Mitigasi adalah tindakan atau strategi yang diambil untuk mengurangi atau mengatenuasi dampak buruk atau risiko dari suatu peristiwa atau situasi yang mungkin terjadi.
Tujuan utama dari mitigasi adalah untuk mencegah, mengurangi, atau meminimalkan kerugian, kerusakan, atau gangguan yang dapat timbul sebagai akibat dari berbagai bencana alam, kecelakaan, atau ancaman lainnya.
Mengerti cara mitigasi menjadi hal yang wajib tidak terkecuali para pekerja yang bekerja di gedung tinggi.
Ini penting agar kita bisa paham apa yang perlu kita lakukan saat gempa atau kebakaran dan tidak panik sehingga membahayakan diri sendiri.
Dengan mengerti cara mitigasi kita juga bisa menolong orang lain saat keadaan darurat.
Untuk lebih jelasnya, mari simak artikel LinovHR berikut ini!
Apa Itu Mitigasi?
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko dari bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana alam.
Berdasarkan pengertian di atas, tujuan dari mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana yang menimpa Anda sewaktu-waktu agar situasinya tidak semakin buruk.
Tindakan mitigasi bencana alam harus dilakukan dengan cara yang tepat dan harus melalui pelatihan dengan bantuan profesional agar dapat memahami langkah-langkah yang tepat saat bencana tersebut terjadi.
Kegiatan ini harus dilakukan pada saat sebelum, saat, dan sesudah bencana alam terjadi. Langkahnya bisa berupa upaya pencegahan, upaya penyelamatan, dan upaya recovery setelah bencana terjadi.
Tujuan Mitigasi Bencana
Tujuan utama dari mitigasi bencana adalah untuk mengurangi risiko dan dampak negatif dari bencana alam atau kejadian lainnya.
Upaya mitigasi bertujuan untuk melindungi masyarakat, aset, dan lingkungan dari kerusakan serta membantu mengurangi kerugian ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh bencana.
Beberapa tujuan khusus dari mitigasi bencana meliputi:
1. Mencegah atau Mengurangi Korban Jiwa
Mitigasi bencana bertujuan untuk mengurangi jumlah orang yang terluka atau meninggal akibat bencana dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya.
Ini juga dengan menyusun perencanaan evakuasi yang efektif, dan membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana.
2. Mengurangi Kerusakan Fisik
Dengan mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang tepat, kita dapat mengurangi kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan properti saat terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, atau angin topan.
3. Meningkatkan Ketahanan Komunitas
Mitigasi bertujuan untuk memperkuat ketahanan komunitas terhadap bencana dengan membangun infrastruktur yang lebih tangguh, mengembangkan sistem peringatan dini, dan melatih masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
4. Mengurangi Kerugian Ekonomi
Dengan mengambil tindakan pencegahan sebelum bencana terjadi, mitigasi dapat membantu mengurangi biaya pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana, serta meminimalkan dampak negatif terhadap ekonomi lokal dan nasional.
5. Mempromosikan Keberlanjutan
Mitigasi bencana yang berfokus pada pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan dapat membantu mencegah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Contohnya, seperti banjir akibat deforestasi atau kekeringan akibat pemanasan global.
Berikut adalah contoh-contoh dari mitigasi bencana berdasarkan bencana yang dihadapi:
1. Mitigasi Bencana Gempa di Gedung Tinggi
Sebagai daerah yang rawan gempa, mitigasi gempa adalah hal yang wajib diketahui, apalagi bila Anda bekerja di gedung tinggi.
Mengutip dari The Yokohama Life, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Menghindari barang-barang furniture yang dapat jatuh dan menimpa tubuh Anda
- Menghindari barang-barang yang mudah pecah seperti jendela, dan melindungi bagian tubuh sensitif seperti bagian kepala dan wajah
- Berlindung dengan cara menunduk dan melindungi bagian kepala di bawah meja atau barang apapun yang sekiranya kokoh untuk melindungi tubuh Anda dari jatuhan benda lainnya
- Jangan menggunakan lift saat gempa karena akan berpotensi terjadinya konsleting pada listrik dalam gedung
- Jangan berlari menuju tangga karena Anda akan terjebak dalam kerumunan manusia lain yang dapat membuat Anda cedera
- Jangan berlindung di ruangan kecil yang dapat memperlambat proses evakuasi
Berikut adalah contoh mitigasi yang dilakukan sebelum terjadinya gempa di kawasan gedung tinggi:
- Gedung yang dibangun harus memenuhi standar tahan gempa
- Mencatat informasi tentang pihak yang dapat mengevakuasi
- Bila diperlukan, Anda bisa menyediakan alat evakuasi seperti tas yang berisi barang-barang yang bisa dibawa saat keluar dari rumah/bangunan.
2. Mitigasi Bencana Kebakaran di Gedung Tinggi
Tahukah Anda bahwa berdasarkan data yang dikutip dari Kompas, sebanyak 126 gedung tinggi di Jakarta rawan kebakaran. Bahkan, banyak dari gedung-gedung belum memiliki sistem proteksi kebakaran.
Melihat ini, mengetahui bagaimana proses mitigasi kebakaran di gedung tinggi menjadi suatu keharusan untuk kita, berikut ini langkah-langkahnya.
Untuk pencegahan ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Memerhatikan kondisi instalasi listrik yang ada pada gedung yang ditempati.
- Jika kantor atau gedung Anda memiliki dapur, maka ada baiknya jika kondisi dapur harus diperhatikan dan memastikan tidak ada apa yang dibiarkan menyala tanpa digunakan.
- Menempatkan bahan-bahan mudah terbakar di ruangan khusus.
Berikut adalah langkah mitigasi yang dapat dilakukan saat kebakaran terjadi.
- Segera mencari jalan keluar atau pintu darurat untuk keluar dari gedung saat mendengar alarm bahaya.
- Jika api masih bisa dikontrol, Anda bisa menggunakan alat pemadam atau dengan selang air, jika tidak maka Anda bisa menjauh dari titik api tersebut.
- Prioritaskan keselamatan dibanding dengan mengemas barang-barang.
- Jangan menggunakan lift, gunakan tangga darurat.
- Jika terjebak dalam ruangan, segera hubungi pihak berwenang dan tutup sela-sela pintu dan jendela dengan kain basah agar asap tidak masuk.
- Jika ada bagian pakaian Anda yang terbakar, maka berhenti dan berguling-gulinglah untuk memadamkan api sembari menutupi bagian wajah Anda.
3. Mitigasi Bencana Tsunami
Sebagai wilayah yang punya banyak pantai, Indonesia juga rawan sekali terjadi tsunami. Bahkan menurut data dari ESDM ada 19 wilayah di Indonesia yang rawan tsunami.
Nah, agar Anda tahu apa yang harus Anda lakukan saat bencana tsunami terjadi coba perhatikan langkah mitigasi berikut ini:
- Menyediakan tempat berlindung yang tahan gempa yang berada di dataran yang lebih tinggi
- Membangun rumah panggung yang tinggi dan kokoh.
- Belajar evakuasi mandiri, seperti berlari menjauhi pantai dan mencari tempat yang lebih tinggi
- Memahami dan menyediakan peringatan dini terkait adanya tanda-tanda tsunami di sekitar pantai. Terdapat tiga peringatan yang harus dipahami, yaitu AWAS untuk tsunami lebih dari 3 meter, SIAGA untuk tsunami sekitar 0,5 meter, dan WASPADA untuk tsunami di bawah 0,5 meter
- Membuat jalur hijau peredam tsunami, yaitu pohon-pohon yang ditanam di sekitar pantai
4. Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Data dari BNPB pada 2019 mencatat bahwa 40,9 juta penduduk Indonesia tinggal di wilayah rawan longsor. Biasanya, longsor ini terjadi diawali dengan curah hujan yang tinggi.
Berikut ini kegiatan mitigasi bencana harus dilakukan pada saat terjadi longsor:
- Menghindari membangun rumah di dekat turunan atau kawasan yang berpotensi terjadi longsoran
- Membuat terasering dan membuat drainase sesuai dengan kemiringan lereng/tanah
- Menanam pohon atau tanaman dengan akar yang dalam untuk menyerap air dalam tanah yang berlebih
- Membangun rumah dengan pondasi yang kuat
- Jika mendengar gemuruh dan bangunan terasa bergerak, segera lari dan selamatkan diri Anda menuju dataran yang lebih datar/tinggi
- Mencari zona evakuasi yang aman
- Selalu waspada saat hujan besar melanda kawasan Anda
5. Mitigasi Bencana Gunung Meletus
Indonesia adalah negara yang memiliki gunung api aktif terbanyak di seluruh dunia yaitu 127 dan hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG.
Dengan kondisi seperti ini mau tidak mau kita harus paham bagaimana melakukan mitigasi bencana saat gunung meletus terjadi di daerah-daerah sekitar kita.
- Membuat sistem pemantau gunung yang bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengirimkan setiap aktivitas dari gunung berapi tersebut
- Melakukan penyuluhan terkait masyarakat yang harus dituntut siap sedia dan cepat tanggap dalam menghadapi bencana gunung berapi
- Saat bencana terjadi, masyarakat harus siap untuk mengevakuasi diri mereka dengan membawa perbekalan seperlunya menuju titik aman evakuasi yang telah disediakan dan memakai APD seperti masker
6. Mitigasi Bencana Banjir
Berdasarkan data PUPR dari tahun 2012 sampai 2019 ada lima provinsi di Indonesia yang menjadi langganan banjir yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Aceh, dan Sumatera Selatan.
Jakarta, pun tidak ketinggalan menjadi daerah yang sering sekali terjadi banjir.
Sebagai salah satu pekerja di Jakarta atau daerah-daerah langganan banjir, coba pahami mitigasi banjir berikut:
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir:
- Melakukan pengelolaan saluran air dari setiap rumah menuju sumber penampung air seperti sungai dapat dilakukan dengan baik dan memastikan tidak ada hambatan untuk air mengalir
- Tidak membangun bangunan di sekitar bantaran sungai
- Menyediakan tempat sampah dan mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan seperti tidak membuang sampah sembarangan
- Rutin membersihkan sungai dari sampah dan lumpur-lumpur di dalamnya
- Memindahkan barang-barang berharga bila mulai mendapat sinyal terkait akan terjadinya banjir
Berikut adalah rangkaian mitigasi bencana saat banjir terjadi:
- Mematikan semua aliran listrik untuk menghindari konsleting
- Mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi atau kering
- Menghindari saluran air
Strategi Mitigasi Bencana
Bencana adalah salah satu hal yang tidak bisa kita prediksi kapan akan terjadi. Namun, ada beberapa strategi mitigasi bencana di lingkungan kerja yang bisa kita lakukan saat hal ini terjadi, antara lain:
1. Melibatkan Top Management
Top Management dapat berperan sebagai pendukung dalam proses penyadaran tentang pentingnya tim tanggap darurat sebagai bentuk mitigasi bencana dalam sebuah lingkungan pekerjaan.
Selain itu, Top Management juga dapat berperan untuk memberi nilai-nilai fundamental bagi seluruh pegawai tentang pentingnya untuk siap siaga dalam menghadapi bencana.
2. Membentuk Organisasi Tanggap Darurat
Organisasi atau tim darurat berperan sebagai organisasi atau tim yang memberi arahan dan edukasi tentang apa saja yang dibutuhkan sebelum, sesaat, dan sesudah bencana terjadi.
Pengarahan ini diharapkan dapat memudahkan anggota tim dalam menghadapi keadaan bencana.
3. Mengadakan Simulasi dan Pelatihan Tanggap Darurat
Mengadakan simulasi atau pelatihan tentang pentingnya tanggap darurat adalah hal yang wajib diberikan kepada pegawai.
Hal ini bertujuan agar pegawai mampu memahami mitigasi bencana saat keadaan darurat.
Pelatihan dan simulasi pegawai ini dapat diberikan oleh anggota organisasi darurat.
4. Menyediakan Sarana dan Prasarana yang Mendukung
Menyediakan prasarana yang dibutuhkan saat mitigasi merupakan hal yang tidak kalah penting.
Prasarana tersebut dapat membuat jalan keluar bagi penghuni bangunan, membuat jalur masuk untuk mobil pemadam kebakaran, area berkumpul, dan lain sebagainya.
Untuk sarana, perusahaan bisa menyediakan berupa alat pemadam api ringan, hidran, dan pintu atau tangga darurat.
Baca Juga: Langkah Work from Office setelah Pandemi Covid-19
Cara Penerapan Mitigasi Bencana di Lingkungan Kerja
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkan mitigasi bencana di lingkungan kerja atau di kantor Anda. Berikut adalah contoh dan penjelasannya.
1. Menyiapkan Tim Penanggulangan Bencana
Idealnya, sebuah perusahaan harus memiliki tim penanggulangan bencana khusus yang dapat membantu saat keadaan darurat.
Tim ini dapat dibentuk dari karyawan yang diberi edukasi mitigasi dengan baik sehingga pada saat keadaan darurat terjadi, tim ini dapat menjadi garda paling depan dalam mencegah, menanggulangi, dan membantu proses recovery.
2. Melakukan Identifikasi Potensi Bencana yang Dapat Terjadi
Langkah ini dapat dilakukan saat memilih lokasi bisnis, atau sebelum kantor dibangun.
Anda dapat memahami kondisi alam di sekitar tempat Anda bekerja, dengan begitu Anda bisa menemukan dan mempersiapkan strategi mitigasi bencana yang tepat.
3. Menyiapkan Sumber Daya yang Memadai
Mengingat bencana alam adalah kejadian yang sulit untuk diprediksi, maka dari itu Anda dapat menyediakan alat-alat dasar yang memadai seperti menyediakan pemadam kebakaran, helm keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya.
4. Rajin dalam Melakukan Back up Data Penting
Melakukan back up data merupakan langkah dalam menghadapi keadaan yang tidak terduga. Langkah ini merupakan salah satu dari contoh kecil dari pemanfaatan teknologi dalam digitalisasi yang perlu dilakukan oleh perusahaan.
Digitalisasi merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan dokumen fisik yang dianggap penting untuk perusahaan.
Maka dari itu, penting bagi perusahaan dalam menyiapkan ruang arsip secara digital berupa cloud storage untuk menyimpan dokumen penting perusahaan.
5. Menyimpan Inventaris di Ruangan Khusus
Tidak hanya dokumen atau data yang harus ditempatkan di tempat yang aman, aset inventaris berupa barang-barang penting milik perusahaan juga perlu untuk disimpan dengan baik.
Salah satu caranya adalah dengan menyediakan ruangan khusus.
Selain menyiapkan ruangan khusus, Anda juga bisa membeli fasilitas yang dapat meningkatkan keamanan barang inventaris Anda, seperti membeli lemari besi atau brankas berkode.
Anda dapat menggunakannya untuk menyimpan akta, surat, atau bahkan aset fisik perusahaan.
6. Menyediakan Infrastruktur Bencana
Menyediakan infrastruktur bencana di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan cara menyediakan meja dengan material yang kokoh dan solid untuk bisa menjadi pelindung diri saat gempa.
Perusahaan juga bisa menyediakan tangga darurat yang mudah diakses oleh karyawan.
Selain itu, penting bagi perusahaan untuk selalu menyediakan kotak P3K, sistem pemadaman api, daftar nomor pemadam kebakaran dan nomor-nomor penting lainnya.
7. Melakukan Koordinasi dengan Pemerintah
Idealnya sebuah perusahaan harus melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah dalam mengantisipasi bencana, terlebih jika letak lokasi kerja tersebut berada di tempat rawan bencana.
Dengan melakukan koordinasi, perusahaan bisa menghubungi pihak terkait di saat keadaan sedang mendesak
Pihak yang bisa dijadikan referensi oleh perusahaan diantaranya adalah spseri BPBD, Damkar, Kepolisian, dan pihak yang menyediakan fasilitas kesehatan.
Kesimpulan
Mitigasi adalah upaya atau langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi dampak negatif atau risiko dari suatu kejadian atau situasi.
Tujuan dari mitigasi adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya atau untuk mengurangi tingkat kerusakan dan konsekuensi yang mungkin terjadi jika kejadian tersebut benar-benar terjadi.
Dengan melakukan mitigasi, kita dapat mengurangi potensi risiko dan kerusakan, serta meningkatkan ketahanan terhadap berbagai kejadian yang dapat membahayakan manusia, lingkungan, dan properti.