Penilaian kompetensi rutin dilakukan dalam sebuah perusahaan untuk memahami kondisi perusahaan.
Setelah selesai melakukan penilaian, HRD akan melakukan analisis gap kompetensi guna memahami bagaimana kompetensi karyawan terkini dan kompetensi yang diharapkan.
Dengan memahami kondisi perusahaan beserta karyawan, manajer dan HRD dapat merumuskan mengenai rencana untuk pengembangan selanjutnya.
Apa yang membuat penilaian menjadi penting? Bagaimana hubungan antara penilaian dan gap kompetensi?
Simak ulasannya berikut ini!Â
Â
Hubungan Gap Kompetensi dan Penilaian Kompetensi
Kompetensi karyawan penting untuk keberhasilan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Kompetensi sering disebut juga dengan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan suatu hal.  Hasil dari kompetensi yang baik adalah kinerja yang baik.
Sebaliknya, jika kompetensi karyawan kurang baik, maka kinerja karyawan pun juga kurang maksimal.
Dampak dari kinerja karyawan yang kurang baik akan mengganggu kestabilan operasional perusahaan. Sementara perkembangan pasar kian pesat dan perusahaan harus memenuhi perkembangan tersebut melalui peningkatan kinerja.Â
Untuk menyusun strategi agar mendukung perkembangan, perusahaan dapat menggunakan analisis gap kompetensi.
Singkatnya, gap kompetensi adalah celah atau kesenjangan antara kompetensi sekarang dan kompetensi yang dibutuhkan.
Sebelum melakukan gap kompetensi, HRD harus melakukan penilaian kompetensi untuk mendapatkan data kompetensi karyawan.Â
Jadi, yang dimaksud analisis gap kompetensi adalah analisis perbandingan hasil penilaian kompetensi dengan kebutuhan kompetensi perusahaan saat ini untuk mencapai tujuan perusahaan. Â
Â
Alasan Penilaian Kompetensi dan Gap Kompetensi Dibutuhkan Perusahaan
Karena kompetensi dan kinerja saling berkaitan, perlu dilakukan penilaian berkala untuk memahami seberapa jauh perkembangan kompetensi karyawan.
Kebutuhan kompetensi pun semakin meningkat sehingga perusahaan perlu melakukan gap competency.Â
Â
Mengeluarkan Potensi Tersembunyi Karyawan
Tidak semua karyawan sudah mengeluarkan performa atau kinerja terbaiknya. Ada masanya karyawan belum mampu mengeluarkan dan mengenali potensi yang ada dalam dirinya.
Dengan penilaian, HRD dan manajer akan memberikan feedback kepada karyawan. Pemberian feedback ini bisa digunakan untuk menggali potensi tersembunyi dan mengasahnya lebih kuat yang kemudian akan dipergunakan dalam dunia kerja.Â
Â
Memotivasi Karyawan Berkompetensi Rendah
Karyawan dengan kompetensi rendah akan menghasilkan kinerja yang kurang baik.
Saat karyawan dengan kompetensi rendah melihat sesama rekannya yang ternyata memiliki kompetensi tinggi, maka karyawan tersebut akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri.
Karyawan dapat meningkatkan kompetensi dengan cara belajar secara mandiri atau mengikuti program pelatihan yang diadakan oleh perusahaan.Â
Baca Juga:Â Tips Menghemat Biaya Rekrutmen Karyawan
Â
Menjaga Hubungan Karyawan dan Manajer
Relasi atau hubungan antar karyawan dan manajer adalah hal yang penting dalam perusahaan. Tidak mungkin terwujud kerjasama yang baik tanpa hubungan yang baik pula.
Dengan melakukan penilaian secara rutin, secara tidak langsung perusahaan juga menjaga hubungan karyawan dan manajer.
Manajer dapat membahas kinerja karyawan dan karyawan juga dapat memberikan masukan kepada manajer tentang bagaimana kinerja manajer memimpin.
Kemudian, komunikasi pihak ini akan membantu kedua pihak memahami ekspektasi kerja dan hal apa yang harus dilakukan untuk saling bekerjasama.Â
Â
Meningkatkan Perkembangan Perusahaan Secara Keseluruhan
Penilaian kompetensi akan digunakan bagi perusahaan untuk memahami gap kompetensi serta menyusun strategi pengembangan kompetensi. Strategi pengembangan yang baik akan menghasilkan kinerja yang optimal.
Karyawan yang mampu memaksimalkan kinerjanya ikut membantu bagi pengembangan perusahaan keseluruhan, baik dari produksi, operasional, dan sebagainya.Â
Â
Lakukan Penilaian Kompetensi dan Analisis Gap Competency Lebih Akurat dengan LinovHR
Standarisasi kompetensi dalam sebuah perusahaan harus dilakukan. Sebab, standarisasi ini erat kaitannya dengan kinerja dan perkembangan perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan mempunyai standarisasi kompetensi yang jelas, maka akan memudahkan analisis gap kompetensi serta membantu penilaian kinerja oleh HRD.Â
Sayangnya proses standarisasi dan pengelolaan kompetensi perusahaan mengalami banyak kendala ketika dilakukan dengan cara manual.
HRD sering merasa kesulitan mendokumentasikan dan membuat daftar sistematis mengenai kompetensi apa yang dibutuhkan perusahaan.
Penilaian kompetensi untuk banyak karyawan pun cukup menyita waktu. Padahal, HRD perlu menganalisis data kompetensi untuk perumusan strategi yang lebih detail dan sistematis.Â
Competency Management Software dari LinovHR dapat membantu perusahaan melakukan penilaian kompetensi dan gap kompetensi dengan sistematis dan akurat.
LinovHR sebagai salah satu vendor penyedia Software HRD terbaik di Indonesia telah dipercaya banyak client dari berbagai industri, mampu menjadi solusi mengelola penilaian dan gap kompetensi.Â
Dalam modul competency, HRD dapat menyusun daftar kompetensi apa saja yang dibutuhkan, menyortir secara terperinci, lalu kemudian menganalisisnya untuk merumuskan strategi.
Untuk informasi selengkapnya, hubungi LinovHR sekarang juga!Â