Tak bisa dipungkiri, orang-orang dengan catatan kriminal masih terbelenggu dalam stigma yang buruk. Begitu pula ketika hendak mencari pekerjaan, banyak rekruter yang seolah โtakutโ untuk menerima mereka dalam lingkungan profesional.
Bak cap yang tak bisa hilang, para rekruter takut bila kehadiran orang-orang dengan catatan kriminal ini dapat mencoreng citra perusahaan, membuat pegawai lainnya merasa tak aman, bahkan takut bila mereka dapat mengulang kesalahan yang sama nantinya.
Namun apakah anggapan itu merupakan fakta atau hanya mitos belaka? Melalui riset berikut, Anda sebagai rekruter dapat membuat keputusan apakah mereka bisa mendapatkan โkesempatan keduaโ.
Mitos dan Fakta Merekrut Orang dengan Catatan Kriminal
Terdapat lima mitos yang menghantui orang dengan catatan kriminal terutama ketika mereka hendak membuka lembaran baru sebagai pekerja, berikut ulasannya.
Mitos: Orang dengan Catatan Kriminal Dapat Mengulangi Kejahatannya
Fakta: kebanyakan orang yang pernah dihukum cenderung tidak pernah mengalami hukuman kedua.
Mitos yang pertama tentu saja adanya anggapan bahwa orang dengan catatan kriminal berpotensi untuk mengulangi kejahatan yang sama.
Hal tersebut adalah mitos. Berdasarkan analisis serta penelitian dari RAND Corp.tahun 2022 mematahkan mitos tersebut.
Analisis tersebut berakar dari penelitian yang melibatkan data dari orang-orang yang pernah menjalani hukuman di North Carolina, menunjukkan bahwa 70% dari mereka tidak pernah dihukum lagi dalam kurun waktu 25 tahun.
Penelitian dari RAND juga menyebutkan bahwa kejahatan cenderung dilakukan oleh anak muda. Semakin matang usia seseorang, mereka lebih ingin membangun koneksi dengan keluarga, teman, dan tentunya pekerjaan.
Mitos: Orang dengan Catatan Kriminal Cenderung Tidak Bisa Diandalkan dan Tidak Loyal
Fakta: Orang dengan catatan kriminal cenderung menetap di satu pekerjaan yang sama dan lebih loyal.
Dilansir dari Cornell University, terdapat penelitian yang dilakukan oleh HR manager yang menunjukkan bahwa tingkat turnover tahunan untuk karyawan dengan catatan kriminal lebih rendah sekitar 12.2%.
Mereka akhirnya menerapkan metode untuk mempekerjakan orang-orang yang memiliki catatan kriminal, dan hasilnya tingkat turnover bisa diperkecil mulai dari 25% ke 11%.
Mitos: Orang dengan Catatan Kriminal Tidak Bisa Menunjukkan Performa Kerja yang Baik
Fakta: Orang dengan catatan kriminal memiliki performa kerja yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan biasa.
Orang-orang dengan catatan kriminal paham betul bahwa mereka rentan mengalami penolakan karena stigma buruk yang mengikuti mereka. Sehingga, keadaan tersebut seolah memaksa mereka untuk memberikan performa kerja yang terbaik.
Menariknya, berdasarkan studi pada tahun 2015 yang dilakukan Portland State University menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki catatan kriminal di Dave’s Killer Bread mengungguli karyawan biasa dalam tiga aspek: kehadiran, kebijakan perilaku, dan kebijakan.
Mitos: Tidak Ada Cara untuk Mengetahui Apakah Orang dengan Catatan Kriminal Akan Melakukan Kejahatan Kembali
Fakta: Anggapan ini keliru, perusahaan dapat mengetahui potensi ini dengan cara berikut.
Cara ini disimpulkan berdasarkan penelitian yang dilakukan RAND. Salah satu faktor yang bisa dijadikan acuan yakni berapa lama seseorang menjalani kehidupan normal setelah selesai menjalani hukuman.
Biasanya, mereka yang sudah menghabiskan waktu di masyarakat cukup lama kecil kemungkinan untuk kembali melakukan kesalahan.
Selain itu, faktor lain yang bisa dipertimbangkan ialah usia dan jumlah hukuman. Kedua hal ini bisa menjadi patokan bagi rekruter maupun perusahaan ketika melakukan hiring.
Mitos: Orang dengan Catatan Kriminal Tidak Bisa Berkompetisi dengan Karyawan Biasa
Fakta: Mereka biasa mendapatkan pelatihan ketika menjalani hukuman, sehingga tetap bisa bersaing di dunia kerja.
Bukan sebuah rahasia lagi bila pelatihan secara intensif dilakukan khusus untuk mereka yang tengah menjalani hukuman.
Tujuannya tentu saja supaya mereka tetap bisa bersaing di dunia profesional. Tidak hanya soal teknis, kemampuan interpersonal juga diajarkan kepada mereka.
Pesan Kepada Rekruter Saat Berhadapan dengan Orang yang Punya Catatan Kriminal
Menelisik latar belakang calon karyawan jelas menjadi hal penting yang harus dilakukan seorang rekruter atau praktisi HR.
Namun, bukan berarti kesempatan kedua sama sekali tidak bisa diberikan kepada mereka yang melakukan kesalahan di masa lalu.
Lakukan screening dan proses hiring sesuai aturan, lihatlah potensi yang ada dalam diri masing-masing kandidat. Bukan tak mungkin mereka dapat menjadi karyawan potensial di masa depan.
Source:
https://hbr.org/2023/12/3-myths-about-hiring-people-with-criminal-records