Upah Borongan: Pengertian dan Contoh Hitung dalam Perusahaan

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Sistem Upah Borongan
Isi Artikel

Tahukah Anda bahwa upah borongan adalah salah satu jenis sistem upah yang berlaku di Indonesia?

Upah atau gaji adalah hak yang harus diterima oleh setiap orang yang telah selesai melakukan pekerjaannya.

Setiap perusahaan atau pemberi upah, memiliki sistem pemberian gaji yang berbeda-beda, tergantung industri atau jenis pekerjaanya. Salah satu sistem upah yang akan dibahas pada artikel ini yaitu upah borongan.

Apa itu sistem upah borongan?

Untuk memahami lebih dalam, berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai pengertian upah borongan, beserta dengan contoh perhitungannya.

Simak selengkapnya di bawah ini!

 

Mengenal Upah Borongan

Sistem Upah borongan adalah sistem pembayaran upah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu antara pemberi upah dengan penerima upah tersebut, yang biasanya diberikan pada awal pengerjaan sampai pengerjaan tersebut selesai.

Upah borongan biasanya diterapkan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan proyek sekali jadi, contohnya seperti proyek pembangunan rumah.

Nantinya pemberi kerja melakukan kesepakatan dengan pihak pemborong untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Selanjutnya pihak pemborong akan membawa beberapa pekerja untuk menyelesaikan proyek atau pekerjaan tersebut.

Nantinya uang yang dibayarkan kepada pekerja tersebut, disesuaikan dengan jumlah uang borongan yang telah diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada pihak pemborong.

Berikut ini contoh ilustrasi Upah Borongan:

Sebagai contoh, Pak Iman ingin membangun rumah untuk dia tinggali.

Lalu, ia mempekerjakan tukang untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, dengan jumlah yang telah disepakati di awal sebesar Rp 50.000.000 dari awal dibangun hingga rumah tersebut jadi, dan siap untuk dihuni.

Nantinya uang sebesar Rp 50.000.000 tersebut diberikan kepada para pekerja yang mengerjakan rumah tersebut dari awal hingga akhir oleh pihak pemborong atau penerima kerja.

 

Baca juga: Penjelasan Struktur Skala Upah

 

Industri yang Umum Menggunakan Sistem Upah Borongan 

Piece rate atau upah borongan pertama kali digunakan pada akhir revolusi industri untuk memberikan kompensasi kepada para pengrajin atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Lalu, sistem upah borongan pun berevolusi dan banyak digunakan untuk pekerja pabrik, di mana para pekerja dibayar per barang yang mereka buat.

Sampai saat ini, sistem ini masih banyak digunakan dan umum sekali ditemukan di beberapa industri tertentu, seperti:

  • Manufaktur
  • Bengkel otomotif
  • Konstruksi
  • Pembuat perhiasan
  • Pembersih karpet dan rumah
  • Tukang cat

 

Pekerjaan yang Menggunakan Sistem Tarif Upah Borongan

Terdapat beberapa pekerjaan yang akan sangat sesuai untuk menggunakan sistem tarif borongan, yaitu antara lain:

 

1. Desain Grafis

Di dalam melakukan tugasnya, desainer grafis umum menerima pembayaran berdasarkan desain yang mereka buat. Biasanya ini akan disepakati lebih dulu oleh mereka dengan klien.

Tarif upah yang mereka terima pun bisa semakin besar bila desain yang mereka buat semakin rumit.

 

2. Fotografer

Pekerjaan fotografer pun umumnya menetapkan tarif borongan yang dibayarkan untuk setiap sesi pemotretan. Tarif fotografer per sesi pemotretan pun bisa semakin tinggi tergantung dari jam terbang dari sang fotografer.

 

3. Data Entry Clerks

Seorang data entry bertugas untuk mentransfer data ke database system atau file komputer. Perusahaan akan membayar mereka secara langsung dan proporsional untuk setiap data yang berhasil mereka masukkan.

 

4. Content Writer

Seorang content writer akan menerima bayaran berdasarkan konten tulisan yang berhasil mereka buat. Atau bisa juga berdasarkan kata yang mereka tuliskan di dalam artikel.

Semakin rumit topik yang diangkat, maka semakin besar upah yang mereka bisa terima.

 

Keuntungan Sistem Upah Borongan

Ada beberapa keuntungan yang Anda dapat jika menerapkan piece rate pay system dalam bisnis yang dijalankan, di antaranya:

 

  • Peningkatan produksi dan efisiensi: Dengan sistem kerja per satuan, karyawan termotivasi untuk bekerja lebih efisien dan cepat guna mencapai target yang ditetapkan, sehingga produksi meningkat.
  • Pengawasan minimal: Dalam sistem ini, karyawan membutuhkan sedikit atau bahkan tidak ada pengawasan, karena mereka termotivasi untuk bekerja dengan cepat dan efisien guna meningkatkan pendapatan.
  • Perhitungan upah yang mudah: Upah dapat dengan mudah dihitung karena jumlah yang dibayarkan per unit pekerjaan telah disepakati sebelumnya.
  • Mengurangi waktu yang terbuang: Dalam sistem upah borongan, pemberi kerja hanya membayar untuk pekerjaan yang telah diselesaikan. Jika karyawan tidak produktif, maka mereka tidak akan mendapatkan upah.
  • Tingkat produksi yang lebih tinggi: Dengan adanya insentif untuk bekerja keras dan mencapai target, biaya produksi dapat dikurangi, dan tingkat produksi dapat ditingkatkan.
  • Karyawan lebih termotivasi: Dalam sistem upah per satuan, karyawan dapat menetapkan tujuan mereka sendiri dan berusaha untuk mencapainya. Mereka memiliki kendali atas produktivitas mereka tanpa campur tangan pemberi kerja.
  • Efisiensi peralatan yang lebih baik: Sistem ini mendorong karyawan memiliki motivasi untuk menggunakan peralatan dengan lebih efisien, karena upah mereka tergantung pada fungsionalitas peralatan tersebut.
  • Kontrol biaya yang lebih baik: Dengan peningkatan hasil melalui sistem upah per satuan, biaya overhead perusahaan dapat dikurangi. Hal ini membuat harga produk menjadi lebih kompetitif.
  • Kuantifikasi produksi yang lebih mudah: Dalam sistem borongan, pemberi kerja dapat dengan mudah mengetahui jumlah unit yang diproduksi oleh setiap karyawan dan biaya per unit. Hal ini mempermudah pelacakan produksi dan mengurangi kesalahan.
  • Perencanaan dan kontrol yang lebih mudah: Pemberi kerja dapat dengan mudah menetapkan dan mencapai target kuantitas produksi setelah mengamati kemampuan karyawan, sehingga memudahkan perencanaan dan kontrol produksi.

 

Upah Borongan Adalah
Bahagia Menerima Upah

 

Kelemahan Sistem Upah Borongan

Meskipun penerapan dari upah borongan (piece rate pay system) ini menawarkan banyak keuntungan, tetapi ada beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan piece rate pay, di antaranya:

 

  • Penurunan kualitas: Dalam sistem upah borongan, karyawan mungkin terburu-buru untuk menyelesaikan banyak unit dalam waktu singkat. Ini yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas produk. Hal ini dapat menyebabkan produk yang tidak memenuhi standar yang diharapkan dan mengurangi pendapatan.
  • Biaya satuan yang bervariasi: Penentuan biaya per unit dapat menjadi sulit bagi perusahaan ketika harus mempertimbangkan tarif yang adil bagi karyawan sambil memenuhi kebutuhan pelanggan dan bisnis.
  • Tekanan pada karyawan: Dalam sistem upah per satuan, karyawan mungkin merasa tertekan untuk menghasilkan lebih banyak uang atau mencapai target produksi. Tekanan ini dapat berdampak negatif pada moral dan keterlibatan karyawan, yang juga dapat mempengaruhi kualitas dan konsistensi hasil kerja.
  • Ketidakpuasan: Beberapa karyawan mungkin merasa tidak puas dengan tingkat kompensasi yang mereka terima per unit yang dihasilkan. Karyawan yang bekerja dengan baik juga mungkin merasa tidak dihargai karena tidak menerima imbalan tambahan untuk kinerja yang lebih baik dari rata-rata.
  • Ketakutan kehilangan pendapatan: Karyawan mungkin merasa takut kehilangan pekerjaan karena mereka tidak akan dibayar jika tidak menghasilkan unit pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan stres dan menyebabkan situasi yang tidak sehat di mana karyawan yang sakit atau tidak mampu untuk bekerja demi mempertahankan pendapatan, yang dapat berisiko.

 

Kapan Perusahaan perlu Menggunakan Sistem Upah Borongan?

Sistem piece rate bisa diterapkan di berbagai jenis pekerjaan, tergantung dari metode produksi organisasi tersebut.

 

Berikut ini beberapa kondisi yang mendukung perusahaan menerapkan sistem upah borongan:

  • Ketika tugas sifatnya repetitif, pemberi kerja dapat menggunakan sistem upah per satuan hasil.
  • Ketika perusahaan mengukur kuantitas output, sistem upah per satuan hasil dapat diterapkan sebagai metode pembayaran.
  • Ketika perusahaan mengukur kualitas output, pemberi kerja dapat menggunakan sistem upah per satuan hasil.

 

Untuk menggunakan piece rate pay system ini, pemberi kerja harus mematuhi upah minimum dan persyaratan lembur menurut hukum. Terdapat dua pertimbangan penting ketika menerapkan upah per satuan hasil:

 

1. Ketentuan Upah Ditentukan Berdasarkan Hasil Kerja

Sistem pembayaran borongan memperhitungkan setiap unit pekerjaan yang diselesaikan. Karyawan akan menerima pembayaran setelah menyelesaikan tugas dan memenuhi kuota yang ditetapkan.

Dalam sistem ini, perusahaan mengharapkan karyawan untuk bekerja dengan efisien dan menyelesaikan tugas dalam waktu sesingkat mungkin untuk meningkatkan pendapatan mereka.

 

2. Pembayaran Dilakukan Setelah Tugas Selesai

Upah borongan bergantung pada jumlah unit yang berhasil diselesaikan oleh karyawan. Jika karyawan tidak menyelesaikan unit pekerjaan, pemberi kerja mungkin tidak akan membayar mereka.

Sebagai contoh, jika seorang karyawan berhasil menyelesaikan sembilan unit pekerjaan, mereka mungkin akan menerima pembayaran untuk sembilan unit tersebut, sementara setengah unit yang tidak diselesaikan tidak akan dibayar.

 

Contoh Perhitungan Upah Borongan

Guna memudahkan Anda dalam memahami sistem upah borongan ini, berikut ini adalah contoh perhitungan upah tersebut beserta perhitungan pajak penghasilannya.

Muklis mendapatkan sebuah tawaran pekerjaan dari tetangganya yang berlokasi di dekat rumahnya. Muklis diminta untuk melakukan pengecatan ulang pada rumah tetangganya itu.

Muklis dibayar dengan sistem upah borongan sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) yang harus selesai dalam waktu 5 hari saja.

Perhitungan Upah Borongan:

 

Upah borongan dalam sehari = Rp 5.000.000 : 5 = Rp 1.000.000 (satu juta rupiah)

 

Dalam pemberian upah ini, perlu diperhatikan juga tentang pajaknya. Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai pajak penghasilan terhadap upah borongan, bisa simak pada artikel berikut.

 

Hitung Gaji Praktis, Percayakan Kepada Jasa Payroll LinovHR!

Melakukan perhitungan gaji beserta dengan komponen-komponen lainnya, seperti menghitung pajak penghasilan, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan lainnya merupakan hal yang rumit dan membutuhkan banyak waktu dalam melakukannya.

Terlebih jika perusahaan yang Anda miliki saat ini, mempunyai banyak SDM atau karyawan di dalamnya, tentu  ini akan menambah kerumitan menjadi lebih kompleks lagi bukan?

Maka dari itu, Payroll Service LinovHR hadir untuk menjadi solusi dari permasalahan yang sering terjadi tersebut.

Anda tidak perlu lagi khawatir dalam melakukan perhitungan hak karyawan di perusahaan Anda. Sebab, semua bisa dilakukan dengan handal, akurat, aman, dan yang terpenting yaitu bisa dilakukan secara daring atau online!

 

Banner Payroll 2

 

Melakukan proses penggajian, pengelolaan pajak karyawan atau PPh 21, pengelolaan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, automatisasi data payroll, hingga custom report bisa dilakukan dengan mudah oleh payroll service LinovHR!

Kelola manajemen payroll perusahaan dengan lebih mudah bersama LinovHR!

 

Kesimpulan

Sistem upah ini umumnya ditemukan pada pekerjaan atau industri yang berhubungan dengan proyek sekali jadi, artinya para pekerja yang terlibat hanya bekerja selama proyek tersebut berlangsung.

Selain itu, jumlah uang upah borongan juga harus disepakati oleh pemberi kerja dan juga penerima borongan, dan biasanya uang diberikan pada saat awal, sebelum pekerjaan atau proyek berlangsung.

Demikianlah pembahasan mendalam mengenai upah borongan, mulai dari pengertian, hingga contoh perhitungannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem upah borongan tidak selalu bisa diterapkan dalam setiap pekerjaan atau industri dan harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.

Semoga setelah membaca artikel ini, wawasan Anda tentang upah borongan jadi semakin dalam dan bertambah.

Semoga bermanfaat!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru