Menurut beberapa data, 73% kandidat di pasar tenaga kerja adalah passive candidate. Ini artinya dalam merencanakan proses rekrutmen HR tidak hanya harus fokus pada kandidat aktif.
Berbeda dari kandidat aktif yang secara aktif mencari peluang pekerjaan, kandidat pasif ini sedikit berbeda karena status mereka sendiri yang telah memiliki pekerjaan.
Tentunya, ada pendekatan yang berbeda ketika HR ingin merekrut mereka. Di artikel LinovHR ini akan kita bahas secara mendalam!Â
Apa Itu Passive Candidate?
Passive candidate merujuk pada individu yang saat ini bekerja dan tidak secara aktif mencari pekerjaan baru.Â
Mereka umumnya puas dengan posisi atau pekerjaan yang mereka miliki saat ini dan tidak secara aktif mengajukan lamaran atau mencari peluang baru.Â
Meskipun demikian, kandidat pasif ini cenderung terbuka untuk mempertimbangkan tawaran pekerjaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan atau aspirasi karier mereka jika mereka dihubungi secara proaktif oleh perekrut atau perusahaan.Â
Kandidat ini mungkin memiliki keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi yang berharga. Namun, perlu pendekatan yang berbeda dalam merekrut mereka karena mereka tidak secara aktif berpartisipasi dalam proses pencarian kerja.
Apa Itu Active Candidate?
Active candidate merujuk pada individu yang sedang secara aktif mencari peluang pekerjaan baru.Â
Mereka dapat secara terbuka mengajukan lamaran, menjelajahi situs web rekrutmen, mengirimkan lamaran, dan terlibat dalam proses wawancara untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Kandidat aktif ini secara sengaja memperluas jaringan kontak dan mencari peluang baru. Seperti mencari tantangan baru, peningkatan gaji, perubahan lingkungan kerja, atau pengembangan karier.Â
Mereka cenderung lebih mudah dijangkau dan responsif terhadap kesempatan pekerjaan yang diumumkan secara terbuka.Â
Strategi rekrutmen yang berbeda diperlukan dalam menarik kandidat aktif, karena mereka aktif terlibat dalam proses pencarian kerja.
Mengapa Merekrut Passive Candidate?
Merekrut kandidat pasif bisa menjadi pilihan yang tepat bagi perusahan, terutama untuk mengisi posisi-posisi kunci dengan ketersedian talenta yang terbatas. Berikut adalah alasan-alasan penting yang mendasari pentingnya merekrut kandidat pasif:
1. Kurangnya Persaingan
Kandidat pasif jarang menjadi target utama perusahaan-perusahaan lain dalam proses rekrutmen.
Hal ini membuka peluang lebih besar bagi perusahaan untuk menarik perhatian kandidat berkualitas tanpa harus bersaing dengan banyak pesaing.
2. Lebih Sedikit Tekanan
Passive candidate tidak merasa terburu-buru dalam mencari pekerjaan baru.
Ini memberi perusahaan waktu lebih luas untuk membangun hubungan dan berkomunikasi dengan mereka tanpa tekanan waktu yang mendesak.
3. Potensi Keterampilan Lebih Beragam
Kandidat pasif sering kali telah mengasah berbagai keterampilan di tempat kerja mereka, yang dapat menjadi aset berharga bagi perusahaan.
4. Pengalaman Lebih Kaya
Mereka yang menjadi kandidat pasif umumnya memiliki pengalaman kerja yang lebih beragam dan luas, yang bisa membawa perspektif yang berharga bagi perusahaan.
5. Pilihan Terhadap Organisasi Anda
Ketika merekrut pencari kerja aktif, mereka mungkin memiliki beberapa tawaran pekerjaan, namun jika tidak, mereka mungkin menerima tawaran di perusahaan Anda untuk mendapatkan gaji. Tidak demikian halnya dengan kandidat pasif.
Kandidat pasif membutuhkan waktu untuk mempelajari perusahaan Anda sebelum memutuskan tawaran yang diberikan.
Mereka ingin tahu apakah perusahaan Anda bisa membantu untuk mencapai tujuan karier mereka dan apakah mereka perlu melakukan transisi saat itu juga.
6. Membangun Hubungan
Mempunyai waktu lebih panjang untuk membangun hubungan dengan kandidat pasif memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami kebutuhan dan harapan mereka. Hal ini dapat menciptakan kesesuaian yang lebih baik antara kandidat dan perusahaan.
7. Keterbukaan yang Lebih Autentik
Kandidat pasif cenderung lebih jujur dan autentik dalam proses rekrutmen karena mereka tidak dalam posisi ‘mencari-cari’ pekerjaan.
Hal ini dapat menghasilkan interaksi yang lebih tulus dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang performa mereka di lingkungan kerja perusahaan.
Baca Juga: Cara Menghadapi Talent War di Pasar Tenaga Kerja
Tantangan dalam Merekrut Passive Candidate
Banyak organisasi menghadapi beberapa tantangan ketika mencoba untuk merekrut kandidat pasif, seperti:
- Membutuhkan waktu, upaya, dan komunikasi yang intensif untuk menemukan dan menarik talenta yang berkualitas.
- Sering kali memiliki ROI yang lebih rendah daripada perekrutan aktif.
- Berisiko merusak brand perusahaan jika komunikasi ditangani dengan buruk.
Perbedaan Rekrutmen Kandidat Aktif vs Pasif
Rekrutmen aktif dan pasif melibatkan beberapa kondisi atau situasi yang membutuhkan penangan berbeda, berikut perbedaan antara keduanya:
Kandidat Aktif (Rekrutmen Aktif) | Kandidat Pasif (Rekrutmen Pasif) |
|
|
Cara Membangun Passive Candidate Pipeline
Mengembangkan rekrutmen kandidat pasif ke dalam talent acquisition strategy membutuhkan perencanaan dan penerapan metode baru.
Di bawah ini terdapat empat tindakan yang perlu dilakukan untuk membantu Anda mengembangkan passive candidate pipeline.
1. Mengembangkan Persona Kandidat Pasif
Memahami siapa calon kandidat pasif yang Anda targetkan adalah langkah awal penting.
Identifikasi karakteristik, keahlian, pengalaman, dan preferensi yang dicari oleh kandidat pasif potensial.Â
Hal ini memungkinkan Anda untuk menyusun strategi yang lebih terarah dalam menarik perhatian mereka.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa diikuti untuk merumuskan persona kandidat pasif:
-
Lakukan Analisis Tentang Peran Tersebut
Pastikan Anda mengetahui dengan pasti apa saja tanggung jawab untuk posisi ini dan jenis keterampilan serta pengalaman yang dibutuhkan, beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain:
- Tinjau job deskripsi dan pahami dengan baik tanggung jawab utamanya.
- Telusuri kualifikasi yang diinginkan untuk posisi yang sebanding di industri Anda.
- Lakukan wawancara atau lihat performance review dari posisi serupa untuk mempelajari kualitas mana yang paling penting untuk posisi tersebut.
-
Kumpulkan dan Analisis Data
Mengumpulkan data dari database perekrutan Anda atau sumber lain mengenai peran yang sama atau serupa akan membantu Anda membentuk persona kandidat yang lebih rinci.
Data yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Demografi (usia, masa kerja, pendapatan, jabatan saat ini, dll.)
- Kualifikasi dan pengalaman profesional
- Pendidikan dan sertifikasi
- Karakteristik kepribadian (kekuatan dan kelemahan)
-
Membangun Persona Kandidat Pasif
Dengan informasi yang sudah dikumpulkan, Anda sudah bisa merumuskan persona kandidat. Persempitlah fokus hanya pada kualitas-kualitas esensial yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa bekerja dengan baik dalam peran yang dibutuhkan.
2. Membangun Employer Brand
Menciptakan citra dan reputasi yang positif sebagai tempat kerja yang menarik adalah kunci untuk menarik kandidat pasif.
Tampilkan budaya perusahaan, nilai-nilai, dan lingkungan kerja yang menarik bagi para profesional.Â
Peningkatan employer branding yang kuat membuat kandidat pasif lebih tertarik untuk bergabung dengan organisasi Anda.
3. Mencari Kandidat Pasif
Mengidentifikasi dan menjangkau kandidat pasif memerlukan pengetahuan dan strategi yang tepat.Â
Gunakan sumber daya seperti jaringan profesional, platform online, atau alat pencarian khusus untuk menemukan kandidat pasif yang sesuai dengan persona yang telah Anda kembangkan.
4. Merekrut Kandidat Pasif
Setelah menemukan kandidat pasif yang potensial, langkah selanjutnya adalah menghubungi dan melibatkan mereka.Â
Bangun hubungan, tawarkan informasi yang relevan tentang organisasi Anda, dan ajak mereka untuk mempertimbangkan peluang yang ditawarkan.Â
Proses rekrutmen kandidat pasif membutuhkan kesabaran dan keterampilan dalam membangun hubungan yang solid serta meyakinkan mereka akan nilai-nilai dan peluang yang ditawarkan oleh organisasi Anda.
Terapkan Rekrutmen Kandidat Pasif dengan Talent Management System LinovHR
Passive candidate recruitment adalah salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan top talent. Hal ini mengingat sebagian besar kandidat di pasar tenaga kerja adalah kandidat pasif.
Jika perusahaan hanya fokus pada kandidat aktif, mereka dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kandidat berbakat.
Melakukan pendekatan kandidat pasif tentunya berbeda dengan kandidat aktif, di mana Anda harus benar-benar mengetahui kebutuhan spesifik dari perusahaan untuk membangun persona,
Di sinilah kehadiran Talent Management System LinovHR menjadi solusi tepat untuk mendekati kandidat pasif. Dengan modul-modul yang tersedia, Talent Management System LinovHR akan membantu Anda membangun strategi perekrutan yang tepat guna.
Mulai dari modul Competency Management, yang akan membantu Anda untuk mengidentifikasi keterampilan yang perlu ditemukan dalam kandidat pasif.
Modul Competency Management ini juga akan membantu Anda dalam menyusun job desc dan kebutuhan perusahaan.
Dengan modul Performance Management, Anda juga bisa menganalisis karyawan di posisi serupa untuk mengetahui kualitas yang perlu diperhatikan dari kandidat pasif.
Lalu, HR pun dapat merealisasikan proses rekrutmen tersebut dengan menggunakan modul Rekrutmen. Di modul ini HR bisa mengatur tahapan apa saja yang perlu dilalui serta mengatur siapa yang akan menjadi penanggung jawabnya.
Setiap modul yang ada di Talent Management System LinovHR pun dilengkapi dengan fitur Report yang akan mendukung HR dalam melakukan analisis data.
Dengan kemampuan lengkap ini, mendapatkan kandidat potensial pun semakin mudah. Ayo ajukan demo gratisnya sekarang!