Pemahaman mengenai penyebab kecelakaan kerja tentunya harus dipahami oleh pihak perusahaan dan juga seluruh tenaga kerja.
Hal ini dilakukan agar keselamatan para seluruh tenaga kerja tetap terjaga, apalagi untuk mereka yang bekerja di lapangan dengan medan kerja yang lebih menantang.
Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi pihak perusahaan untuk memberikan edukasi kepada para tenaga kerja mengenai teori penyebab kecelakaan kerja untuk menghindari hal-hal yang akan mencelakakan mereka di tempat kerja.
Kecelakaan Kerja Menurut UU
Seiring dengan perkembangan regulasi di Indonesia, konsep kecelakaan kerja telah diatur secara jelas melalui beberapa peraturan, di antaranya:
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, tepatnya Permenaker Nomor 5 Tahun 2021, kecelakaan kerja bisa dijelaskan sebagai insiden yang terjadi saat seseorang sedang dalam konteks pekerjaan.
Hal tersebut termasuk saat perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, serta penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, kecelakaan kerja didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang tak terduga dan tak diinginkan.
Peristiwa tersebut didefinisikan sebagai hal yang mengganggu proses yang telah diatur dalam suatu kegiatan dan berpotensi menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun harta benda yang terlibat.
Menurut teori domino effect oleh H.W Heinrich, mayoritas penyebab kecelakaan kerja, yakni sebanyak 88%, berasal dari kelalaian manusia.Â
Sementara itu, 10% lainnya disebabkan oleh ketidaklayakan properti atau barang, dan sisanya, sebanyak 2%, berasal dari faktor lain-lain.
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Terdapat beberapa jenis faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Faktor tersebut disebabkan karena manusia, lingkungan, serta alat yang digunakannya.
1. Faktor Manusia
Manusia sebagai objek utama dalam melakukan proses kerja tentunya tidak selalu memiliki kemampuan yang stabil dan dapat melakukan kesalahan atau biasa disebut dengan human error. Inilah beberapa faktor kecelakaan kerja yang disebabkan karena manusia.
- Penyimpangan memori (lupa terhadap proses kerja atau tindakan keselamatan)
- Berkurangnya daya nalar
- Adanya distraksi dari pihak lain
- Kurangnya kompetensi atau pengalaman dalam suatu pekerjaan
- Tingkat keterampilan yang kurang memadai untuk melakukan tugas
- Kepribadian seseorang (kelalaian, kesombongan, atau terlalu percaya diri)
- Persepsi risiko yang buruk terhadap suatu pekerjaan karena pengetahuan dan pengalaman yang buruk di masa lalu.
- Usia yang tidak lagi tergolong muda
2. Faktor Lingkungan
Selain faktor yang disebabkan karena manusia itu sendiri, ada juga sebab terjadinya kecelakaan kerja akibat faktor lingkungan.
- Visibilitas yang buruk (penurunan jarak pandang akibat hujan lebat, hujan salju, atau kabut)
- Suhu lingkungan, baik yang terlalu tinggi atau terlalu tinggi dapat menyebabkan stress.
- Polusi udara menyebabkan gangguan pernapasan.
- Polusi suara (biasa terjadi di dalam lingkungan industri atau pabrik dengan alat-alat yang besar)
- Polusi air
- Lokasi kerja yang terbatas
- Desain tempat kerja yang tidak nyaman.
- Kepadatan penduduk di wilayah kerja.
3. Faktor Peralatan
Terdapat juga faktor peralatan yang mengakibatkan kecelakaan kerja.
- Kondisi mesin yang sudah tidak memadai dan jarang melakukan perbaikan secara rutin.
- Tata letak posisi mesin yang kurang memperhatikan ruang gerak para pekerja.
- Rancangan alat yang kurang memperhatikan sisi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Dampak Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Dampak kerugian akibat kecelakaan kerja merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh setiap perusahaan.
Hal tersebut, karena tidak hanya dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan karyawan, tetapi juga dapat memberikan beban finansial yang besar bagi berjalannya proses bisnis.Â
Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait dampak tersebut:
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang dampak kerugian akibat kecelakaan kerja, beserta contohnya:
1. Biaya Legal dan Administratif
Kecelakaan kerja seringkali menghasilkan masalah hukum yang kompleks dan membutuhkan penyelesaian administratif yang memakan waktu.Â
Perusahaan harus menanggung biaya untuk mengontrak pengacara atau konsultan hukum yang akan membantu menangani klaim dan proses hukum yang terkait.Â
Contohnya, jika seorang karyawan mengalami cedera serius di tempat kerja dan dituntut ganti rugi dalam persidangan, maka perusahaan harus membayar biaya pengacara untuk mempertahankan diri di pengadilan.
2. Biaya Penggantian
Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mengganti kerugian yang dialami oleh karyawan yang menjadi korban kecelakaan kerja.Â
Biaya ini meliputi biaya medis untuk pengobatan cedera, ganti rugi atas kehilangan pendapatan selama masa pemulihan, serta kompensasi untuk kerusakan fisik atau psikologis.Â
Sebagai contoh, jika seorang pekerja jatuh dari ketinggian dan mengalami patah tulang parah, perusahaan harus menanggung biaya perawatan medis dan memberikan kompensasi kepada karyawan tersebut selama masa pemulihan.
3. Biaya Produksi
Kecelakaan kerja dapat mengganggu kelancaran proses produksi perusahaan, menyebabkan penundaan atau penghentian sementara operasi.Â
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan pendapatan perusahaan.Â
Contohnya, jika mesin industri rusak karena kecelakaan kerja, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki atau menggantinya, serta menanggung kerugian akibat penurunan produksi selama mesin tidak beroperasi.
4. Biaya Investigasi
Setelah terjadi kecelakaan kerja, perusahaan perlu melakukan investigasi menyeluruh untuk menentukan penyebabnya dan mengambil langkah-langkah preventif agar kecelakaan serupa tidak terulang di masa depan.Â
Biaya ini meliputi biaya penyelidikan dan analisis, serta biaya untuk memperbaiki atau mengubah prosedur kerja yang berpotensi berbahaya.Â
Sebagai contoh, jika kebakaran terjadi di pabrik karena kesalahan operasional, perusahaan harus mengalokasikan dana untuk menyelidiki penyebabnya dan meningkatkan sistem keamanan.
5. Kekacauan Perusahaan
Kecelakaan kerja dapat menciptakan ketegangan di tempat kerja dan mengganggu hubungan antar karyawan.Â
Hal ini dapat mengurangi produktivitas, meningkatkan tingkat absensi, dan menciptakan atmosfer yang tidak sehat di lingkungan kerja.Â
Contohnya, jika kecelakaan fatal terjadi di lokasi konstruksi, rekan kerja korban dan manajemen perusahaan mungkin mengalami stres dan trauma, yang dapat memengaruhi kinerja mereka di tempat kerja.
6. Kematian
Kecelakaan kerja yang parah dapat mengakibatkan kematian, yang tidak hanya menghancurkan bagi keluarga korban tetapi juga menyebabkan kehilangan yang signifikan bagi perusahaan.Â
Perusahaan harus menanggung biaya pemakaman dan memberikan dukungan finansial kepada keluarga korban.Â
Selain itu, kehilangan pekerja yang berpengalaman dan terampil juga dapat mengganggu operasi perusahaan dan menyebabkan kesulitan dalam menemukan pengganti yang sesuai.Â
Contoh Kecelakaan Kerja di Lapangan
Terdapat banyak sekali contoh kecelakaan kerja mulai dari gejala ringan hingga serius.
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian pihak penyelenggara kerja agar bisa melakukan pencegahan dan melindungi para pegawainya. Inilah 10 contoh kecelakaan kerja yang kerap terjadi di lapangan.
Tergelincir, Tersandung, dan Terjatuh
Contoh pertama adalah tergelincir, tersandung, atau terjatuh. Penyebab dari kecelakaan kerja ini bisa saja karena permukaan lantai yang licin atau adanya barang-barang yang tidak diletakkan dengan benar.
Jika hanya terjatuh di permukaan lantai mungkin akan hanya menimbulkan luka kecil, namun jika pekerja tergelincir, tersandung, atau jatuh dari anak tangga atau ketinggian akan mengancam nyawa pegawai.
Ketegangan Otot
Ketegangan otot merupakan cedera umum yang sering terjadi saat mengangkat beban berat di tempat kerja. Ketegangan otot tersebut umumnya terjadi di daerah sekitar punggung atau leher.
Menghirup Asap Beracun
Bagi sebagian pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik atau pertambangan pastinya sudah tidak asing dengan benda-benda kimia yang beracun.
Hal ini membuat resiko terhirup asap atau gas beracun sangat tinggi terjadi.
Kecelakaan Terkait Kendaraan
Kendaraan digunakan untuk mengangkut atau mengirim barang dengan jumlah dan muatan yang besar.
Penggunaan kendaraan jenis apapun memiliki potensi terjadinya kecelakaan, mulai dari jatuh dari kendaraan, tertabrak, terlindas, atau tersangkut di bawah kendaraan yang terbalik.
Kebakaran dan Ledakan
Masih ingat dengan peristiwa ledakan pabrik engineering and construction di daerah Gresik yang menewaskan 5 orang pekerjanya?
Ledakan tersebut diduga karena para pekerjanya sedang mengelas tabung yang berada di pabrik tersebut. Kasus ledakan tersebut menjadi salah satu contoh kecelakaan kerja yang cukup fatal dan pernah terjadi di beberapa perusahaan maupun industri.
Paparan Suara Keras
Paparan suara keras akibat mesin yang terus bekerja menyebabkan para pekerjanya mengalami ketulian atau dengungan di daerah teling. Biasanya kecelakaan ini terjadi di daerah industri, pertambangan, atau pabrik-pabrik besar.
Baca Juga: Fungsi Jaminan Kecelakaan Kerja dari Program BPJS
Bagaimana Meminimalisir Kecelakaan Kerja?
Contoh kecelakaan kerja di atas pastinya bisa saja terjadi di manapun lingkungan kerja. Agar tidak menimbulkan banyak korban, berikut ini terdapat cara untuk menanggulangi kecelakaan kerja di lapangan.
Mengadakan Penyuluhan tentang Teori Kecelakaan Kerja K3
Teori kecelakaan kerja adalah teori yang menjelaskan kecelakaan yang bisa terjadi di dalam lingkungan kerja serta cara untuk menanggulanginya.
Teori ini tentunya harus dipahami oleh seluruh pihak agar saat kejadian itu terjadi, orang-orang yang berada dalam lokasi kejadian bisa segera melakukan pertolongan pertama pada korban
Selain itu, teori ini juga melatih untuk mempelajari penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dengan mengetahui penyebab tersebut, lokasi kerja akan dibangun senyaman dan seaman mungkin untuk melindungi keselamatan para pekerjanya.
Minimalisir kecelakaan kerja karyawan dengan melakukan manajemen pelatiahan K3 bersama Learning Management System LinovHR.
Learning Management System LinovHR, Memiliki modul dan fitur terlengkap untuk memudahkan proses pelatihan karyawan.
Baca Juga: Tips untuk Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Kerja
Memeriksa Alat-Alat Kerja Secara Rutin!
Pemeriksaan alat atau mesin-mesin yang dilakukan secara rutin akan meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam bekerja. Sehingga, Anda bisa mengetahui lebih awal jika terjadi kerusakan pada mesin dan segera memperbaikinya. Selain itu, mesin yang dilakukan pemeriksaan secara rutin akan jauh lebih tahan lama dapat bekerja secara baik.
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) Selama Bekerja
Karena bekerja di luar ruangan akan memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi dibandingkan bekerja di kantor. Dengan begitu, selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama bekerja seperti helm, jaket, kacamata, penutup telinga, tali pengaman, dan lainnya.
Penggunaan APD ini tentunya akan melindungi diri jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama melakukan pekerjaan.
Menjaga Lingkungan Kerja Secara Teratur
Tata letak yang buruk dan tidak sesuai dapat menyebabkan bahaya kesehatan dan keselamatan para pekerja yang serius.
Maka dari itu, lingkungan kerja harus memiliki marka jalan yang jelas di setiap tempat. Dengan penataan yang dilakukan secara tepat, hal ini akan membuat para pekerja bekerja secara nyaman.
Ikuti Alur Kerja dengan Sangat Baik!
Agar lebih cepat menyelesaikan pekerjaan, sering para pekerja melewatkan beberapa tahap kerja untuk bisa segera pulang lebih awal. Padahal cara tersebut akan lebih berisiko terjadinya kecelakaan kerja karena tidak lakukan secara baik. Maka dari itu, ikuti alur kerja secara baik dan benar.
Kecelakaan kerja tentunya bisa saja terjadi secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Maka dari itu, pengetahuan tentang penyebab kecelakaan kerja akan membantu untuk meminimalisirnya dan melindungi keselamatan dalam bekerja. Semoga informasi ini dapat berguna!