Pengukuran kinerja adalah salah satu cara perusahaan untuk melakukan penilaian secara objektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dari sini, perusahaan memiliki data yang valid untuk menentukan apakah karyawan sudah bekerja dengan produktif dan efektif.
Selain itu, pengukuran ini juga berfungsi untuk mengetahui hambatan yang dialami dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk membantu Anda memahami kinerja lebih jauh, mari simak artikel LinovHR berikut ini!
Apa itu Pengukuran Kinerja?
Secara umum, pengukuran kinerja atau performance measurement adalah proses yang digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas proyek, program, dan pekerjaan.
Pengukuran ini dilakukan dengan sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi seberapa “tepat” sebuah proyek atau program dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sedangkan, pengertian performance measurement menurut pada ahli adalah sebagai berikut:
- Hansen dan Mowen (2004): Pengukuran kinerja terdiri dari dua kelompok yaitu tradisional dan kontemporer. Pada kelompok tradisional, pengukuran dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan biaya yang telah dikeluarkan. Sedangkan pada kelompok kontemporer penilaian kinerja dengan melihat aktivitas yang dilakukan dan diidentifikasikan.
- Yuwono (2022): Pengukuran kinerja adalah aktivitas mencatat dan mengukur pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan untuk mencapai misi melalui hasil yang terlihat.
- Dr. Robert Kaplan & David Norton: Pengukuran kinerja adalah sistem manajemen strategi untuk mengukur kinerja organisasi secara keseluruhan dengan indikator keuangan dan nonkeuangan.
- Dr. Aubrey Daniels: Pengukuran kinerja adalah proses mengukur perilaku kerja dan hasil yang terlihat sesuai dengan kriteria yang dapat diukur, seperti produktivitas dan kualitas.
Tujuan Pengukuran Kinerja
Adanya performance measurement mempunyai tujuan untuk mampu mendorong motivasi karyawan mencapai target yang ditetapkan organisasi serta memenuhi standar perilaku yang telah dirumuskan.
Sehingga segala tindakan karyawan memenuhi ekspektasi yang diharapkan perusahaan.
Adanya proses pengukuran ini menjadi indikator penilaian kinerja untuk meminimalisir perilaku yang tidak diharapkan melalui feedback hasil kerja.
Selain itu, perusahaan menggunakannya sebagai landasan untuk memberikan penghargaan atas pencapaian yang telah diraih karyawan.
Tidak hanya itu saja, menurut Mahmudi (2005), tujuan adanya pengukuran kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Indikator Pencapaian Tujuan Organisasi
Penilaian kinerja menjadi sarana dan pembelajaran yang berharga untuk mengetahui sejauh pada tujuan organisasi sudah tercapai.
Dari sini, perusahaan juga bisa mengetahui apakah ada hambatan atau penyimpangan dari tujuan yang telah dirumuskan.
2. Sarana Pembelajaran untuk Karyawan
Tujuan dilakukannya sistem performance measurement juga menjadi sarana pembelajaran bagi karyawan dalam bertindak dan memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, keterampilan, sampai lengetahuan kerja yang perlu dikuasai karyawan.
3. Memperbaiki Kinerja pada Periode Berikutnya
Jika diterapkan dalam jangka panjang, penilaian kinerja dapat membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi.
Hal ini bisa tercapai dengan terciptanya keadaan di mana setiap karyawan merasa dirinya harus dapat berprestasi.
4. Memberikan Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan
Adanya performance measurement dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih sistematis. Mulai dari keputusan untuk memberikan kenaikan gaji, promosi, sampai juga punishment.
Semua bisa dilakukan dengan melihat kriteria penilaian kinerja karyawan yang telah diukur.
Baca Juga: 5 Langkah Penerapan Performance Measurement
Manfaat Pengukuran Kinerja
Implementasi dari penilaian kinerja bila dilakukan dengan tepat akan mendatangkan banyak manfaat bagi organisasi perusahaan, antara lain:
- Karyawan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan hasil yang baik
- Perusahaan mampu menyusun prioritas dan alokasi SDM yang lebih baik
- Akuntabilitas dan transparansi organisasi meningkat
- Perusahaan bisa melakukan evaluasi lebih objektif terhadap pencapaian individu atau organisasi
- Pengambilan keputusan lebih baik dengan berbasis data
Jenis Pengukuran Kinerja
Perusahaan dapat menggunakan beberapa jenis pengukuran kinerja untuk mengevaluasi produktivitas karyawan. Namun, secara umum berikut ini beberapa jenis yang sering digunakan.
- Pengukuran berbasis input: Pengukuran ini berfokus pada sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu output atau hasil tertentu. Ukuran ini mencakup waktu, biaya, serta tenaga kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
- Pengukuran berbasis output: Sistem pengukuran ini berbasis pada hasil nyata dari aktivitas atau proses yang dilakukan. Misalnya adalah jumlah produk yang dihasilkan, jumlah pelanggan yang dilayani, atau revenue yang dihasilkan.
- Pengukuran berbasis hasil: Pada pengukuran ini fokusnya adalah pada dampak dari aktivitas terhadap tujuan atau sasaran tertentu. Contohnya dampak kepuasan pelanggan dari pelayanan, dampak keterlibatan karyawan, dan dampak kelestarian lingkungan dari produksi yang dilakukan.
- Pengukuran berbasis proses: Jenis ini berfokus pada produktivitas dan kegunaan dari proses atau aktivitas yang dilakukan. Contohnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, jumlah kesalahan atau produk cacat, sampai tingkat layanan pelanggan.
- Pengukuran berbasis kualitas: Pada jenis ini, kualitas produk atau layanan adalah hal yang difokuskan. Contohnya mengukur tingkat kepuasan pelanggan, jumlah produk yang catat pada suatu produk, atau tingkat kepatuhan sesuai standar yang berlaku.
- Pengukuran finansial: Ini adalah pengukuran yang fokus pada kinerja keuangan organisasi atau proyek. Misalnya adalah pendapatan, margin keuntungan, laba, atau penghematan biaya.
Baca juga: Mengenal Metode Absolute Rating dalam Penilaian Kinerja
Metode Pengukuran Kinerja
Dalam pengukuran kinerja, terdapat beberapa model yang digunakan untuk mengatur dan mengukur kinerja baik itu individu, tim, atau organisasi.
Berikut ini daftar model dalam pengukuran kinerja yang umum digunakan oleh perusahaan.
1. Balanced Scorecard (BSC)
Model ini mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan indikator keuangan dan non-keuangan yang mencakup aspek keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran atau pertumbuhan.
Balanced scorecard (BSC) membantu menerjemahkan strategi organisasi menjadi tujuan dan tindakan konkret, serta mengukur pencapaian kinerja di setiap perspektif.
2. Sustainability Balanced Scorecard
Mode ini adalah perluasan dari model BSC. Di mana dalam model ini terdapat penambahan aspek lingkungan dan sosial.
Dalam model ini diperlihatkan hubungan kausal antara kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan.
3. Cambridge Model
Ketiga, model Cambridge yang menggunakan product group sebagai dasar dalam identifikasi KPI. Dari pengelompokkan produk nantinya dilakukan penentuan tujuan bisnis untuk setiap produk.
4. Integrated Performance Measurement System
Model penilaian kinerja satu ini bertujuan untuk membuat sistem yang lebih terintegrasi, efektif, dan efisien. Di dalam model ini, keinginan stakeholder adalah titik awal dalam merancang penilaian kinerja.
5. Integrated Environmental Performance Measurement System
Mode ini adalah sistem penilaian kinerja yang berkaitan dengan lingkungan. Di dalam penerapannya, model ini menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif yang digunakan bersamaan.
6. Total Quality Management (TQM)
TQM merupakan pendekatan manajemen yang berfokus pada perbaikan berkelanjutan, pencegahan cacat, dan kepuasan pelanggan.
Dalam TQM, penilaian kinerja melibatkan pengumpulan data kualitas, pelanggan, dan proses untuk menilai keberhasilan implementasi prinsip-prinsip TQM.
7. ISO 9001
Standar internasional yang digunakan untuk sistem manajemen mutu.
ISO 9001 mengharuskan organisasi untuk memonitor dan mengukur kinerja mereka dengan menggunakan indikator kualitas, pelanggan, dan proses yang relevan.
Syarat Pengukuran Kinerja
Performance measurement dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan selesai.
Namun, di dalam sistem pengukuran kinerja terdapat syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
- Spesifik dan jelas sehingga tidak ada interpretasi yang berbeda atau salah
- Bisa diukur secara objektif baik kuantitatif maupun kualitatif
- Relevan dengan keadaan organisasi
- Harus memiliki nilai manfaat untuk menunjukkan keberhasilan input, output, outcome, serta dampak
- Fleksibel terhadap perubahan
Proses Pengukuran Kinerja
Ada beberapa proses yang perlu dilakukan dalam performance measurement, berikut prosesnya:
1. Identifikasi Tujuan dan Sasaran Kinerja
Pertama, Anda perlu mendefinisikan tujuan dengan jelas, dan sasaran yang eksplisit serta batas waktu yang jelas. Selain itu, pastikan tujuan dan sasaran kinerja ini relevan.
2. Tentukan Metrik atau Indikator Kinerja
Setelah Anda merumuskan tujuan kinerja, berikutnya adalah memilih metrik atau indikator yang digunakan untuk mengukur kemajuan tujuan tersebut.
Hal ini dapat berupa ukuran kuantitatif seperti margin laba, atau kriteria kualitatif, seperti feedback, atau kepuasan pelanggan.
3. Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Berikutnya Anda perlu mengumpulkan data dari metrik atau indikator yang telah dipilih dan menganalisisnya untuk menentukan seberapa baik kinerja.
Pengumpulan data ini dapat diambil dari sistem internal, database keuangan atau database pelanggan, atau sumber eksternal.
4. Membuat Laporan dan Mengomunikasikan Hasil Kinerja
Terakhir, Anda perlu menuliskan hasil dari pengukuran kinerja dan membagikan laporan tersebut kepada para stakeholder.
Hal ini mencakup pembuatan performance dashboard yang berisikan wawasan tentang tren kinerja dan area mana yang perlu ditingkatkan.
Lakukan Pengukuran Kinerja Lebih Mudah dengan Performance Management LinovHR
Performance measurementย membantu perusahaan untuk mengetahui secara keseluruhan capaian kerja dari target yang telah ditentukan.
Dari pengukuran kinerja ini, perusahaan pun bisa mengambil strategis sedini mungkin saat ditemukan hambatan dalam mencapai tujuan.
Tidak hanya berguna bagi perusahaan, karyawan pun akan terbantu dengan adanya pengukuran performa ini, mereka bisa mengetahui sejauh apa kontribusi mereka dan mengetahui apa mereka sudah menyelesaikan tugas dengan baik atau belum.
Maka dari itu, tidak ada alasan lagi bagi perusahaan untuk tidak melakukan penilaian kinerja, baik itu tingkat individu, tim, atau organisasi.
Apalagi saat ini, praktik pengukuran kinerja bisa dilakukan lebih mudah bersama sistem pengukuran kinerjaย Performance Management dari LinovHR. Sistem penilaian kinerjaย ini sudah dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan yang mendukung Anda melakukan penilaian kinerja karyawan dengan mudah.
Anda dapat memasukan menetapkan KPI & Goals pada tingkat individu, unit kerja, atau organisasi.
Lalu Anda dapat secara real time memantau perkembangan dari KPI & Goals tersebut. Di Performance Management LinovHR juga terdapat fitur Balanced Scorecard yang dapat Anda gunakan untuk mengukur kinerja eksekutif. Di mana Anda bisa melihat perkembangan yang telah tercapai.
Bersama Performance Management LinovHR, Anda tidak hanya bisa mendapatkan data kinerja secara kuantitatif, tapi juga kualitatif karena tersedia juga fitur Feedback.
Dengan segala kecanggihannya, proses penilaian kinerja perusahaan bukan lagi tugas sulit. Ayo klaim demo gratisnya sekarang dan dapatkan penawaran spesial dari LinovHR!