Observation interview merupakan teknik wawancara yang terbilang unik karena melibatkan observasi alias pengamatan langsung alih-alih sekadar melakukan tanya jawab.
Lalu, apa saja manfaat, kekurangan, dan tipe-tipe dari teknik wawancara satu ini? Mari simak jawabannya di artikel LinovHR berikut ini.
Apa Itu Observation Interview
Dalam dunia kerja, beberapa recruiter menggunakan teknik observation interview untuk menyeleksi kandidat.
Teknik observation interview adalah sebuah teknik di mana pewawancara akan mengamati kandidat saat melakukan tugas atau kegiatan tertentu yang relevan dengan bidang posisi yang mereka lamar.
Hal ini dilakukan untuk menilai langsung gaya kerja, keterampilan, dan kecocokan kandidat akan posisi tersebut.
Teknik wawancara observasi juga merupakan cara yang efektif untuk mengetahui aspek-aspek seperti bagaimana kandidat akan bereaksi di bawah tekanan, bagaimana dia akan berperilaku saat ditempatkan di posisi tertentu, dan semacamnya.
Lewat cara ini, para perekrut juga bisa melakukan assessment mengenai potensi karyawan dengan lebih jitu.
Selain digunakan dalam tahap rekrutmen, beberapa perusahaan juga menggunakan teknik ini untuk menentukan karyawan mana yang layak dipromosikan.
Baca juga: 7 Aplikasi Interview Online untuk Proses Wawancara Kerja
Manfaat Observation Interview
Teknik observation interview memiliki manfaat yang besar, seperti dapat membantu dalam mengetahui hiring manager atau HRD mengenai potensi kandidat dalam memenuhi kebutuhan pekerja.
Ada kalanya, informasi yang disampaikan oleh kandidat kurang akurat maupun bisa dipercaya. Nah, lewat teknik wawancara ini, perekrut bisa melihat sendiri kinerja, etos, dan sikap karyawan saat mengerjakan job desk.
Dengan begitu, penilaian bisa dilakukan secara langsung dengan hasil evaluasi yang lebih akurat. Daripada sekadar membacanya melalui runtutan pertanyaan.
Perusahaan pun bisa mendapatkan gambaran mengenai keterampilan pelamar dan dapat memilih yang tepat untuk mereka. Hal ini bisa memangkas waktu dan sumber daya untuk pelatihan.
Baca Juga: Apa Itu Initial Interview
Apa Saja Keterbatasan Observation Interview
Meski mampu menghasilkan data yang lebih bisa dipertanggungjawabkan, tetapi metode observation interview juga punya beberapa keterbatasan, di antaranya:
1. Kurang Nyaman Bagi Kandidat
Beberapa kandidat merasa risih jika mengetahui bahwa mereka sedang diawasi saat melakukan sesuatu. Pada akhirnya, produktivitas mereka bisa jadi terhambat karena adanya rasa kurang nyaman selama mengerjakan job desk.
Kalau begini, hasil evaluasi yang diperoleh justru menjadi kurang akurat karena adanya faktor yang membuat sikap karyawan berbeda dari yang biasanya.
2. Terlalu Menggeneralisasi
Ada kalanya, seorang kandidat sedang mengalami musibah atau hari yang kurang menyenangkan. Sikap seseorang ketika mengalami hari yang baik dan hari yang buruk tentu akan berbeda.
Oleh karena hanya dilakukan pada jangka waktu tertentu, hasil observasi yang didapat bisa jadi terlalu digeneralisasi oleh pengamat sehingga kurang sesuai dengan kenyataan.
3. Adanya Bias
Sebagai manusia, pengamat yang bertugas mengawasi kandidat bisa saja memiliki bias tertentu yang membuat hasil evaluasi kurang objektif.
Hal ini bisa didasari oleh prasangka, asumsi, rasa suka, atau rasa tidak suka yang padahal tidak ada hubungannya dengan kinerja sang kandidat dalam melakukan pekerjaannya selama proses wawancara observasi.
Tipe Observation Interview
Observation interview sendiri memiliki dua tipe, yaitu sebagai berikut ini:
1. Obtrusive
Pada tipe obtrusive, pelamar menyadari bahwa dia sedang diawasi. Tipe ini terbagi lagi ke dua macam, yaitu:
- Constant Observation: Etos kerja dan gerak-gerik pelamar secara konstan alias terus menerus.
- Time Allocation (TA): Pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pelamar hanya diawasi pada waktu-waktu dan tempat tertentu.
Meski efektif untuk mengetahui secara langsung pribadi dan cara kerja pelamar, tetapi tipe obtrusive memiliki kekurangan karena berpeluang menimbulkan Hawthorne effect.
Hawthorne effect merupakan fenomena ketika seseorang mengubah perilakunya saat sadar mereka sedang diamati. Jadi, bisa saja pengamatan yang didapat kurang akurat karena pelamar mengubah perilaku yang sesungguhnya selama diawasi.
2. Unobtrusive
Tipe kedua adalah unobtrusive, di mana kandidat tidak sadar saat kinerja dan gerak-gerik mereka sedang diawasi. Dengan memakai gaya ini, hasil evaluasi yang diperoleh bisa lebih akurat.
Namun, karena sifatnya yang dilakukan diam-diam alias tanpa persetujuan kedua belah pihak, tipe ini kerap dianggap kurang etis.
Buat Proses Rekrutmen Lebih Sederhana dengan Software Rekrutmen LinovHR
Menjalankan proses rekrutmen yang tepat sangat membantu HR recruiter dalam menemukan kandidat dengan cepat.
Di sinilah perencanaan setiap tahapan rekrutmen perlu dilakukan dengan baik. Cara efektif untuk melakukannya adalah dengan memanfaatkan Software Rekrutmen LinovHR.
Software Rekrutmen LinovHR dirancang khusus untuk mengelola rekrutmen menjadi lebih sederhana. Dukungan setiap fitur-fiturnya akan membantu recruiter dari tahap pra rekrutmen hingga on-boarding.
Tersedia juga fitur untuk menjalankan proses wawancara, di sini HR bisa menentukan daftar pertanyaan yang akan diberikan, hingga melakukan komunikasi dengan kandidat.
Penggunaan Software Rekrutmen LinovHR terbukti mampu menyederhanakan proses rekrutmen dan mempersingkat waktu, hasilnya posisi kosong pun bisa lebih cepat terisi, produktivitas perusahaan pun tidak terganggu.
Ayo, ajukan demo gratis sekarang juga untuk mengetahui lebih lanjut kecanggihan fitur Software Rekrutmen LinovHR!