Pengertian Bisnis Garment dan Tips Memulainya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Pengertian Bisnis Garment dan 7 Tips Memulainya
Isi Artikel

Bisnis garment adalah peluang yang cukup menjanjikan dan banyak diminati di kalangan para wiraswasta. Bukan tanpa sebab, garment menjadi salah satu bisnis yang berperan penting untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yakni sandang atau pakaian.

Meski mendatangkan keuntungan besar, bisnis garment melibatkan berbagai tahap produksi berikut sederet tips dalam pengoperasiannya. Apa saja? Langsung saja simak artikel LinovHR berikut untuk menemukan jawabannya. 

Apa Itu Bisnis Garment?

Bisnis garment adalah kegiatan usaha yang terkait dengan desain, produksi, dan distribusi pakaian dan tekstil. Cakupan dari bisnis ini sendiri beragam, mulai dari pakaian sehari-hari, pakaian olahraga, pakaian formal, hingga pakaian mode.

Industri garmen melibatkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di berbagai segmen pasar, baik lokal maupun internasional, dan memainkan peran penting dalam perekonomian global dengan nilai pasar yang signifikan.

Perbedaan Garment, Tekstil, dan Konveksi

Setelah mendengar penjabaran di atas, mungkin akan muncul kebingungan di benak Anda: Lalu, apa perbedaan antara garment, tekstil, dan konveksi?

Ketiga istilah di atas sering digunakan dalam industri pakaian dan tekstil dan memiliki arti yang berbeda. Perbedaannya adalah:

1. Garment (Pakaian)

Garment merujuk pada produk akhir yang dibuat dari tekstil atau bahan lainnya yang dirancang untuk dipakai manusia. Cakupannya berbagai jenis pakaian seperti kaos, celana, jaket, kemeja, gaun, dan sebagainya.

Fokus garment adalah pada hasil akhir atau produk jadi yang siap dipakai. Proses produksinya melibatkan tahap desain, pemotongan, penjahitan, dan finishing untuk menghasilkan pakaian siap pakai.

2. Tekstil

Tekstil berfokus pada produksi bahan atau kain yang akan dipakai untuk membuat berbagai produk, contohnya pakaian, perabot rumah tangga, dan lain-lainnya. Proses produksi pada bisnis tekstil melibatkan pengolahan serat menjadi benang yang kemudian ditenun atau dirajut menjadi kain.

3. Konveksi

Konveksi merujuk pada usaha atau pabrik yang memproduksi pakaian jadi secara massal berdasarkan pesanan atau untuk dijual. Proses produksinya melibatkan pemotongan bahan, penjahitan, perakitan, hingga pengemasan pakaian jadi dalam jumlah besar.

Baca juga: Wajib Tahu! Kisaran Gaji Pabrik Garmen Terbaru

Tahapan Produksi Pada Bisnis Garment

Sebelum memulai bisnis garment, Anda wajib mengetahui apa saja tahapan produksi yang biasa dilakukan. Berikut selengkapnya:

1. Desain dan Pengembangan Produk

Proses ini dimulai dengan meneliti tren dan pasar untuk mengetahui tren mode terkini dan apa yang dibutuhkan pasar. Kemudian, dibuat sketsa dan desain pakaian, termasuk jenis bahan, warna, dan detail lainnya. Setelah desain awal selesai, dibuatlah prototipe untuk dilakukan evaluasi dan penyesuaian lebih lanjut.

2. Pembuatan Pola (Pattern Making)

Setelah desain disetujui, proses bisnis garment berikutnya adalah membuat pola dasar dari desain yang dimaksud. Pola ini kemudian disesuaikan untuk berbagai ukuran, atau yang biasa disebut sebagai proses grading.

3. Pemotongan Kain

Kain dipilih sesuai dengan desain yang telah dibuat, kemudian dipotong sesuai pola menggunakan alat pemotong manual atau mesin pemotong otomatis.

4. Penyusunan dan Penjahitan

Pada tahap ini, potongan-potongan kain disusun sesuai dengan urutan penjahitan untuk kemudian dijahit menjadi pakaian jadi menggunakan mesin jahit.

5. Pengecekan Kualitas (Quality Control)

Setelah pakaian selesai dijahit, dilakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada cacat atau kesalahan pada jahitan. Jika ditemukan kesalahan atau cacat, pakaian tersebut harus diperbaiki sebelum diproses ke tahap berikutnya.

6. Penyelesaian (Finishing)

Pakaian yang sudah diperiksa dan diperbaiki lalu disetrika untuk menghilangkan kerutan dan memberikan tampilannya lebih rapi. Selanjutnya, ditambahkan aksesori seperti kancing, ritsleting, label, atau elemen dekoratif lainnya.

7. Pengemasan dan Penyimpanan

Pakaian yang sudah jadi kemudian dikemas dalam kantong plastik atau kemasan lainnya supaya tetap terlindungi selama proses pengiriman. Setelah dikemas, pakaian akan disimpan di gudang sebelum dikirim ke pelanggan.

8. Distribusi

Tahap terakhir adalah pengiriman pakaian ke distributor, pengecer, atau langsung ke pelanggan. Dilakukan pula manajemen inventaris guna melacak stok barang, mengelola persediaan, dan memastikan ketersediaan produk.

Baca juga: Mengenal Profesi Fashion Designer Beserta Kisaran Gajinya

7 Tips Memulai Bisnis Garment

Berminat menjajal bisnis satu ini? Berikut sederet tips yang bisa Anda ikuti jika ingin memulai peruntungan di bisnis garment.

1. Spesialisasi dalam Jenis Pakaian Niche

Fokuslah pada jenis pakaian yang khusus dan diminati, seperti pakaian unisex atau athleisure. Tujuannya untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar serta melindungi bisnis Anda dari kompetisi luar negeri.

2. Dapatkan Sertifikat Industri Garmen

Daftarkan bisnis Anda untuk memperoleh sertifikat industri yang diperlukan. Tujuannya agar bisnis Anda bersifat legal dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

3. Mencari Lokasi Manufaktur

Cari lokasi manufaktur yang cukup luas untuk menyimpan bahan dan peralatan. Pilih lokasi atau bangunan yang memiliki pasokan air, listrik, dan drainase bagus sehingga tidak mengganggu jalannya produksi. Pastikan bahwa lokasi yang dipilih dekat dengan pemasok dan pelanggan.

4. Membeli Peralatan Manufaktur yang Tepat

Lengkapi fasilitas dengan mesin pemotong kain, mesin jahit, mesin penyatu kain, alat press panas, dan alat inspeksi kain baik yang manual, semi-otomatis, atau otomatis untuk efisiensi lebih tinggi.

5. Merekrut Pekerja Pabrik yang Terampil

Rekrut para pekerja yang terampil dari pusat pelatihan untuk mengoperasikan mesin dan mengawasi produksi. Pilihlah pekerja yang tidak hanya terampil, tetapi juga menguasai teknologi, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan perubahan metode industri manufaktur.

6. Mencari Pemasok yang Andal

Temukan pemasok bahan mentah yang andal dengan reputasi baik untuk memperoleh kualitas bahan yang terjamin. Pertimbangkan juga pemakaian bahan organik atau bahan daur ulang untuk menciptakan produk yang sustainable dan menarik pelanggan yang peduli akan lingkungan.

7. Menyiapkan Sampel Produk untuk Pelanggan

Siapkan sampel berupa produk berkualitas untuk calon pelanggan. Gunakan jasa bantuan pembuat pola profesional atau desainer teknis untuk hasil yang maksimal. Tawarkan juga diskon untuk pesanan besar atau reguler.

Nah, itu dia pengertian bisnis garment serta tips bagi Anda yang berminat untuk memulainya. Semoga artikel di atas bisa membantu!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Artikel Terbaru