Mengapa Pengangguran Friksional Bisa Terjadi dan Apa Solusinya?

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

pengangguran friksional
Isi Artikel

Pada umumnya, pengangguran melibatkan tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan dan skill mumpuni untuk bekerja. Namun, hal ini berbeda dengan pengangguran friksional.

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang berhenti bekerja sementara karena hendak mencari pekerjaan lain. Itulah sebabnya tenaga kerja yang menjadi pengangguran jenis ini telah memiliki pengalaman kerja dan kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja.

Akan tetapi, pengangguran friksional juga bisa menyebabkan dampak negatif jika tidak segera ditangani. Untuk itulah, artikel linovhr kali ini akan membahas tentang penyebab dan cara mengatasi pengangguran friksional. Simak ulasannya di sini! 

 

Apa Itu Pengangguran Friksional?

Pengangguran friksional adalah salah satu tipe pengangguran di mana tenaga kerja menganggur untuk sementara. Pengangguran ini terjadi karena tenaga kerja sedang mencari pekerjaan baru atau melakukan perubahan bidang kerja dari satu bidang ke bidang lainnya.

Sehingga, dapat dibilang bahwa tenaga kerja yang mengalami pengangguran friksional telah memiliki pengalaman kerja sebelumnya.

Pengangguran ini umumnya terjadi pada negara-negara dengan tingkat tenaga kerja penuh. Tenaga kerja penuh merupakan kondisi ketika jumlah pengangguran tidak lebih dari 4% dari keseluruhan angkatan kerja di negara tersebut.

Jika biasanya resesi menyebabkan kenaikan pengangguran, tidak hanya dengan pengangguran friksional. Kebalikannya, pengangguran friksional cenderung menurun ketika resesi karena tenaga kerja akan mengamankan pekerjaannya untuk menghadapi masa-masa sulit.

 

Mengapa Pengangguran Friksional Bisa Terjadi?

Pengangguran friksional dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

 

1. Ketidaksesuaian Antara Tenaga Kerja dan Lapangan Kerja

Pengangguran friksional dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara tenaga kerja dan lapangan kerja yang tersedia. Misalnya apabila lowongan tidak dibuka atau tidak sesuai dengan minat dan keahlian tenaga kerja. 

 

2. Ketidakpuasan terhadap Pekerjaan

Penyebab pengangguran friksional selanjutnya adalah adanya ketidakpuasan dari tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Baik itu mengenai gaji yang tidak memuaskan, tugas yang harus dikerjakan atau lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.

Hal-hal tersebut membuat pekerja akan mengundurkan diri dari pekerjaannya dan memilih pekerjaan lain yang sesuai dengan ekspektasinya.

 

3. Waktu Rekrutmen yang Lama

Pada umumnya, HR memiliki waktu yang lama dalam merekrut kandidat. Ini karena pertimbangan yang matang dibutuhkan perusahaan dalam merekrut kandidat terbaik.

Meski bermaksud baik, akan tetapi hal tersebut bisa menyebabkan pengangguran friksional. Semakin lama HR dalam merekrut, semakin banyak pula tenaga kerja yang belum mendapat pekerjaan. 

 

4. Perubahan Konsumsi Masyarakat

Secara ekonomi, pengangguran friksional tidak dapat dihindari. Ini karena adanya perubahan konsumsi masyarakat yang mengubah permintaan masyarakat. Jika permintaan masyarakat berubah, maka permintaan tenaga kerja yang memproduksi barang tersebut juga berubah.

Contohnya adalah perubahan dari telepon rumah ke telepon genggam. Ketika telepon genggam semakin marak, masyarakat yang menggunakan telepon rumah pun semakin sedikit. Hal ini membuat tenaga kerja yang membuat telepon genggam tak lagi dibutuhkan.

 

Baca Juga: Apakah Menambah Lapangan Kerja Menjadi Solusi Pengangguran?

 

Dampak Adanya Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional memiliki dampak positif dan negatif. Penjelasan tentang kedua dampak tersebut adalah sebagai berikut:

 

Dampak Positif

Ternyata, pengangguran friksional memiliki dampak positif. Berikut ini adalah dampak positifnya:

 

  1. Merupakan Hal Baik bagi Ekonomi

Ahli ekonomi melihat pengangguran friksional sebagai hal yang baik. Ini karena merekal menandakan adanya jumlah tenaga kerja profesional yang besar. Hal ini merupakan hal yang positif.

 

  1. Memberi Banyak Pilihan bagi HR

HR terkadang kesulitan dalam merekrut kandidat karena tidak banyak kandidat profesional yang memiliki pengalaman kerja tertentu. Namun jika ada pekerja yang menganggur sementara karena berhenti dari pekerjaan lamanya, pekerja tersebut menambah pilihan kandidat bagi HR.

 

Dampak Negatif

Namun, pengangguran friksional juga memiliki sisi negatif. Dampak-dampak negatif tersebut yaitu:

 

  1. Penurunan Produktivitas

Pengangguran friksional bisa jadi berbahaya apabila tenaga kerja yang sedang menganggur sementara melakukannya dalam waktu yang lama. Misalnya, ia tidak kunjung mendapat pekerjaan lagi setelah pekerjaan terakhirnya.

Hal tersebut bisa menyebabkan tenaga kerja merasa frustasi, stres, bahkan depresi. Akibatnya, produktivitas pun akan menurun.

 

  1. Menurunnya Ekonomi

Meski sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengangguran friksional bisa memberi efek positif bagi ekonomi, tetapi hal ini juga bisa membawa dampak buruk. Sama seperti dampak negatif sebelumnya, pengangguran jenis ini bisa memiliki efek negatif apabila terjadi terlalu lama.

Ini karena produktivitas yang menurun dapat menyebabkan penurunan produksi dalam ekonomi. Kerugian ekonomi pun tidak dapat dihindarkan.

 

Solusi Mengatasi Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional harus diatasi agar dampak negatifnya tidak dirasakan. Oleh karena itu, berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengangguran sementara:

 

1. Meningkatkan Informasi Tentang Lowongan Kerja 

Sering kali, tenaga kerja tidak bisa melamar pekerjaan yang cocok dengan dirinya karena informasi tentang lowongan kerja yang sesuai tidak sampai padanya. Oleh karena itu, hal pertama yang bisa dilakukan untuk mengurangi pengangguran friksional adalah meningkatkan arus informasi tentang lowongan kerja dari perusahaan ke tenaga kerja.

Hal ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan media sosial dan portal lowongan kerja untuk menyebarkan informasi lowongan kerja.

 

2. Meningkatkan Fleksibilitas Pekerjaan

Perusahaan dapat memberikan fleksibilitas terhadap posisi yang dibuka untuk menarik perhatian lebih banyak tenaga kerja. Misalnya membuat syarat dan kualifikasi lowongan kerja yang tidak terlalu sulit, memberi kemudahan dalam proses melamar kerja, atau menyesuaikan diri dengan minat dan preferensi tenaga kerja dalam merekrut.

 

3. Menghindari Prasangka terhadap Pekerja dan Pekerjaan

Beberapa pekerjaan memiliki prasangka tertentu. Misalnya posisi sales sering kali dikaitkan dengan pekerjaan yang sulit dengan gaji yang sedikit. Pekerja yang bekerja di posisi tersebut tidak akan digaji jika tidak berhasil menjual.

Selain itu, prasangka juga muncul pada pekerja. Tenaga kerja yang berasal dari daerah-daerah tertentu acapkali dihindari karena adanya prasangka negatif terhadap mereka.

Prasangka tersebut tentu saja harus dihindari. Dengan demikian, tenaga kerja akan tertarik dengan lebih banyak pekerjaan. Begitu pula perusahaan yang akan menarik lebih banyak kandidat apabila tidak dibatasi prasangka tertentu.

 

Baca Juga: Apa Penyebab Terjadinya Pengangguran Struktural?

 

Demikian ulasan mengenai apa itu dan cara mengatasi pengangguran friksional. Semoga informasi ini bermanfaat, baik untuk Anda yang merupakan tenaga kerja atau pemberi kerja.

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru