Perbedaan Penilaian Subjektif dan Objektif, Pilih yang Mana?

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Perbedaan Penilaian Subjektif dan Objektif, Pilih yang Mana?
Isi Artikel

Pada dunia kerja, penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam membantu kita membuat keputusan dan mengukur kinerja karyawan. Dalam konteks ini, terdapat dua pendekatan utama dalam melakukan penilaian, yaitu penilaian subjektif dan penilaian objektif.

Kedua pendekatan ini sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, seni, termasuk dunia kerja.

Dalam artikel kali ini, LinovHR akan menjelajahi perbedaan mendasar antara penilaian subjektif dan penilaian objektif, serta melihat contoh-contoh bagaimana kedua pendekatan ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi.

Penilaian Karyawan Objektif

Dalam konteks penilaian kinerja karyawan, penilaian objektif mengacu pada metode penilaian kinerja karyawan yang didasarkan pada fakta dan data konkret. Penilaian ini didesain untuk mengukur pencapaian karyawan dalam hal-hal yang dapat diukur secara terukur, seperti produktivitas, kehadiran, hasil kerja, dan pencapaian target. 

Penilaian objektif berusaha untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi unsur subjektivitas dalam penilaian, sehingga lebih adil dan akurat.

Sebagai contoh, penilaian objektif karyawan dapat melibatkan pengukuran angka-angka yang dapat diukur dengan jelas, seperti penjualan yang dicapai, jumlah proyek yang diselesaikan dalam batas waktu, atau tingkat kehadiran yang tercatat. 

Metrik-metrik ini menyediakan dasar yang jelas untuk menilai kinerja karyawan dan membandingkannya dengan standar atau target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Indikator Penilaian Objektif

Indikator penilaian objektif adalah metode pengukuran yang umumnya memiliki arti yang jelas dan tidak dapat ditafsirkan secara bervariasi misalnya: 

  • Apakah seorang karyawan terlambat lima kali atau tidak?
  • Apakah dia berhasil mencapai target jumlah widget per jam atau tidak?

Metode ini sering digunakan oleh beberapa pengusaha untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang memiliki pekerjaan berulang atau berada di tingkat masuk. 

Dalam hal ini, performa karyawan diukur berdasarkan tindakan spesifik yang dilakukan (atau tidak dilakukan), atau berdasarkan pencapaian total produktivitas per produk atau layanan yang dihasilkan. 

Pendekatan ini membantu menciptakan penilaian yang lebih objektif dan terukur dalam konteks pekerjaan yang bersifat rutin atau berulang.

Baca Juga: Contoh Form Penilaian Kinerja Karyawan Terbaru

Penilaian Karyawan Subyektif

Penilaian karyawan secara subyektif merujuk pada metode evaluasi kinerja karyawan yang didasarkan pada penilaian yang lebih subjektif dan tidak selalu mengikuti kriteria yang sangat terstruktur. 

Metode ini melibatkan pandangan dan penilaian pribadi atasan atau evaluator terhadap karyawan berdasarkan pengamatan, persepsi, dan penilaian mereka terhadap berbagai aspek kinerja karyawan.

Indikator Penilaian Subyektif

Indikator Penilaian Subyektif mengacu pada situasi di mana beberapa jenis pekerjaan sulit untuk diukur dengan mudah. Contohnya termasuk pekerjaan sebagai analis data, pengacara, dan lainnya, yang keseluruhan kinerjanya sulit untuk dijelaskan dalam beberapa ukuran atau metrik yang jelas. 

Karena kompleksitas pekerjaan-pekerjaan ini, pemberi kerja akan menentukan kategori-kategori penilaian tertentu, seperti pelayanan pelanggan, kerja sama dalam tim, atau profesionalisme.

Dalam hal ini, para atasan atau penyelia biasanya memberikan skor numerik yang mencerminkan penilaian mereka terhadap kinerja karyawan dalam kategori-kategori tersebut. Namun, penilaian ini bersifat subjektif karena didasarkan pada pandangan dan interpretasi masing-masing penyelia. 

Oleh karena itu, apakah penilaian numerik tertentu dianggap “benar” atau tidak lebih banyak bergantung pada perspektif dan penafsiran individu yang memberikan penilaian.

Baca Juga: 14 Indikator Penilaian Kinerja Karyawan yang Mesti Dicek

Penilaian Objektif atau Subjektif, Mana yang Harus Digunakan?

Penilaian objektif dan subjektif memiliki peran yang berbeda dalam pengajaran dan evaluasi. Penggunaan keduanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian tersebut. 

Berikut ini beberapa situasi di mana penggunaan penilaian objektif atau subjektif bisa tepat:

Penilaian Objektif

  • Menguji Pengetahuan Dasar. Contohnya seperti tes pilihan ganda dan pengisian kata-kata kosong bisa menguji pemahaman karyawan terhadap fundamental dan pengetahuan.
  • Mengevaluasi Penguasaan Materi. Ketika Anda perlu menilai penguasaan karyawan terhadap materi tertentu, penilaian objektif dapat membantu memberikan evaluasi yang jelas dan tepat tentang pengetahuan karyawan.
  • Mengukur Pemahaman Istilah. Penilaian objektif dapat digunakan untuk menguji pengetahuan dan pemahaman karyawan terhadap kosakata dan istilah-istilah khusus yang digunakan dalam pekerjaan.
  • Memberikan Umpan Balik Cepat. Penilaian objektif dapat menjadi dasaran dalam memberikan feedback kepada karyawan tentang pemahaman mereka terhadap materi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi area mana yang perlu fokus dalam usaha belajar mereka.

Penilaian Subjektif

  • Menguji Kemampuan Berpikir Kritis. Penilaian subjektif, seperti esai, proyek, dan presentasi lisan yang diberikan pada karyawan, dapat efektif untuk menguji kemampuan analisis dan mencerna informasi, mengevaluasi argumen, dan menyatakan pendapat.
  • Menilai Kemampuan Memecahkan Masalah. Penilaian subjektif dapat digunakan untuk menilai kemampuan karyawan dalam memecahkan masalah dan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif dalam menemukan solusi berbagai permasalahan kompleks.
  • Mengevaluasi Kreativitas. Penilaian subjektif dapat digunakan untuk menilai kreativitas dan keaslian karyawan dalam karya mereka, seperti dalam tugas seni, musik, dan menulis kreatif.
  • Menilai Kemampuan Komunikasi. Penilaian subjektif dapat digunakan untuk menilai kemampuan komunikasi karyawan, seperti kemampuan mereka untuk menyajikan ide dengan jelas dan meyakinkan dalam format pidato atau debat.

Pilihan antara penilaian objektif dan subjektif tergantung pada tujuan instruksional dan apa yang ingin dievaluasi dari karyawan.

Kombinasi keduanya juga bisa menjadi pendekatan yang baik untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pemahaman dan kemampuan karyawan.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Sistem Penilaian Kinerja Karyawan?

Mudahkan Penilaian Karyawan dengan Performance Management System LinovHR

performance review

Performance Management System dari LinovHR merupakan solusi yang sangat berguna dalam memudahkan proses penilaian karyawan di perusahaan. Sistem ini dirancang khusus untuk membantu manajemen dalam mengelola dan mengevaluasi kinerja karyawan dengan lebih efisien.

Dengan LinovHR, perusahaan dapat dengan mudah mengatur tujuan dan sasaran karyawan, mengukur pencapaian mereka, serta memberikan umpan balik secara terstruktur.

Sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk melacak perkembangan kinerja selama periode waktu tertentu, memfasilitasi identifikasi area yang perlu ditingkatkan, serta mengakses data kinerja secara real–time.

Dengan fitur-fitur yang canggih dan user–friendlyPerformance Management System LinovHR menjadi alat yang tak ternilai dalam mendorong pertumbuhan karyawan dan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

Jika Anda tertarik untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas dalam penilaian karyawan, jangan ragu untuk menjajaki kemampuan Performance Management System LinovHR.

Dapatkan manfaat dari fitur-fitur canggihnya dan bantu perusahaan Anda mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi dengan daftarkan demonya secara gratis sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Artikel Terbaru