Paranoid Adalah: Gejala, Penyebab, hingga Cara Menanganinya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

paranoid adalah
Isi Artikel

Gangguan paranoid adalah salah satu gangguan sering kali terabaikan, padahal memiliki dampak serius pada kehidupan individu, terutama di tempat kerja. 

Artikel LinovHR berikut ini akan membahas gejala, penyebab, dan cara menangani gangguan paranoid di lingkungan kerja.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan mental ini dan tindakan yang sesuai untuk menanganinya, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami gangguan ini.

 

Pengertian Paranoid

Paranoid adalah salah satu jenis gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasakan dunia di sekitarnya. 

Dilansir laman Healthdirect, gangguan ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami pemikiran delusional dan kehilangan kemampuan berpikir kritis. 

Namun ketika sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, khususnya di tempat kerja, ini dapat menjadi masalah serius.

 

Baca Juga: Apa Itu Toilet Break? Ini Penjelasannya

 

Seberapa Umum Gangguan Paranoid?

Beberapa di antara kita mungkin secara alami memiliki kecenderungan menjadi paranoid. Fenomena ini cukup sering ditemui di lingkungan perusahaan. 

Lingkungan kerja bisa memicu timbulnya paranoid. Pasalnya, tempat ini dipenuhi oleh individu dengan berbagai latar belakang, masalah, dan aspirasi yang berbeda yang saling berinteraksi, berdiskusi, dan berkolaborasi.

Sayangnya, sering kali organisasi menghadapi tantangan dalam mengelola kecemasan karyawan secara keseluruhan. Padahal jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menjadi hambatan baik dalam aspek pribadi maupun profesional.

 

Baca Juga: Peduli Kesehatan Mental, Berikan Karyawan Mental Health Day Off

 

Penyebab Gangguan Paranoid

Penyebab utama gangguan kepribadian paranoid sendiri masih belum diketahui dengan pasti. Namun, faktor genetik diketahui berperan cukup signifikan terhadap kemunculan gangguan ini. 

Sebagai contoh, ini bisa terkait dengan adanya riwayat gangguan skizofrenia dalam keluarga atau adanya anggota keluarga lain yang mengalami anxiety atau gangguan kecemasan.

Paranoid bisa menimbulkan dampak yang signifikan di pekerjaan. Misalnya, manajer yang mengalami gangguan ini dapat melakukan micromanaging atau meningkatkan pemantauan terhadap aktivitas karyawan. 

Hal ini juga bisa terlihat dari kontrol yang terlalu detail, meeting yang berlebihan, risiko kelelahan (burnout), atau pengawasan yang terlalu ketat.

Colette Stallbaumer, manajer umum Microsoft 365 menjelaskan, “Praktik semacam ini tidak mendukung perkembangan karyawan secara positif. Para manajer harus belajar mengurangi kekhawatiran soal apakah karyawan bekerja dengan baik. Sebagai gantinya, membantu karyawan fokus di tempat kerja jauh lebih penting dan berdampak positif bagi performanya.

 

Gejala Kepribadian Paranoid

Individu yang mengalami kondisi ini selalu berada dalam keadaan waspada dan meyakini bahwa orang lain selalu berupaya untuk merendahkan, menyakiti, atau mengancam mereka, walaupun keyakinan ini umumnya tidak memiliki dasar yang kuat.

Selain itu, berikut adalah beberapa gejala umum yang sering dialami oleh mereka yang menderita gangguan kepribadian ini:

  1. Terus-menerus merasa khawatir bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi.
  2. Selalu berpikir bahwa mereka dieksploitasi atau dimanfaatkan oleh orang lain.
  3. Memiliki keraguan terhadap komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain, dengan keyakinan bahwa orang lain selalu berusaha menggunakan atau menipu mereka.
  4. Enggan berbicara dengan orang lain atau berbagi informasi pribadi karena takut informasi tersebut akan digunakan melawan mereka.
  5. Sulit memaafkan dan sering kali menyimpan dendam.
  6. Sensitif berlebihan terhadap kritik, dengan dampak negatif yang signifikan.
  7. Kesulitan bekerja sama dengan orang lain.
  8. Menafsirkan makna tersembunyi dari pernyataan sederhana atau pandangan biasa orang lain.
  9. Selalu merasa diserang secara karakteristik, bahkan jika hal tersebut tidak terlihat oleh orang lain, dan cenderung bereaksi dengan kemarahan serta cepat membalas.
  10. Sering kali memiliki kecurigaan tanpa alasan bahwa pasangan atau kekasih mereka tidak setia.
  11. Melakukan isolasi sosial secara terus-menerus.
  12. Cenderung bersikap dingin dan menjaga jarak dalam hubungan dengan orang lain, sering menjadi tukang atur atau pencemburu.
  13. Tidak mampu merasakan ikatan emosional yang dalam.
  14. Sikap yang tidak bersahabat, keras kepala, dan sering terlibat dalam argumen.

 

Alasan Menurunnya Produktivitas pada Pengidap Paranoid

Pada suatu titik tertentu, Anda mungkin menghadapi situasi yang sulit selama perjalanan karier Anda.

Sebut saja memiliki atasan yang berperilaku kasar, berurusan dengan rekan kerja yang tidak kooperatif, atau bahkan mengalami pemecatan.

Pengalaman ini cenderung membekas dalam ingatan kita, sehingga membuat kita kesulitan membangun kepercayaan di masa depan.

Selain itu, budaya kerja yang toxic atau beracun dapat membuat seseorang menjadi lebih curiga terhadap berbagai hal di sekelilingnya, terutama saat bekerja.

Bukan tanpa alasan, lingkungan kerja sering kali kompetitif sehingga sebagian individu mengasumsikan bahwa orang lain berusaha mengalahkan mereka.

Hal ini dapat menyebabkan munculnya pikiran paranoid, serta perilaku yang biasanya menyertainya, seperti curiga, gosip, dan ambisi yang tinggi.

Namun, kecurigaan terhadap rekan kerja dapat menghambat kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan membangun hubungan yang penting agar mencapai kepuasan dalam pekerjaan. 

Lebih lanjut, performa kerja individu menurun dan ini juga akan berpengaruh terhadap kinerja tim secara keseluruhan.

 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja saat Tekanan Kerja Melanda

 

Cara Manajer Mengatasi Penurunan Produktivitas karena Paranoid

Berikut adalah cara yang dapat diterapkan oleh manajer untuk mengatasi penurunan produktivitas akibat paranoid:

 

1. Prioritaskan Tugas Penting

Manajer seharusnya membantu karyawan dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan tugas penting dengan cara yang tepat. 

Hal ini mencakup penetapan tujuan yang jelas, penentuan batas waktu atau deadline yang realistis, dan memberikan panduan yang sesuai untuk membantu karyawan mencapai kesuksesan di tempat kerja.

 

2. Membangun Komunikasi yang Jelas

Manajer sebaiknya berkomunikasi dengan karyawan mengenai ekspektasinya, memberikan pedoman untuk mengukur produktivitas, dan menetapkan target serta metrik kinerja yang transparan.

Selain itu, manajer juga dapat memberi umpan balik kepada karyawan tanpa terlalu menghakimi sehingga membantu karyawan memahami peran dan tanggung jawab mereka di tempat kerja.

 

3. Mendorong Otonomi

Memberikan karyawan otonomi atau kebebasan yang sesuai dapat membantu mereka merasa dipercayai dan termotivasi untuk bekerja lebih keras. 

Sebaliknya, terlalu sering memantau karyawan dapat menghasilkan perasaan ketidakpercayaan dan menghambat produktivitas.

 

4. Mendorong Keseimbangan antara Kerja dan Kehidupan Pribadi

Organisasi seharusnya mendukung karyawan untuk mengambil istirahat, menghindari bekerja berlebihan, dan mempromosikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Menetapkan batasan kerja yang jelas dan mendorong karyawan untuk mengambil cuti jika diperlukan dalam hal ini adalah langkah penting.

 

5. Memberikan Jadwal Kerja yang Fleksibel

Beberapa pekerjaan tidak dapat dibatasi dengan jadwal kerja yang standar. Oleh karena itu, manajer harus memberi keleluasaan bagi karyawan untuk menentukan jadwal kerja yang lebih fleksibel. 

 

6. Menerapkan Jadwal Kerja Empat Hari dalam Seminggu

Manajer dapat mempertimbangkan untuk menerapkan jadwal kerja empat hari dalam seminggu sebagai upaya untuk mencegah kelelahan dan mendorong karyawan untuk memiliki waktu untuk hobi, keluarga, dan perawatan diri.

Ini dapat meningkatkan kesejahteraan mental, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kinerja di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari.

 

7. Menjadi Contoh yang Baik

Manajer harus menjadi teladan bagi karyawan dalam membangun kebiasaan kerja yang sehat, berinvestasi dalam pengembangan diri, dan memastikan pekerjaan selesai tepat waktu.

 

8. Memanfaatkan Teknologi

Menggunakan teknologi yang tepat, seperti software employee monitoring, dapat menciptakan lingkungan yang positif tanpa memberatkan karyawan.

Teknologi ini harus digunakan untuk mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan, bukan untuk memantau dan mengendalikan perilaku mereka.

 

9. Mengatasi Kelelahan

Manajer harus dapat mengidentifikasi tanda-tanda kelelahan pada karyawan dan mendorong mereka untuk mengambil cuti atau mencari bantuan jika diperlukan. 

Memahami apa yang diperlukan oleh tim untuk mendapatkan kembali energi dapat membantu menjaga motivasi mereka.

Misalnya, memberikan waktu libur, mengadakan sesi brainstorming bersama, mengatur acara makan siang tim, dan sebagainya.

 

10. Memberikan Umpan Balik

Memberikan umpan balik kepada karyawan dan mengatasi masalah yang memengaruhi produktivitas mereka adalah kunci untuk menjaga kepuasan karyawan di tempat kerja.

 

11. Fokus pada Efisiensi Karyawan

Alih-alih berfokus pada jumlah jam yang dihabiskan di kantor, manajer sebaiknya melihat kontribusi nilai yang diberikan oleh karyawan berdasarkan hasil kerja dan kinerja mereka.

 

12. Menciptakan Zona Privasi

Beberapa karyawan menyukai lingkungan kerja yang tenang, sehingga menciptakan area kerja yang dapat memberikan privasi dapat membantu mereka bekerja tanpa gangguan.

 

Kesimpulan

Gangguan paranoid adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang, khususnya di tempat kerja.

Penting untuk menjaga komunikasi terbuka dan memprioritaskan kesejahteraan mental di lingkungan kerja.

Dengan dukungan yang tepat dari rekan kerja, atasan, dan profesional kesehatan mental, individu yang mengalami gangguan ini dapat mengelola gejalanya dan tetap berpartisipasi dalam kehidupan profesional dengan lebih baik.

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Artikel Terbaru