Program on the job training atau dikenal sebagai OJT merupakan salah satu aspek penting dalam orientasi dan peningkatan keterampilan karyawan. Apa itu on the job training? On the job training adalah program yang dirancang untuk membantu karyawan mendapatkan pengetahuan langsung di tempat kerja.Â
Adanya OJT sangat membantu karyawan baru untuk belajar sambil berintegrasi ke dalam lingkungan kerja. Tidak hanya itu, hal ini dapat menguntungkan perusahaan secara keseluruhan untuk menciptakan karyawan yang unggul.Â
LinovHR akan membahas bagaimana cara membentuk program on the job training di tempat kerja untuk karyawan dengan padat untuk Anda!
Mengapa Karyawan Baru Perlu Mengikuti On The Job Training dalam Perusahaan?Â
Tujuan utama dari adanya OJT adalah membantu karyawan baru untuk memahami pekerjaan harian yang nantinya akan dijalani. Namun, sesungguhnya ada beberapa hal lain mengapa program ini cukup krusial untuk diperhatikan dalam perusahaan.Â
Membuat Karyawan Cepat Beradaptasi Â
Cepat beradaptasi sangat penting dalam industri dengan tingkat turnover yang tinggi, misalnya ritel, bisnis restoran, customer service, manufaktur, dll. Jenis pelatihan ini dapat membantu orientasi yang lebih cepat. Kemudian, karyawan dapat mempelajari proses di perusahaan lebih cepat dan lebih efisien.
Baca Juga:Â Ide Customer Service Training yang Bisa Dijalankan Perusahaan
Membangun Tim Lebih Solid
Melalui on the job training, karyawan baru dapat segera bertemu dengan rekan kerja baru dan mulai menjadi bagian dari tim. Karyawan dapat menjadi lebih akrab dengan berbagai departemen tempat kerja dan dapat memperluas keahlian. Sehingga kerja tim atau team work juga bisa terjalin lebih cepat.Â
Melatih AkuntabilitasÂ
Ketika karyawan memiliki kesempatan untuk belajar sambil melakukan, karyawan akan merasa bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang mereka lakukan dan hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat terhadap atasan. Dengan cara itu, motivasi mereka dapat tetap terjaga. Â
Meningkatkan ProduktivitasÂ
Cara orientasi dan pelatihan tradisional dapat menyebabkan hilangnya produktivitas dan pemborosan sumber daya. Namun, dengan On The Job Training, karyawan baru cenderung produktif karena dituntut untuk cepat beradaptasi.Â
Baca Juga: Menggunakan Konsep 5S ala Jepang untuk Kerja Produktif
Cara Membentuk Program On the Job Training
Lantas, bagaimana cara membentuk program OJT? Bagi para HRD, simak poin-poin di bawah ini!Â
1. Lakukan RisetÂ
Anda tidak bisa begitu saja membentuk program OJT tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Anda perlu mencari tahu apa yang perlu diketahui oleh karyawan dalam peran tertentu. Sebagai seorang HRD, Anda mungkin tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang semua peran dalam organisasi Anda pada tingkat sehari-hari.
Konsultasikan dengan orang-orang yang berpengalaman dalam peran yang Anda teliti. Pertimbangkan untuk membayangi mereka selama sehari, mencatat semua keterampilan yang digunakan sepanjang hari, software atau alat serta pihak yang berinteraksi di pekerjaan tersebut.
2. Tentukan KebutuhanÂ
Sekarang setelah Anda melakukan riset, saatnya untuk menentukan kebutuhan program Anda. Bagian ini sangat penting. Tuliskan dengan tepat apa yang perlu diketahui karyawan agar berhasil dalam peran yang Anda kembangkan untuk program ini.Â
Uraikan kebutuhan dengan spesifik. Anda dapat mempertimbangkan beberapa hal seperti software apa yang perlu mereka pelajari, konsep yang mereka gunakan dalam melakukan tugas, atau tujuan dan sasaran yang perlu diketahui.Â
3. Buat Rencana Implementasi
Ini akan memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi dan menutup celah apa pun dalam rencana Anda. Ingat, tidak ada kata terlambat untuk mengubah dan menyesuaikan program Anda pada tahap ini. Justru, inilah inti dari program.Â
Lihatlah rencana dari sudut pandang pihak trainer juga. Berapa banyak waktu yang mereka butuhkan? Akankah mereka memiliki tanggung jawab yang saling bertentangan? Diskusikan bersama tim manajemen Anda dan cari tahu rencana implementasinya.Â
4. Lakukan PengawasanÂ
Perlu diingat bahwa bagian dari OJT di tempat kerja adalah memastikan bahwa karyawan baru memiliki pengetahuan dan keterampilan agar nantinya dapat menyelesaikan pekerjaan mereka secara mandiri.
Pengawasan ini dilakukan untuk untuk menilai kemajuan karyawan selama proses tersebut. Misalnya, mengevaluasi keterampilan peserta pelatihan setelah mempelajari aspek pekerjaan tertentu.
5. Kumpulkan Feedback
Setelah karyawan menyelesaikan program, mintalah umpan balik dari karyawan dan para trainer atau pelatih. Cara ini dapat memberi Anda beberapa masukan tentang cara kerja program yang telah berjalan secara keseluruhan.Â
Pertama, Anda dapat melihat seberapa efektif program bagi perusahaan Anda. Selanjutnya, Anda dapat menilai area yang mungkin memerlukan peningkatan atau keterampilan yang mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk pelatihan kedepannya.Â
Anda juga bisa mengamati kinerja pelatih dan karyawan selama program berlangsung untuk menentukan apakah metode pelatihan tersebut efektif untuk digunakan di program berikutnya atau tidak.Â
Membentuk on the job training akan jauh lebih mudah bersama Software LMS terbaik dari LinovHR. Seluruh proses di atas mulai dari perencanaan, implementasi, hingga evaluasi program dapat dilakukan lebih akurat dan cepat dengan LinovHR.Â
Banyak sekali keuntungan yang dapat Anda rasakan dari Software LMS ini, diantaranya kemudahan dalam menentukan kompetensi yang harus dikuasai karyawan, membuat sesi pelatihan, biaya yang harus dikeluarkan untuk pelatihan, merangkum hasil pelatihan, dan penentuan jenis dan durasi pelatihan. Â
Dengan sistem yang terintegrasi cloud, seluruh data dan informasi yang bersifat rahasia akan tersimpan dengan praktis dan aman. Selain itu, data pun lebih mudah dipantau dan diakses, sehingga program on the job training dapat berjalan sukses.