Apakah Anda pernah mendengar istilah pemisahan karyawan di perusahaan? Ya, istilah ini mungkin sedikit awam di telinga masyarakat.
Namun sejatinya, pemisahan karyawan memiliki makna dan arti yang sama dengan pemberhentian kerja atau yang umum dikenal masyarakat dengan sebutan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Di dalam sebuah perusahaan, pemisahan kerja erat kaitannya dengan PHK, padahal sejatinya ada beberapa jenis lainnya dalam separation. Pemberhentian karyawan juga tidak melulu hal yang negatif. Nyatanya, memang dibutuhkan sebuah turnover untuk menjaga kestabilan tenaga kerja di perusahaan.
Oleh sebab itu, dalam pembahasan kali ini, LinovHR akan menjelaskan secara mendalam mengenai proses pemisahan karyawan yang umum terjadi di perusahaan. Tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Pemisahan Karyawan?
Pada dasarnya, pemisahan karyawan adalah sebuah proses berakhirnya hubungan kerja antara karyawan bersangkutan dengan perusahaan. Hal ini terjadi karena habisnya kontrak atau kesepakatan kerja antara pemberi kerja (dalam hal ini perusahaan) dan karyawan.
Meskipun begitu, tidak selalu pemutusan kerja berasal dari perusahaan. Karyawan juga dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja terlebih dahulu, misalnya seperti ingin pensiun ataupun melakukan pengunduran diri atau resign.
Jenis-jenis Pemberhentian Karyawan
Adapun beberapa jenis dari pemisahan karyawan yang umum ditemukan di dalam sebuah perusahaan, yaitu:
-
Pemutusan (Termination)
Termination atau pemberhentian merupakan salah satu jenis yang paling banyak digunakan untuk melakukan pemisahan karyawan. Terdapat beberapa tipe dari pemberhentian itu sendiri, di antaranya:
- Mutual Agreement: pemecatan yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat untuk melakukan pemisahan
- Involuntary Termination: pemutusan paksa terjadi ketika perusahaan memilih untuk melakukan pemutusan kepada karyawan secara sepihak
- Voluntary Termination: pemutusan sukarela terjadi ketika karyawan memutuskan untuk pergi dari perusahaan, atas keinginan mereka sendiri
- Employment Contract Ends: sesuai namanya, pemutusan ini terjadi bila kontrak kerja karyawan habis atau pekerjaan tersebut hanya bersifat sementara
- Fired: pemutusan ini terjadi ketika perusahaan memecat karyawan yang bersangkutan, karena adanya ketidakcocokan antara keduanya
- Termination for a Cause: pemutusan yang terjadi karena adanya beberapa alasan yang melatarbelakanginya
-
Mengundurkan Diri (Resign)
Banyak orang melihat cara ini, sebagai cara yang paling profesional dan sopan untuk melakukan pemisahan karyawan. Ada beberapa tipe dari pengunduran diri tersebut, di antaranya:
- Voluntary Resignation: pengunduran diri secara sukarela terjadi ketika karyawan mengajukan pengunduran diri kepada perusahaan demi kepentingan atau keuntungan mereka sendiri.
- Forced Resignation: pengunduran diri secara paksa, terjadi ketika perusahaan memaksa atau menyuruh karyawan untuk melakukan pengunduran diri, atas berbagai macam alasan yang melatarbelakanginya.
-
Pensiun (Retirement)
Pensiun merupakan salah satu jenis dari pemisahan karyawan yang sangat umum ditemukan di dalam perusahaan.Â
Terdapat beberapa alasan yang membuat seseorang pensiun, misalnya masuk usia pensiun, masalah kesehatan, keuangan, dan pilihan pribadi. Berikut tipe-tipe umum dari pensiun:
- Voluntary Retirement: sesuai namanya, pensiun sukarela terjadi ketika karyawan yang bersangkutan melakukan pengunduran diri secara sukarela dengan alasan pensiun.
- Phased Retirement: pensiun bertahap cocok dilakukan pada karyawan yang hendak memasuki masa pensiun. Fungsinya untuk memudahkan kedua belah pihak dalam menyesuaikan diri, sebelum masa pensiun resmi karyawan tersebut tiba.
- Mandatory Retirement: pensiun wajib dapat dilakukan oleh perusahaan guna mendorong karyawan yang lebih tua untuk melakukan pensiun karena berbagai macam alasan. Hal ini dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan regenerasi tenaga kerja.
-
Cuti (Furlough)
Jenis yang terakhir yaitu cuti. Cuti di sini mengarah kepada cuti sementara yang tidak dibayar dari pekerjaannya.
Dibanding melakukan pemutusan atau pemecatan, perusahaan dapat menerapkan cuti bagi karyawan yang bersangkutan. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menghemat uang, sambil mempertahankan tenaga kerja untuk masa depan.
Alasan Pentingnya Melakukan Employment Separation
Berikut ini beberapa alasan yang umum digunakan dalam melakukan employment separation di dalam perusahaan, di antaranya:
-
Kinerja Karyawan
Alasan yang paling umum ditemukan dalam perusahaan yaitu adanya permasalahan pada kinerja karyawan yang bersangkutan.
Perusahaan dapat melakukan pemisahan karyawan, jika dirasa performa yang dimiliki oleh karyawan tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan perusahaan.
Baca Juga: Karyawan Tidak Sesuai Harapan, Apa Boleh Dipecat?
-
Peluang Kerja yang Baru
Alasan pemisahan karyawan yang kedua yaitu karena adanya peluang kerja baru yang diambil oleh karyawan. Biasanya, karyawan yang bersangkutan akan memberikan notice kepada perusahaan, agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk mencari penggantinya.
-
Finansial atau Keuangan
Perusahaan dapat melakukan pemutusan atau pemisahan karyawan untuk menghemat uang perusahaan, jadi mereka dapat mempertahankan perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Dari sisi karyawan, mereka juga dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja karena alasan keuangan atau finansial, jika ada perusahaan lain yang menawarkan mereka posisi atau gaji yang lebih tinggi dari tempat mereka bekerja saat ini.
-
Memasuki Masa Pensiun
Alasan yang keempat yaitu pensiun atau memasuki masa pensiun. Seiring bertambahnya waktu, usia karyawan juga tentunya akan semakin bertambah. Bagi karyawan-karyawan yang memasuki usia tua, mereka bisa mengajukan pensiun ataupun perusahaan dapat menyuruhnya untuk pensiun.
-
RelokasiÂ
Seorang karyawan bisa memilih untuk pindah karena berbagai macam alasan yang melatarbelakanginya, seperti lebih dekat dengan keluarga, dan sebagainya.
-
Perubahan pada Dinamika Keluarga
Alasan yang terakhir yaitu perubahan pada dinamika keluarga dari karyawan yang bersangkutan. Dalam hal ini, karyawan bisa mengajukan permintaan untuk meninggalkan perusahaan atau pekerjaannya berdasarkan perubahan yang terjadi, seperti memiliki anak atau harus mengurus orang tua, dan sejenisnya.
Proses Pemisahan Karyawan
Lantas, bagaimana proses pemisahan karyawan yang baik dan benar? Sebaiknya, proses pemisahan karyawan harus dilakukan sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Berikut proses pemisahan karyawan yang baik dan benar, yakni:
- Mengadakan musyawarah antara karyawan dengan pimpinan perusahaan
- Melakukan musyawarah antara pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
- Mengadakan musyawarah antara pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D
- Mengadakan musyawarah antara pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4P
- Pemutusan dilakukan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri
Rencanakan Rekrutmen Setelah Separation dengan Aplikasi Rekrutmen
Pemberhentian karyawan atau separation walau selalu berkesan negatif nyatanya menjadi salah aspek yang diperlukan oleh perusahaan, guna menstabilkan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan.
Setelah melakukan pemisahan karyawan, tentu perusahaan perlu melakukan rekrutmen demi mengisi posisi kosong, terutama untuk posisi-posisi yang cukup penting dan krusial.
Tentu dalam melakukan proses rekrutmen ini, perusahaan harus bisa membaca seperti apa gap kompetensi karyawan perusahaan dan tenaga kerja di luar sana.
Dengan begitu, talent yang dimiliki perusahaan tetap relevan dan perusahaan pun bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan bisnis dan industri.
Salah satu cara melakukan proses itu dengan mudah adalah dengan bantuan Apllikasi Rekrutmen LinovHR.
Aplikasi Rekrutmen Karyawan LinovHR memiliki fitur-fitur yang akan membantu Anda merencanakan proses rekrutmen dari awal hingga akhir.Â
Pertama, agar bisa menentukan posisi atau divisi mana yang membutuhkan tenaga baru, Anda bisa menggunakan fitur Manpower Planning. Dalam fitur ini, Anda bisa mengetahui seperti apa kebutuhan karyawan baru dari posisi tersebut.Â
Dengan begitu, HR bisa mengetahui requirement yang perlu dimasukkan dalam iklan lowongan.
Selanjutnya, Anda juga bisa mengaktifkan fitur Career Website Setting. Di mana fitur ini memudahkan Anda dalam membuat halaman career website sendiri.
Anda juga dapat mengatur proses rekrutmen dan merencanakan jadwal rekrutmen , Semua bisa dilakukan dalam satu modul saja. Sehingga membuat proses lebih ringkas, efektif, dan efisien.
Itulah pembahasan mengenai proses pemisahan karyawan di perusahaan. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Anda, terutama hal-hal yang ada di dalam dunia kerja.