiran dan ide sebagai sarana untuk memahami dunia.

 

2. Fokus

Pragmatis fokus pada pengalaman empiris dan praktik. Dalam pandangan pragmatis, pengetahuan berasal dari pengalaman dan eksperimen. 

Sementara itu, idealis fokus pada pemikiran dan ide. Dalam pandangan idealis, pengetahuan berasal dari pemikiran dan refleksi.

 

3. Metode

Pragmatis menggunakan metode ilmiah dan empiris untuk memahami dunia. Dalam pandangan pragmatis, teori harus diuji dengan pengalaman. 

Sementara itu, idealis menggunakan metode rasional dan filosofis. Dalam pandangan idealis, teori harus diuji dengan akal budi dan pemikiran.

 

4. Pandangan Tentang Realitas

Pragmatis melihat realitas sebagai sesuatu yang tergantung pada pengalaman manusia. Dalam pandangan pragmatis, realitas adalah konstruksi sosial dan tidak objektif. 

Sementara itu, idealis melihat realitas sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh pikiran dan ide. Dalam pandangan idealis, realitas adalah konstruksi pikiran dan subjektif.

 

5. Tujuan Akhir

Pragmatis berfokus pada tindakan yang efektif dan berguna. Dalam pandangan pragmatis, tujuan akhir adalah untuk mencapai hasil yang positif. 

Sementara itu, idealis berfokus pada kebenaran dan nilai-nilai moral. Dalam pandangan idealis, tujuan akhir adalah untuk mencapai kebenaran dan kebaikan moral.

 

Baca Juga: Beberapa Contoh Motto Hidup untuk Meningkatkan Semangat Kerja

 

Ciri-ciri Pragmatis 

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin secara tidak sadar memiliki sifat pragmatis yang terdiri dari beberapa macam, seperti:

 

  1. Ambisi yang Berlebihan

Meskipun memiliki ambisi adalah hal yang penting untuk mencapai tujuan, namun jika terlalu berlebihan, maka dapat dianggap sebagai sifat pragmatis. 

Orang yang pragmatis cenderung ambisius serta tidak sabar dan dapat mengesampingkan aspek penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

 

  1. Menghalalkan Segala Cara

Sifat pragmatis juga dapat ditunjukkan dengan cara seseorang menggunakan segala cara yang tersedia untuk mencapai tujuannya, bahkan jika cara tersebut buruk. 

Meskipun awalnya mungkin hanya mencoba jalan pintas, tetapi jika berhasil, maka dapat menimbulkan ketertarikan untuk terus menggunakan cara tersebut.

 

  1. Kebutuhan untuk Dipuji

Sifat pragmatis juga dapat ditunjukkan dengan kebutuhan seseorang untuk selalu dipuji, meski itu mengorbankan kebahagiaannya. Orang dengan sifat ini cenderung merasa sempurna dan sulit menerima kritik dan saran.

 

  1. Terlalu Percaya Diri 

Orang dengan sifat pragmatis juga seringkali memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan cenderung mengabaikan faktor emosional sebagai kontrol. Hal ini dapat mengakibatkan mereka tidak memperhitungkan kapasitas diri dan hanya mengandalkan kecerdasan.

 

  1. Terlalu Sibuk

Sifat pragmatis kelima adalah menjadi orang yang selalu merasa tersibuk dibandingkan orang lain. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk mencapai sesuatu secara praktis dan cepat, sehingga melupakan pengaturan waktu yang baik.

 

  1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sifat pragmatis terakhir ditunjukkan dengan kecenderungan seseorang untuk membandingkan dirinya dengan orang lain dalam pencapaian.

Orang dengan sifat ini cenderung merasa superior ketika berhasil, namun merasa tertekan ketika tidak mencapai standar kesuksesan yang diinginkan.

 

Apakah Menjadi Pragmatis Salah?

Menjadi pragmatis tidak selalu salah, namun tergantung pada konteks dan dampak yang ditimbulkan. Secara umum, sifat pragmatis didefinisikan sebagai kecenderungan untuk berfokus pada hasil dan manfaat praktis yang dapat diperoleh dengan cara apapun, bahkan jika itu melanggar etika atau moralitas.

Beberapa orang memandang sifat pragmatis sebagai hal positif, karena dapat memacu seseorang untuk mencapai tujuan yang sulit.

Namun, pada saat yang sama, sifat pragmatis juga dapat menghilangkan nilai-nilai moral dan etika dalam mencapai tujuan tersebut.

Pada kenyataannya, menjadi pragmatis juga dapat memiliki dampak negatif pada diri sendiri dan orang lain.

Misalnya, sifat ambisi yang berlebihan dapat mengabaikan pentingnya proses dan pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir dan melupakan aspek penting lainnya yang seharusnya juga diperhatikan.

Selain itu, sifat pragmatis juga dapat membawa dampak negatif pada hubungan antar-individu. Misalnya, sifat menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan dapat merugikan orang lain, seperti menyuap atau memanipulasi. Sifat ini juga dapat memicu persaingan yang berlebihan antar-individu.

Namun, menjadi pragmatis tidak selalu buruk jika dapat diimbangi dengan etika dan moralitas. Sifat pragmatis dapat membantu seseorang mencapai tujuan dengan lebih cepat dan efektif jika dilakukan dengan cara yang benar dan dapat diterima oleh semua orang.

 

Contoh Pragmatis 

Dalam setiap bidang, keputusan pragmatis diambil untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif dan efisien, dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan dan memilih tindakan yang paling memungkinkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. 

Ada beberapa contoh keputusan pragmatis di berbagai bidang, yaitu:

 

1. Bisnis

Ketika perusahaan mengalami penurunan penjualan, maka seorang pemimpin pragmatis akan memutuskan untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan pasar agar perusahaan tetap beroperasi dan menghindari kebangkrutan.

 

2. Politik

Ketika seorang politisi menghadapi situasi di mana suara mayoritas publik menyatakan keinginan untuk perubahan kebijakan, tetapi perubahan tersebut bertentangan dengan pandangan ideologis partainya, maka seorang politisi pragmatis akan memilih untuk menyesuaikan posisinya untuk memenuhi keinginan publik dan mempertahankan dukungan elektoral. 

 

3. Hukum

Ketika seorang pengacara menghadapi kasus di mana kliennya terbukti bersalah, maka seorang pengacara pragmatis akan memilih untuk bernegosiasi dengan jaksa penuntut untuk mengurangi hukuman kliennya agar bisa meminimalisir kerugian bagi kliennya. 

 

Baca Juga: Kuliah Jurusan Hukum? Rekomendasi Universitas Terbaik & Prospek Kerja

 

4. Pendidikan

Ketika seorang guru menghadapi siswa yang sulit diatur di kelas, maka seorang guru pragmatis akan memilih untuk mencari metode pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut agar dapat meningkatkan performa belajar siswa.

 

5. Olahraga

Ketika seorang pemilik tim memilih untuk memperpanjang kontrak pemain bintang dengan harga yang mahal. Padahal, perpanjangan kontrak ini dapat memengaruhi anggaran tim secara signifikan. 

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa pemain bintang tersebut dapat memberikan kontribusi besar bagi tim dalam jangka panjang dan dapat meningkatkan performa tim secara keseluruhan. 

Dalam olahraga, keputusan pragmatis diambil dengan mempertimbangkan tujuan jangka panjang tim atau atlet, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan, kebugaran, dan potensi kelelahan atau cedera.

 

Baca Juga: Apa Itu Istilah Hectic?

 

Itulah pemaparan seputar pemikiran pragmatis. Semoga artikel dari LinovHR ini bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda tentang sikap pragmatis!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter