People pleaser mungkin bukan hal baru yang Anda dengar. Bukan hanya di lingkungan pertemanan, nyatanya kita juga bisa menemukan mereka di lingkungan kerja.
Tidak jauh berbeda di lingkungan pertemanan, di lingkungan kerja orang seperti ini juga sulit sekali untuk menolak orang lain ketika ada yang meminta tolong bahkan di saat pekerjaan tersebut di luar ranahnya.
Tentu hal ini bukanlah hal yang baik, mengingat di dalam dunia kerja kita harus menjaga profesionalisme. Tapi, apakah Anda tahu tanda-tanda bahwa Anda adalah people pleaser atau bukan?
Agar Anda tidak penasaran, mari simak artikel LinovHR berikut ini!
Apa Itu People Pleaser?
People pleaser adalah sebutan bagi orang yang selalu merasa bahwa dirinya harus memenuhi kebutuhan atau ekspektasi orang lain. Selain itu, ini juga bisa diartikan sebagai orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain.Â
Mereka biasanya cenderung tidak mementingkan prioritas yang ada pada dirinya dan lebih mementingkan kebutuhan orang lain.
Hal ini dilakukan oleh mereka agar tidak merasa bersalah hanya karena menolak permintaan tolong dari orang di sekitarnya.
Dengan sikapnya yang sulit menolak dan selalu ingin menyenangkan orang lain ini, biasanya mereka selalu diandalkan oleh orang lain untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan orang lain.
Maka tidak heran bila mereka pun mendapatkan image atau citra yang baik di mata orang lain.
Penyebab Perilaku People Pleasing
Beberapa pakar mengatakan bahwa penyebab seseorang menjadi people pleaser seperti karena dirinya ingin merasa menjadi bagian penting dan memiliki kontribusi dalam suatu komunitas atau lingkungan tempat mereka bersosialisasi.
Penyebab lainnya bisa dikarenakan faktor trauma atau pola asuh yang salah di masa kecil yang berujung membuat seseorang ini merasa tidak percaya diri, takut akan penolakan, dan perfeksionis.Â
Akibat dari hal tersebut, akhirnya mereka mencari rasa percaya diri tersebut dengan cara dengan berbuat dan berkontribusi kepada orang lain agar bisa mendapatkan validasi dari orang-orang sekitar.
Mereka akan merasa puas dan merasa percaya diri setelah dirinya bisa memenuhi kebutuhan orang lain, terlebih bila seseorang yang meminta pertolongannya tersebut bisa memberi pernyataan yang menyatakan bahwa mereka berharga dan bisa diandalkan.
Namun, alih-alih menjadi orang yang dianggap penting dan mendapat validasi, mereka akan dianggap rendah karena bisa dimintai tolong dengan mudah.Â
Hal tersebut biasanya terjadi di lingkungan kerja. Seorang people pleaser artinya akan selalu siap sedia membantu rekan kerjanya yang memintanya bantuan meski dirinya sedang memiliki beban pekerjaan yang sama banyaknya.
Mereka akan membantu rekannya hanya karena dirinya merasa tidak enak atau bahkan dirinya ingin diterima di tempat kerja, meskipun harus mengorbankan waktu dan tenaga yang dimiliki demi membantu orang lain.
Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, maka bukan tidak mungkin mereka yang ada di lingkungan kerja akan menerima dampak buruk yang akan merugikan dirinya sendiri.Â
Baca Juga:Â Mengenal Arti FOMO (Fear of Missing Out) dan Pengaruhnya
7 Tanda Anda Jadi People Pleaser di Tempat Kerja
Seorang people pleaser biasanya tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang people pleaser di lingkunganya. Maka sangat penting untuk mengetahui ciri-cirinya.
-
Sulit untuk Berkata Tidak
Seorang people pleaser biasanya akan kesulitan untuk berkata tidak saat dimintai tolong. Contoh yang sering terjadi di lingkungan kerja adalah saat Anda mendapat pekerjaan lain di luar dari pekerjaan wajib Anda.
Meskipun begitu, mereka akan menerima pekerjaan tersebut hanya karena didorong oleh perasaan tidak enak bila menolak pekerjaan tersebut.Â
-
Sering Meminta Maaf, Meski Tidak Melakukan Kesalahan
Sering meminta maaf adalah salah satu ciri dari people pleaser. Ia akan meminta maaf kepada rekan kerja lain meski kesalahan tersebut bukanlah kesalahan yang dirinya perbuat atau bahkan tidak ada kesalahan sama sekali.
Ciri ini mencerminkan bahwa mereka kerap menyalahkan diri sendiri dan takut untuk disalahkan.
-
Haus Validasi dari Orang Lain
Seorang people pleaser biasanya akan merasa puas dan senang bila dirinya bisa membantu dan mendapat validasi dari orang yang ia bantu.
Contohnya, Ia akan merasa senang bila dirinya mendapat pujian yang bisa membuat dirinya tersebut merasa berharga dan berjasa bagi orang lain.
-
Selalu merasa bertanggung jawab atas beban orang lain
Saat mereka dimintai bantuan, dirinya akan membuat beban yang diberikan tersebut adalah beban dari dirinya juga.
Bahkan, mereka akan lebih memikirkan beban yang diberikan ketimbang beban dirinya sendiri.Â
-
Tidak pernah terbuka dengan perasaan sendiri kepada orang lain
Seorang people pleaser tidak pernah berani untuk mengungkapkan perasaannya, terlebih pada saat dirinya sedang dimintai tolong oleh rekan kerja. Pada akhirnya, meeka hanya memendam perasaan dan emosionalnya sendiri.
-
Minim pendirian
Pernahkah Anda terpaksa menyetujui suatu keputusan atau pendapat dari orang lain hanya karena rekan kerja di sekitar pun menyetujuinya? Hal ini terjadi pada seorang people pleaser.
Mereka cenderung tidak memiliki pendirian dan hanya menjadi pengikut atas keputusan orang lain.Â
-
Khawatir dengan pandangan orang lain
Mereka biasanya selalu memikirkan pandangan rekan kerja lain. Ia takut bahwa pandangan rekan kerja mereka merujuk pada hal buruk, sehingga selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik demi mendapat citra yang baik di mata karyawan lain.
Dampak Menjadi People Pleaser di Tempat Kerja
Seorang people pleaser akan memberikan apapun demi menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Dari hal tersebut, biasanya mereka akan merugikan dirinya sendiri, seperti merugi di waktu dan energi yang dirinya keluarkan saat membantu orang lain.Â
Karena sindrom ini, kondisi kesehatan mental mereka di tempat kerja pun bisa memburuk. Â
Gangguan mental tersebut dapat berupa stress, burn out, frustasi, atau bahkan menimbulkan trauma baru. Hal tersebut disebabkan karena mereka tidak berani untuk menolak, dan sulit untuk melampiaskan perasaanya sehingga berujung pada gangguan mental mereka.
Dampak selanjutnya adalah menghambat pekerjaan. Bagaimana tidak, jika misalnya pekerjaan Anda yang sudah menumpuk harus ditambah dengan pekerjaan orang lain yang tidak kalah banyak.
Alhasil, pekerjaan tersebut akan tertunda dan sehingga pekerjaan menjadi terganggu dan akan menguras banyak energi serta waktu hanya karena lebih memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan orang lain.Â
Selain itu, mereka juga akan disepelekan dan dimanfaatkan oleh rekan kerja yang lainnya.
Langkah Berhenti Jadi People Pleaser di Tempat Kerja
Menjadi seorang people pleaser akan sangat melelahkan bila hal tersebut terus terjadi. Tapi tentu bukan berarti Anda tidak bisa berhenti.
Agar bisa berhenti menjadi seorang people pleaser, Anda bisa bisa memulainya dengan hal-hal kecil, seperti mulai berani berbicara dan menolak atau berkata tidak bila menerima rekan kerja Anda meminta bantuan yang berat.Â
Selain itu, Anda bisa mulai untuk menyadari bahwa prioritas diri sendiri adalah hal yang utama, artinya Anda harus paham bahwa untuk berhenti menjadi people pleaser adalah dengan memprioritaskan dan mengedepankan diri sendiri sebelum siapapun.
Anda juga dapat mulai untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan menyuarakan opini-opini Anda terkait suatu topik pembicaraan di kantor.
Itulah pembahasan mengenai people pleaser. Tentunya, sebuah hal yang positif jika kita dapat menyenangkan orang lain di tempat kerja. Tapi, hendaknya Anda tahu batasan-batasannya, agar tidak terlalu berlebihan.
Semoga artikel ini bermanfaat!