Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, metode pembelajaran yang konvensional menjadi semakin tidak efisien.
Namun, microlearning hadir sebagai solusi yang memungkinkan proses pembelajaran secara efektif, ringkas, dan mudah diakses.
Microlearning adalah sebuah pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan yang dapat mengubah cara kita memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Simak artikel LinovHR ini untuk membahas lebih jauh mengenai apa itu microlearning, manfaatnya, serta bagaimana menciptakan konten pembelajaran yang efektif.
Apa Itu Microlearning?
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, microlearning adalah metode pembelajaran yang dilakukan para pengajar dengan cara yang lebih singkat, sehingga pembelajaran bisa lebih cepat disampaikan, terjangkau, dan fleksibel.
Konsep ini didasarkan pada teori โForgetting Curvesโ yang digagas Hermann Ebbinghaus.
Menurut teori ini, individu biasanya kehilangan 80 persen pengetahuan setelah satu bulan mempelajari materinya.
Ketika seseorang mempelajari materi yang banyak dan kompleks, mereka cenderung mengingatnya untuk sementara.
Terlebih jika informasi tersebut tidak dianggap penting dan tidak digunakan dalam tugas sehari-hari.
Karena itu, metode microlearning dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Membagi materi pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil dalam periode waktu tertentu dapat membantu meningkatkan retensi memori.
Grafik retensi memori Ebbinghaus menunjukkan bahwa ketika seseorang pertama kali mempelajari sesuatu, mereka akan menyimpan semua informasi tersebut.
Seiring berjalannya waktu, retensi memori mulai menurun. Namun, ketika mereka terus mereviu informasi, mereka akan menyimpan lebih banyak informasi tersebut.
Karena itu, metode microlearning dinilai sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan memori seseorang ketika mempelajari suatu konsep dan materi.
Perbedaan Microlearning vs Metode Tradisional
Microlearning memiliki keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Apa saja perbedaan di antara keduanya? Berikut ini ulasannya:
Microlearning | Metode Tradisional |
|
|
Baca Juga: Cara Meningkatkan Skill Karyawan yang Dapat Perusahaan Lakukan
Manfaat Microlearningย
Microlearning menawarkan sejumlah manfaat yang membuatnya menjadi metode pembelajaran yang efektif. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Efisiensi Waktu
Sistem pembelajaran ini memungkinkan individu untuk mengakses dan menyerap informasi dalam waktu yang singkat.ย
Hal ini tentunya efektif bagi mereka yang memiliki jadwal padat, karena mereka dapat memperluas pengetahuan mereka tanpa perlu mengorbankan banyak waktu.
2. Mendorong Peserta Menjadi Lebih Aktif
Dengan proses pembelajaran yang singkat, peserta akan lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran.ย
Oleh karena itu, proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan memberikan hasil yang lebih baik.
3. Meningkatkan Retensi Memori
Ini dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang lebih efektif karena memecah materi menjadi bagian yang lebih kecil dapat memudahkan pemahaman seseorang.
Dengan mempelajari materi secara berulang-ulang, ini juga memungkinkan seseorang untuk mengingat materi lebih lama dan meningkatkan retensi memori.
4. Memungkinkan Pembelajaran yang Fleksibel
Dengan durasi belajar yang singkat, mudah bagi individu untuk mempelajari materi di tengah jadwal yang padat.
Materi yang dapat diakses melalui smartphone membuat kegiatan belajar menjadi lebih mudah dan fleksibel sehingga karyawan dapat belajar di mana saja dan kapan saja.
5. Mendukung Pembelajaran Mandiri
Setiap individu belajar dengan gaya mereka sendiri, dan microlearning dapat mengakomodasi kebutuhan ini.
Hal ini memungkinkan individu untuk mengeksplorasi materi secara mandiri, fokus pada pelajaran yang paling relevan bagi mereka.
Tak hanya itu, mereka juga bisa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang lebih adaptif, di mana pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Tantangan dalam Microlearningย
Meskipun menawarkan banyak manfaat, tetapi penerapan metode pembelajaran microlearning juga menghadapi sejumlah tantangan seperti yang dirangkum berikut ini:
1. Keterbatasan Memahami Beberapa Konsep Materi
Tujuan utama metode pembelajaran ini adalah untuk memudahkan pemahaman suatu materi agar individu dapat menyerap materi dalam waktu singkat.ย
Karenanya, materi akan dipecah menjadi beberapa topik kecil. Namun ini berarti ada beberapa konsep yang terlewat saat seseorang mempelajarinya.
Jadi, jika perusahaan menuntut banyak pelatihan yang harus dipahami secara detail oleh karyawan, metode pembelajaran ini mungkin bukanlah pilihan terbaik.
2. Tidak Cocok untuk Program Pelatihan yang Kompleks
Metode pembelajaran ini juga tidak cocok untuk perusahaan atau industri yang kompleks. Sebut saja perusahaan manufaktur atau sektor kesehatan.
Pasalnya, kedua entitas tersebut menuntut pemahaman yang kompleks dan menyeluruh terhadap bidang masing-masing agar bisa meningkatkan kualitas pelayanan.
3. Individu Tidak Memahami Keseluruhan Konsep
Selain itu, dengan mempelajari materi dalam bentuk fragmen, karyawan bisa saja kesulitan memahami keseluruhan konsep karena apa yang dipelajari hanya sepotong.
Hal ini dikhawatirkan akan memengaruhi proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang menuntut pemahaman lebih komprehensif terhadap suatu isu di perusahaan.
4. Memerlukan Waktu Persiapan yang Lama
Karena perlu membagi materi utuh menjadi beberapa kepingan yang mudah dipahami, maka orang yang bertanggung jawab dalam menyusun pelatihan perlu waktu persiapan lebih lama.
Sebab, mereka harus memilih konsep yang penting dan menyulapnya menjadi konten pendek yang mudah dicerna.ย
Hal ini tentunya bersifat tidak efisien dan dikhawatirkan dapat mengganggu tugas lain yang lebih mendesak.
5. Sulit Mencapai Tujuan Pembelajaran Jangka Panjang
Sering kali, metode ini hanya berfokus pada pencapaian tujuan jangka pendek. Misalnya, peningkatan pengetahuan karyawan untuk mendukung kinerja mereka dalam mendongkrak kepuasan pelanggan.
Namun jika tujuan jangka panjangnya adalah mencapai kepuasan pelanggan 100 persen di akhir tahun, perusahaan perlu menghadirkan pelatihan yang lebih mendalam untuk memaksimalkan potensi mereka dan membantu mereka mengembangkan keterampilan dan kompetensi baru.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Konten Microlearningย
Dalam pembuatan konten microlearning, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan, yaitu:
- Pastikan konten terkait dengan tujuan bisnis perusahaan.
- Jaga kualitas konten, termasuk format video, isinya, serta desain yang mencerminkan identitas perusahaan.
- Konten harus singkat dan fokus, dengan video berdurasi 1 hingga 5 menit.
- Gunakan berbagai metode seperti kuis, studi kasus, dan permainan untuk menyampaikan informasi.
- Pastikan konten dapat diakses melalui berbagai perangkat, baik secara online dan offline.
- Ciptakan lingkungan yang mengundang partisipasi dan diskusi, memungkinkan pengguna mendapatkan berbagai sudut pandang yang beragam.
Jalankan Microlearning untuk Karyawan dengan LMS LinovHR
Metode pembelajaran microlearning dapat membantu program pelatihan berjalan lebih efisien di tempat kerja.
Sebab, karyawan dapat memahami materi dalam waktu singkat, tanpa mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Terlebih, ini akan semakin mudah jika kegiatan pembelajaran dilakukan secara online, di mana karyawan dapat mengakses materi di mana pun dan kapan pun.
Untuk memungkinkan hal tersebut, manajemen HR dapat mengembangkan program microlearning dengan Software Learning Management System dari LinovHR.
Dengan Software LMS ini, HR dapat mengunggah berbagai jenis materi, seperti video atau modul pembelajaran sesuai dengan silabus dan bisa dikelompokkan berdasarkan kategorinya.
LMS LinovHR juga memberikan fleksibilitas kepada HRD untuk memperbarui, mengganti, atau menambahkan materi pelatihan dengan mudah jika ada perubahan atau perbaikan yang dibutuhkan.
Nantinya, karyawan dapat mengakses materi melalui website ataupun aplikasi Employee Self-Service (ESS) di smartphone secara online. Materi juga dapat diunduh sehingga mereka bisa tetap mengaksesnya dalam keadaan offline.
Selama proses pembelajaran dilakukan, sistem memungkinkan HR untuk melakukan pemantauan terhadap perkembangan karyawan, termasuk melacak modul yang telah diselesaikan, hasil ujian, dan durasi waktu yang digunakan dalam pelatihan.ย
Lebih lanjut, data ini bisa digunakan oleh HR untuk menilai sejauh mana peserta telah memahami materi pelatihan.
Selain itu, LMS LinovHR membantu otomatisasi banyak tugas administratif yang terkait dengan pelatihan, sehingga HR dapat berfokus pada pengembangan strategi pelatihan yang lebih efektif.
Pada dasarnya, penggunaan LMS LinovHR membantu HRD dalam pengelolaan pembelajaran dengan metode microlearning dengan lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengalaman dan pemahaman peserta.
Nah, tunggu apalagi? Segera ajukan demo gratis dan lihat bagaimana LMS LinovHR membantu karyawan mencapai potensi maksimal yang dapat mendukung kesuksesan perusahaan!