Istilah skill dan kompetensi sering salah digunakan. Kedua istilah tersebut sering kali dianggap sama, padahal sebenarnya keduanya punya makna yang berbeda.
Sebagai HR, kesalahpahaman tentang istilah skill dan kompetensi tentu harus Anda tangani. Hal ini sangat penting sebab skill dan kompetensi adalah dua hal vital dalam manajemen karyawan.
Jika tidak paham perbedaannya, Anda bisa merekrut karyawan yang salah. Anda juga tidak bisa mengembangkan karyawan tanpa mengetahui perbedaan skill dan kompetensi.
LinovHR siap membantu Anda memahami lebih jauh apa bedanya skill dan kompetensi. Inilah artikel yang dapat Anda baca.
Apa Perbedaan Skill dan Kompetensi
Di bawah ini adalah empat perbedaan skill dan kompetensi, mulai dari perbedaan pengertian hingga cara menguasai.
Pengertian
Skill dan kompetensi memiliki perbedaan secara pengertiannya. Skill adalah kemampuan yang dipelajari dan diaplikasikan berdasarkan pengetahuan seseorang. Kemampuan ini diaplikasikan secara efektif dalam melakukan sesuatu.
Sementara itu, kompetensi adalah gabungan dari skill, pengetahuan, perilaku, dan kemampuan yang memudahkan karyawan dalam bekerja secara efektif. Seorang karyawan bisa saja memiliki banyak skill, namun ia belum tentu kompeten.
Karyawan dianggap memiliki kompetensi jika ia tahu cara menggunakan skill yang dimiliki untuk sukses dalam pekerjaannya.
Penilaian
Perbedaan selanjutnya antara skill dan kompetensi bisa dilihat dari segi penilaian. Skill umumnya bisa dinilai dan diukur berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, skill bahasa Inggris bisa diukur melalui serangkaian tes, seperti TOEFL atau IELTS.
Namun, kompetensi tidak bisa dinilai. Kompetensi terikat pada nilai-nilai yang tidak dapat diukur. Kalaupun ada penilaian, biasanya penilaian kompetensi rentan subjektif.
Misalnya, penilaian yang dilakukan untuk melihat kompetensi karyawan dalam beradaptasi di lingkungan kerja akan berbeda-beda, tergantung siapa yang melihatnya.
Cara menguasai
Baik skill dan kompetensi, keduanya sama-sama bisa dipelajari. Namun, kompetensi jauh lebih sulit untuk dipelajari daripada skill.
Untuk menguasai suatu kompetensi, karyawan membutuhkan banyak waktu dan usaha yang besar. Secara garis besar, menguasai kompetensi mengharuskan karyawan untuk mengubah perilaku dan kebiasaan sehari-hari.Bahkan, biasanya dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk menguasai satu kompetensi.
Hal ini tidak sama dengan skill yang bisa dikuasai dengan cara belajar. Sebagai contoh, karyawan bisa menguasai skill bahasa Inggris jika ia mempelajarinya melalui buku atau internet. Waktu yang digunakan untuk belajar ini pun tidak selama belajar menguasai kompetensi.
Kemampuan transfer
Skill dapat ditransfer dari satu karyawan ke karyawan lainnya karena bisa dipelajari dengan lebih mudah. Sebagai contoh, seorang karyawan dapat mengajari rekan kerjanya skill komunikasi melalui serangkaian pelatihan atau pemberian tips.
Hal ini berbeda dengan kompetensi yang tidak bisa ditransfer. Kompetensi biasanya spesifik dimiliki oleh satu orang tertentu.
Ini karena menguasai sebuah kompetensi membutuhkan waktu yang lama, sehingga kompetensi tidak bisa ditransfer ke orang lain.
Baca juga: Pentingnya Mengembangkan Kompetensi Karyawan untuk Lini Staff dan Strateginya
Mana yang Lebih Penting Skill atau Kompetensi
Tidak ada yang lebih penting di antara skill dan kompetensi. Keduanya sama-sama merupakan hal penting yang dibutuhkan karyawan. Karyawan membutuhkan skill untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara itu, karyawan membutuhkan kompetensi jika ingin mengalami kemajuan karir.
Mengapa karyawan membutuhkan kompetensi untuk berkembang? Sebab, jika karyawan hanya memiliki skill, ia hanya mampu mengerjakan pekerjaannya tanpa memperoleh nilai tambah. Sedangkan jika karyawan memiliki kompetensi, ia dapat mengaplikasikan skill yang dimiliki untuk bisa sukses.
Menguasai skill dan kompetensi tidak hanya penting bagi kepentingan pribadi karyawan. Menguasai kedua hal tersebut juga bermanfaat bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Apabila karyawan Anda memiliki skill dan kompetensi yang dibutuhkan, perusahaan dapat meningkatkan performa, profit, dan reputasi.
Salah satu hal yang bisa HR lakukan adalah menjabarkan skill dan kompetensi yang harus dimiliki karyawan dengan jelas.
Dengan demikian, karyawan dapat memahami kebutuhan perusahaan beserta tujuan yang ingin dicapai.
Baca juga: Competency Model: Mana Kompetensi yang Sesuai Kebutuhan Perusahaan Anda
Tingkatkan Skill dan Kompetensi dengan Dukungan LinovHR
Meningkatkan skill dan kompetensi karyawan adalah salah satu tugas Anda sebagai HR. Tugas ini harus Anda laksanakan agar karyawan dapat memiliki skill dan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan dalam upaya mencapai kemajuan.
Saat ini, pengelolaan skill dan kompetensi karyawan bisa dilakukan secara digital melalui Software Manajemen Kompetensi LinovHR. Software ini dapat mengelola standar kompetensi dan skill karyawan di masing-masing divisi.
Dengan Software Manajemen Kompetensi, HR bisa tahu skill dan kompetensi yang perlu ditingkatkan dan dikuasai setiap karyawan.
Jika informasi tentang skill dan kompetensi yang dibutuhkan sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill dan kompetensi karyawan. Anda dapat mengelola hal ini melalui modul Learning & Development.
Modul ini memungkinkan Anda untuk mengatur jenis dan jadwal pelatihan, budget, serta karyawan yang akan mengikuti pelatihan.
Baik Software Manajemen Kompetensi dan juga modul Learning & Development, semuanya tercakup menjadi satu dalam Software HR LinovHR. Jika Anda memimpikan karyawan dengan skill dan kompetensi terbaik, wujudkan hal tersebut lewat Software HR LinovHR.
Tak perlu ragu, kami siap membantu Anda dalam menghadirkan pengelolaan skill dan kompetensi karyawan yang efektif. Daftarkan demo sekarang!