Pertumbuhan industri manufaktur diketahui mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Di Indonesia, sektor ini bahkan menjadi kontributor utama untuk pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun 2023, seperti dijelaskan Menteri Perindustrian.
Namun demikian, industri ini menghadapi sejumlah permasalahan, terutama yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM).
Salah satu yang perlu jadi sorotan adalah risiko bahaya yang dihadapi para karyawan ketika bekerja. Karenanya, program pelatihan karyawan manufaktur secara berkala sangat dibutuhkan.
Mari simak artikel LinovHR ini untuk mengetahui apa saja program pelatihan manufaktur yang dapat dijalankan oleh karyawan serta solusi untuk mengelola pelatihannya dengan tepat!
Apa Itu Pelatihan Karyawan Manufaktur?
Pelatihan karyawan manufaktur adalah suatu program yang disusun khusus untuk manajer dan staf dalam perusahaan manufaktur.Â
Program ini mencakup berbagai aspek penting yang diperlukan dalam lingkungan kerja, seperti orientasi dan pelatihan kepatuhan, keselamatan, kebijakan dan prosedur, serta keterampilan kerja.
Tujuan program pelatihan ini adalah sebagai berikut:
- Membantu karyawan memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja mereka
- Meningkatkan efisiensi kerja
- Mengikuti perkembangan teknologi
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Tanpa program pelatihan yang ekstensif dan rutin, kualitas kerja dikhawatirkan akan menurun, risiko melakukan kesalahan akan membesar, dan ditakutkan akan memicu kecelakaan kerja.
Manfaat Pelatihan Karyawan di Industri Manufaktur
Pelatihan manufaktur membawa sejumlah manfaat bagi perusahaan. Berikut ini di antaranya:
Orientasi Lebih Cepat
Program pelatihan yang dimulai sejak masa orientasi dapat mempersiapkan karyawan agar bisa beradaptasi dan bekerja lebih cepat.
Proses onboarding efektif akan memungkinkan pemahaman dan pengetahuan karyawan lebih optimal sehingga performa kerja mereka berjalan maksimal.
Kepatuhan pada Aturan Keselamatan
Seperti perusahaan konstruksi dan jasa lainnya, perusahaan manufaktur juga harus tunduk pada berbagai peraturan keselamatan dan kepatuhan.Â
Pelatihan karyawan manufaktur bertujuan untuk memastikan karyawan mematuhi semua aturan sehingga dapat meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan menghindari sanksi dari stakeholder.
Quality Control
Kualitas produk menjadi perhatian utama di industri manufaktur. Oleh karena itu, setiap karyawan harus memastikan bahwa produk yang dibuat telah lolos uji quality control agar kepuasan pembeli meningkat.
Dalam hal ini, karyawan tentunya harus terlatih dan mengetahui cara menjalankan tugas dengan sempurna agar kualitas produk tetap terjaga sesuai dengan standar.
Karenanya, program pelatihan dibutuhkan untuk membekali karyawan dengan pemahaman yang mumpuni.
Keterlibatan dan Retensi Karyawan
Program pelatihan akan membantu memberdayakan karyawan agar terus belajar dan berkembang. Hal ini tentunya dapat meningkatkan motivasi dan retensi karyawan.
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Di tengah persaingan ketat, karyawan yang memiliki kemampuan mumpuni akan menjadi aset berharga bagi perusahaan. Tak terkecuali perusahaan manufaktur.
Dengan mendapatkan pelatihan, proses bisnis akan menjadi lebih efisien, layanan pelanggan menjadi optimal, dan perusahaan dapat memberikan produk berkualitas kepada pelanggan.
Lebih lanjut, hal ini akan mendorong loyalitas pelanggan dan pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: 7 Tips Manajemen Pelatihan (Training Management) Perusahaan
Cara Mengembangkan Program Pelatihan Karyawan Manufaktur
Agar program pelatihan karyawan manufaktur berjalan efektif, perusahaan perlu mengembangkannya dengan tepat. Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Analisis Kebutuhan Training
Sebelum menyusun rencana pelatihan, Anda harus terlebih dahulu melakukan analisis jenis training yang dibutuhkan perusahaan.
Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menganalisis kebutuhan pelatihan:
- Melakukan pengamatan secara menyeluruh di lingkungan kerja
- Buat survei untuk seluruh karyawan di perusahaan
- Melakukan one-on-one interview dengan karyawan
- Menyusun asesmen dengan kuesioner
- Uji produk untuk melihat kualitasnya
- Analisis program pelatihan yang dilakukan kompetitor
- Identifikasi business goals perusahaan Anda
Baca juga: Ini Cara Membuat Training Roadmap yang Efektif untuk Perusahaan!
2. Menetapkan Tujuan Pembelajaran Anda
Program pelatihan juga harus memiliki tujuan yang spesifik. Anda dapat menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound) untuk menetapkan tujuan.
Contoh tujuan yang SMART adalah, seluruh karyawan di divisi HSE (Health, Safety, dan Environment) harus mengikuti serangkaian pelatihan K3 dan compliance di kuartal III.
Tingkat kelulusan harus mencapai 100 persen, dengan nilai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) sebesar 75.
Contoh lainnya, setelah mempelajari tentang machine safety, peserta harus mampu mengoperasikan peralatan tersebut dengan aman tanpa kesalahan.
3. Pilih Metode Training yang Tepat
Untuk melakukan program training, ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan. Contohnya adalah berikut ini:
- Training yang dipimpin seorang coach
- Mentoring
- Pelatihan one-on-one atau berkelompok
- Training berbasis video
- Webinar
- Pelatihan online
Menggabungkan berbagai jenis metode pelatihan akan menjadi pendekatan terbaik karena dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dan menjadikan pelatihannya lebih menarik.
4. Memilih Alat Bantu yang Tepat
Dalam mengembangkan program pelatihan karyawan manufaktur, penting untuk menggunakan alat bantu yang tepat.
Salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan ialah Learning Management System (LMS) yang memungkinkan pembuatan dan pengelolaan kursus secara online sehingga lebih prosesnya lebih efisien.
Software LMS dapat membantu manajemen dalam mengelola program pelatihan. Mulai dari menyusun silabus materi, memungkinkan karyawan mengakses materi dengan mudah, hingga melakukan evaluasi dan feedback.
5. Memilih Materi Kursus yang Sesuai Kebutuhan
Materi pelatihan harus dirancang secara komprehensif, holistik, dan up-to-date. Mereka juga harus dapat diakses dari smartphone, komputer, tablet, dan perangkat lainnya.
Jangan lupa untuk memastikan bahwa materi sesuai dengan yang dibutuhkan karyawan. Tak kalah penting, kelas pelatihan juga harus interaktif agar karyawan lebih terlibat secara aktif, sehingga materi dapat lebih mudah dicerna.
6. Melakukan Uji Coba Pelatihan
Sebelum meluncurkan program pelatihan, lakukan uji coba dengan kelompok peserta sampel dalam skala kecil.
Hal ini membantu dalam mengevaluasi efektivitas program dan mendapatkan umpan balik yang diperlukan untuk perbaikan sebelum implementasi yang lebih luas.
7. Ukur Hasil Pelatihan
Bagaimanapun, program training bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan kemampuan karyawan agar memiliki performa kerja yang optimal.
Untuk melihat apakah program yang dijalankan dinilai efektif, maka manajemen harus melakukan evaluasi yang menyeluruh. Ini dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
- Tingkat ketercapaian KPI pelatihan
- Hasil post-test
- Feedback peserta pelatihan
- Tingkat keterlibatan peserta selama pelatihan
- Perilaku karyawan di lingkungan kerja
Keberhasilan tersebut melibatkan pengukuran KPI pelatihan, penilaian pasca pelatihan, feedback peserta, tingkat keterlibatan, dan observasi perilaku karyawan.
8. Simpan Record Pelatihan
Menyimpan catatan atau record pelatihan bersifat esensial karena dapat digunakan untuk mengevaluasi program dan menyusun rencana pelatihan selanjutnya.Â
Dokumen yang wajib disimpan di antaranya catatan pelatihan yang telah selesai, tanggal, tempat, rincian peserta, dan sertifikasi karyawan.
Selain sebagai bahan evaluasi, catatan pelatihan juga bisa disimpan sebagai persyaratan hukum karena beberapa badan hukum akan membutuhkannya sewaktu-waktu.Â
Jenis Program Pelatihan Karyawan Manufaktur
Terdapat beberapa jenis pelatihan karyawan manufaktur yang sifatnya wajib diberikan dan harus mereka kuasai. Berikut ini adalah di antaranya:
1. Compliance dan Safety
Ini merupakan topik pelatihan yang penting bagi seluruh perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur.
Dalam hal ini, pelatihan mengenai kepatuhan terhadap regulasi membantu memastikan proses operasional berjalan efisien, mendorong lingkungan kerja yang aman, dan karyawan bekerja produktif.
Beberapa topik spesifik yang harus disertakan dalam program pelatihan compliance dan safety di antaranya adalah:
- Occupational Safety and Health Administration (OSHA)Â
- Peraturan mengenai pelecehan seksual
- Keragaman tempat kerja
- Langkah-langkah pencegahan terhadap kecelakaan kerja, seperti terpeleset dan jatuh
- Hazard Communication
2. Pengelolaan Mesin dan Peralatan
Banyak insiden dan cedera di industri manufaktur disebabkan oleh perilaku kerja yang berisiko, terutama ketika menggunakan mesin dan peralatan.
Oleh karena itu, pelatihan karyawan manufaktur dalam penggunaan mesin dan peralatan kerja bersifat penting. Hal ini untuk memastikan karyawan memahami cara menangani, mengoperasikan, dan merawat peralatan dengan aman.
3. Lockout Tagout (LOTO)
Lockout Tagout (LOTO) adalah tindakan pencegahan keselamatan yang sangat penting di lingkungan manufaktur.Â
Di dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan tentang cara mematikan mesin, peralatan, atau sistem dengan benar setelah digunakan untuk mencegah mesin menyala secara tidak sengaja.Â
Sebab, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan, sengatan listrik, kebocoran gas, hingga kecelakaan kerja yang fatal.
4. Lean Six Sigma
Menghasilkan produk berkualitas, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengembangkan bisnis dari waktu ke waktu adalah tujuan utama dari setiap perusahaan manufaktur.Â
Sehingga pelatihan karyawan manufaktur sangat diperlukan, agar topik mengenai lean manufacturing dapat mengedukasi karyawan Anda.
Seperti tentang cara menyederhanakan proses produksi, mengefisiensi proses bisnis, dan menjaga kualitas produk sehingga konsumen mendapat pengalaman terbaik.
5. Pelatihan Software
Di era teknologi modern, perusahaan manufaktur menggunakan berbagai sistem perangkat lunak untuk mengelola operasional mereka.Â
Oleh karena itu, pelatihan teknologi menjadi suatu keharusan untuk memastikan karyawan tetap up to date dengan perkembangan teknologi di tempat kerja.Â
Misalnya, penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP), Quality Management System (QMS), dan Computerized Maintenance Management System (CMMS) untuk mengelola alur kerja dan sumber daya.
6. Pelatihan Soft Skill
Selain keterampilan teknis, karyawan manufaktur juga harus menguasai soft skill, seperti komunikasi dan leadership.Â
Keterampilan ini membantu dalam membangun hubungan yang sehat dengan rekan kerja dan memecahkan masalah dengan lebih efektif dalam lingkungan kerja yang kompetitif.
Baca Juga: Contoh Training Matrix Template
Jalankan Program Pelatihan Manufaktur Lebih Mudah dengan Software LMS LinovHRÂ
Program pelatihan karyawan manufaktur sangatlah penting karena memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan mereka sehingga performa kerja semakin maksimal.
Agar mencapai tujuan training, program pelatihan karyawan harus dikelola dan dijalankan secara efektif. Namun, kegiatan ini cukup menyita waktu dan tenaga sehingga diperlukan sistem yang tersentralisasi dan terintegrasi untuk melakukannya.
Untuk itu, penggunaan Learning Management System (LMS) dianjurkan untuk memudahkan prosesnya. Tidak perlu risau, sebab Software LMS LinovHR hadir sebagai solusi yang tepat bagi Anda.
Software ini membantu perusahaan untuk mengelola silabus yang komprehensif dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan karyawan di setiap divisi melalui fitur Course dan Category Learning.
Dengan menggunakan LMS Software LinovHR, karyawan juga dapat mengakses materi pelatihan di smartphone melalui Employee Self-Service (ESS) dan website secara online kapan saja dan di mana saja yang dimungkinkan oleh fitur Go to E-Learning.
Karyawan juga dapat mengikuti training secara offline melalui fitur Classroom Courses.
Untuk memastikan karyawan mengerti dengan rangkaian materi yang ada, software ini dilengkapi fitur Quiz untuk melihat pemahaman karyawan mengenai materi.
Manajemen juga dapat melacak progres karyawan ketika mengikuti program training karena terdapat fitur Learning Overview.
Fitur unggulan lain yang membuat software ini istimewa adalah ESS Request E-learning, di mana karyawan dapat mengajukan permintaan untuk pengembangan skill tertentu.
Nantinya, manajemen dapat mempertimbangkan dan memutuskan untuk menyetujuinya atau tidak.
Dengan LMS LinovHR, menjalankan program pelatihan manufaktur menjadi lebih mudah dan efektif. Kesuksesan ini akan membawa dampak positif pada produktivitas dan kualitas kerja perusahaan Anda.
Ingin melihat bagaimana software kami dapat memberikan manfaat langsung bagi perusahaan manufaktur Anda? Segera ajukan demo secara gratis dan Anda dapat menjalankan program pelatihan manufaktur secara praktis!