Selain pendidikan formal, ada pula namanya pendidikan informal. Tak seperti pendidikan formal, pendidikan informal adalah pendidikan yang bersifat tidak wajib. Namun, memiliki pendidikan informal tertentu akan memberi nilai tambah bagi seorang individu.
Oleh karena sifatnya yang tidak wajib dan tidak formal, individu yang memiliki pendidikan informal pun kebingungan apakah informasi ini bisa dimasukkan ke dalam CV atau tidak. Jika Anda juga sedang dilanda rasa bingung, baca artikel dari LinovHR berikut ini tentang pendidikan informal.
Pengertian Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan tidak wajib yang dilaksanakan di luar sekolah atau kampus. Pendidikan ini dilakukan melalui aktivitas yang tidak bertujuan untuk pembelajaran.
Pada umumnya, pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung sehari-hari tanpa disadari. Berbeda dengan pendidikan formal atau nonformal yang dilakukan atas dasar belajar secara sadar.
Misalnya saja pembelajaran yang diperoleh dari keluarga atau teman-teman di lingkungan sekitar individu. Oleh sebab itu, pendidikan ini sering disebut dengan pendidikan dari pengalaman.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian pendidikan informal pada Undang-Undang. Jika mengutip Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar mandiri.Â
Hasil dari pendidikan informal dapat tetap diakui seperti pendidikan formal dan nonformal, asalkan pesertanya lulus ujian yang sesuai dengan standar pendidikan nasional terlebih dahulu.
Contoh pendidikan informal adalah homeschooling serta pengajaran tentang sopan santun dan kesehatan seksual dari orang tua.Â
Ciri-ciri Pendidikan Informal
Ciri-ciri pendidikan informal tentu saja berbeda dengan pendidikan lainnya seperti pendidikan formal atau pendidikan nonformal. Beberapa ciri pendidikan ini yang membedakan dengan pendidikan lainnya adalah sebagai berikut.
- Pembelajaran dilakukan secara mandiri.
- Pembelajaran tidak terikat tempat dan waktu.
- Pembelajaran dilakukan di keluarga dan lingkungan atau dari media.
- Pembelajaran dilakukan antara orang tua dengan anak atau kakak dengan adik.
- Pembelajaran tidak memiliki jenjang ataupun kurikulum tertentu yang harus diikuti.
- Pembelajaran dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.
- Pembelajaran dilakukan secara sederhana tanpa metode-metode sulit yang sulit dipahami.
- Pembelajaran tidak terorganisir secara struktural.
- Tidak ada syarat usia maupun syarat khusus lainnya yang harus dilengkapi untuk mengikuti pendidikan informal.
Perlukah Memasukkan Pendidikan Informal ke CV?
Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak resmi. Oleh karena itu, muncul kebingungan apakah pendidikan ini perlu dimasukkan ke CV atau tidak.
Jika Anda adalah fresh graduate dari SMA atau universitas, Anda bisa mencantumkan pendidikan informal homeschooling. Hal ini diperbolehkan jika homeschooling yang dijalani setingkat dengan SMA. Ketika mencantumkan homeschooling setingkat SMA ke CV, perlu dimasukkan pula ujian penyetaraan yang telah dijalani dan dinyatakan lulus.
Akan tetapi, bagaimana dengan pendidikan informal yang dipelajari dari keluarga ataupun lingkungan sekitar? Anda tetap bisa memasukkannya ke dalam CV, terutama jika pendidikan tak resmi tersebut dilakukan dalam ruang lingkup pendidikan formal atau pekerjaan. Misalnya, Anda mempelajari hal baru dalam pekerjaan, kepanitiaan di kampus, organisasi, atau relawan.
Perlu diperhatikan pula bahwa pendidikan informal yang dicantumkan harus sesuai dengan posisi yang dilamar. Sebagai contoh, jika Anda melamar di posisi Marketing atau Sales, Anda bisa menyatakan pengalaman berjualan untuk mencari dana acara saat mengikuti kegiatan kampus.
Baca Juga: Bagaimana Menuliskan Riwayat Pendidikan di CV?
Cara Menulis Pendidikan Informal di CV
Supaya tidak salah dalam memasukkan pendidikan informal ke dalam CV, Anda perlu mengetahui caranya terlebih dahulu. Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan dalam menulis pendidikan informal di CV.
1. Memasukkannya ke Kolom Pengalaman Kerja
Jika Anda sudah memiliki pengalaman kerja, maka Anda bisa memasukkan pendidikan informal ke CV sebagai salah satu hal yang dilakukan saat bekerja. Biasanya, selain posisi, nama perusahaan, dan waktu bekerja, CV juga akan memuat hal-hal yang dilakukan dan pencapaian selama bekerja tersebut.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Digital Marketing
PT. Kayu Manis, Bandung Juni 2020-Juni 2022
-Menggunakan prinsip-prinsip strategi marketing untuk meningkatkan pemasukan perusahaan hingga 45%.
-Mempelajari strategi konten yang baru dan menerapkannya untuk meningkatkan engagement Instagram.
2. Memasukkannya ke Kolom Pengalaman
Kolom pengalaman berbeda dengan kolom pengalaman kerja. Kolom ini memuat pengalaman-pengalaman selain pekerjaan seperti organisasi, kepanitiaan, atau relawan.
Tentu saja Anda mempelajari banyak hal baru selama mengikuti kegiatan di luar akademik atau pekerjaan. Misalnya saja Anda mempelajari skill komunikasi setelah sering menjadi moderator dalam acara kampus. Hal ini bisa dimasukkan ke dalam CV sebagai penjelasan aktivitas dan pencapaian dalam pengalaman berorganisasi.
Contoh pengalaman informal yang dimasukkan ke dalam kolom pengalaman yaitu:
Sponsorship Staff
Orientasi Mahasiswa Baru Universitas JayaJanuari 2020-Agustus 2021
-Mempelajari teknik negosiasi untuk mendapatkan sponsor.
-Membangun hubungan yang baik dengan donatur hingga mendapatkan 10 perusahaan donatur.
Itulah tadi ulasan mengenai pendidikan informal dan cara menuliskannya di CV. Mengingat pendidikan informal adalah pendidikan tidak resmi, ternyata pendidikan ini pun juga bisa dicantumkan ke dalam CV. Sehingga, kini Anda tidak perlu ragu lagi.