Nepotisme Adalah: Pengertian, Ciri, Contoh, dan Dampaknya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

nepotisme adalah
Isi Artikel

Nepotisme adalah praktik atau kecenderungan memberikan perlakuan khusus, keuntungan, atau kesempatan kepada anggota keluarga atau kerabat daripada berdasarkan kualifikasi, kemampuan, atau prestasi mereka.

Praktik nepotisme sering kali dianggap tidak adil dan tidak etis, karena dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi atau masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks kebijakan pemerintahan atau organisasi, nepotisme dapat merusak transparansi dan akuntabilitas, serta mengurangi kesempatan bagi orang-orang yang berbakat dan berkompeten untuk maju dan berkembang.

Baca artikel ini lebih lanjut untuk mempelajari tentang apa itu nepotisme dan bagaimana pengaruhnya terhadap keharmonisan tempat kerja Anda. 

Apa Itu Nepotisme? 

Untuk memahami pengertian nepotisme, simaklah beberapa definisinya menurut beberapa sumber di bawah ini.

1. Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No. 28 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 5

Nepotisme yaitu setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara untuk melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Nepotisme diambil dari kata nepos dan otis, yang berarti cucu laki-laki, keturunan atau saudara sepupu.

Istilah ini kemudian mengalami perluasan arti sebagai perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat.

Jadi, nepotisme adalah kecenderungan sikap yang lebih mengutamakan saudara sendiri terutama dalam jabatan, atau pangkat di dalam lingkungan kerja pemerintah.

3. Kamaruddin Hidayat

Nepotisme berarti manajemen kepegawaian yang menggambarkan suatu sistem mulai dari pengangkatan, penempatan, penunjukan sampai kenaikan pangkat atas dasar pertalian darah, keluarga atau kawan dekat.

4. Kamus Cambridge

Menurut Cambridge, nepotisme bisa diartikan sebagai sebuah tindakan menggunakan kekuatan atau pengaruh untuk mendapatkan pekerjaan atau ketidak adilan untuk menguntungkan kelompok atau keluarga.

5. Kamus Oxford

Nepotisme adalah praktek di antara orang-orang yang memiliki kekuatan atau pengaruh demi menguntungkan kerabat atau teman mereka, terutama dalam hal memberikan pekerjaan.

Baca juga: Cara HR Menyikapi Kandidat Hasil ‘Orang Dalam’

Perbedaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

nepotisme adalah
Korupsi, kolusi, dan nepotisme memiliki perbedaan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah tiga bentuk perilaku yang dapat merusak integritas dan etika di berbagai sektor, termasuk pemerintahan dan dunia bisnis.

Meskipun terkait dengan pelanggaran etika dan penyalahgunaan kekuasaan, ketiganya memiliki perbedaan dalam aspek-aspek utama mereka

Korupsi adalah praktik penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk tujuan pribadi, biasanya dengan cara menerima atau memberikan suap atau hadiah secara ilegal agar mendapatkan keuntungan pribadi atau menghindari tanggung jawab atau hukuman.

Kolusi terjadi ketika dua pihak atau lebih bekerja sama dengan rahasia untuk mencapai tujuan bersama yang merugikan orang lain atau institusi lain.

Berbeda dengan kedua hal ini, nepotisme adalah kecenderungan memberikan perlakuan khusus, keuntungan, atau kesempatan kepada anggota keluarga atau kerabat daripada berdasarkan pada kualifikasi atau prestasi objektif

Sementara ketiga bentuk perilaku ini memiliki dampak negatif pada etika dan efisiensi, mereka masing-masing berfokus pada aspek yang berbeda.

Korupsi menekankan pada penyalahgunaan kekuasaan untuk tujuan pribadi, kolusi pada kerjasama rahasia untuk keuntungan bersama, dan nepotisme pada memberikan perlakuan khusus kepada anggota keluarga atau kerabat tanpa mempertimbangkan kualifikasi.

Semua tiga hal ini harus diwaspadai dan ditekan karena dapat merusak tatanan sosial dan lembaga-lembaga yang berfungsi secara adil dan transparan.

Ciri-ciri Nepotisme 

Seseorang yang berada di posisi berkuasa dapat mempekerjakan anggota keluarga mereka karena berbagai alasan.

Demikian juga, anggota keluarga dapat menerima posisi tersebut karena berbagai alasan.

Anda dapat mengenali praktik dan contoh nepotisme dengan cara memperhatikan ciri-cirinya sebagai berikut:

  • Pelaksanaan suatu jabatan yang dilakukan secara otoriter.
  • Penempatan atau pemberian posisi tertentu yang tidak berdasar pada kemampuan/keahlian, melainkan pada kedekatan atau hubungan keluarga.
  • Adanya ketidakjujuran dalam menjalankan tugas yang diberikan. Misalnya tidak memberikan kesempatan bagi orang lain yang memiliki hak dan kemampuan yang sama.
  • Terjadi kesenjangan dan ketidakadilan dalam pelaksanaan pekerjaan ataupun pemberian fasilitas. Misalnya, orang-orang tertentu yang menjalankan pekerjaan lebih sedikit dan mudah malah diberikan gaji lebih tinggi. 

Baca juga: Fungsi, Tujuan dan Manfaat Etika Profesi

Contoh Sikap Nepotisme di Dunia Kerja

Contoh sikap nepotisme di dunia kerja adalah sebagai berikut:

  1. Penempatan keluarga dalam posisi strategis: Seorang atasan atau pemimpin perusahaan dapat menempatkan anggota keluarganya di posisi-posisi penting atau strategis tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau pengalaman mereka.
  2. Promosi berdasarkan hubungan keluarga: Seorang atasan memberikan promosi kepada anggota keluarganya, bahkan jika ada karyawan lain yang lebih berkompeten dan berpengalaman yang seharusnya mendapatkan promosi tersebut.
  3. Kenaikan gaji atau tunjangan khusus: Anggota keluarga atau kerabat yang bekerja di organisasi dapat diberikan gaji atau tunjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan lain yang memiliki kualifikasi dan pekerjaan yang sama.
  4. Preferensi dalam perekrutan: Ketika ada posisi yang kosong dalam perusahaan, atasan cenderung merekrut anggota keluarga daripada mencari kandidat dari luar yang mungkin lebih cocok untuk peran tersebut.
  5. Perlakuan khusus dalam evaluasi kinerja: Anggota keluarga dapat mendapatkan penilaian kinerja yang lebih lemah atau diabaikan kesalahan mereka, karena atasan tidak ingin mengambil tindakan yang dapat merugikan anggota keluarga tersebut.
  6. Perusahaan keluarga: Ketika perusahaan dijalankan sebagai perusahaan keluarga, anggota keluarga biasanya menduduki posisi kunci, meskipun mereka mungkin tidak memiliki keahlian atau pengalaman yang sesuai.

Praktik-praktik seperti ini dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas dan efisiensi di tempat kerja, kurangnya inovasi, dan ketidakpuasan di antara karyawan yang merasa bahwa kesempatan mereka untuk kemajuan profesional dikurangi karena keberadaan nepotisme.

Selain itu, sikap nepotisme juga dapat merusak citra dan reputasi perusahaan di mata masyarakat.

Dampak Nepotisme di Lingkungan Kerja

Dari ciri-ciri di atas bisa dilihat bahwa istilah ini memiliki konotasi yang negatif. Lalu apa dampak dari adanya nepotisme di tempat kerja? Berikut ini ulasannya.

1. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat

Nepotisme menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dimana karyawan merasa diremehkan.

Hal ini dapat terjadi ketika seseorang dalam posisi eksekutif atau manajer mempekerjakan anggota keluarga untuk suatu posisi dan memberi mereka tunjangan atau tanggung jawab yang tidak diterima oleh karyawan lain.

Hal ini dapat menciptakan perasaan dendam terhadap anggota keluarga dan manajer.

2. Menurunkan Semangat Kerja 

Jika nepotisme terjadi di tempat kerja Anda, hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan opini karyawan tentang perusahaan.

Jika satu orang mulai menunjukkan semangat kerja yang rendah, karyawan lain juga akan melakukan hal yang sama. Hasilnya adalah kurangnya loyalitas dan dedikasi terhadap pekerjaan yang ada.

3. Menurunkan Produktivitas Kerja

Dampak lainnya dapat menyebabkan penurunan produktivitas karyawan karena berbagai alasan.

Pertama, penurunan produktivitas dapat terjadi karena manajer mengizinkan anggota keluarga mereka yang tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam posisi pekerjaan yang tidak mereka miliki.

Hal tersebut dapat berakibat fatal, para karyawan dapat menurunkan etos kerjanya karena mereka merasa pekerjaan mereka tidak dihargai.

4. Meningkatkan Angka Turnover

Jika sebuah perusahaan membiarkan nepotisme terjadi, karyawan yang berbakat mungkin akan mencari peluang kerja di tempat lain.

Ini bisa menjadi masalah besar bagi perusahaan karena membatasi kesempatan karyawan yang baik dan pekerja keras untuk membantu perusahaan Anda menjadi sukses.

Baca Juga: Jenis-Jenis Employee Turnover

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa nepotisme adalah ppraktik atau kecenderungan yang terjadi ketika seseorang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh dalam suatu organisasi atau pemerintahan.

Ini dilakukan dengan menggunakan posisi atau kekuasaannya itu untuk memberikan perlakuan khusus, keuntungan, atau kesempatan kepada anggota keluarga atau kerabatnya, daripada berdasarkan pada kualifikasi, kemampuan, atau prestasi objektif.

Tindakan tersebut tentu akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat sehingga karyawan lain merasa tidak betah.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak setiap perekrutan manajerial teman atau kerabat adalah nepotisme. Jika teman atau kerabat yang direkrut memang memiliki pengalaman, kompeten, dan pekerja keras, hal itu tidak dapat dianggap sebagai nepotisme.

Akan tetapi secara khusus mengacu pada skenario dimana karyawan terkait tidak cocok untuk posisi tersebut dan diuntungkan secara tidak adil di tempat kerja.

Demikianlah ulasan lengkap mengenai nepotisme, semoga dapat bermanfaat!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru