Di dunia kerja yang semakin kompetitif, banyak pekerja sering dibebani berbagai tuntutan, mulai dari deadline yang ketat hingga target yang tinggi. Tekanan yang datang terus-menerus ini dapat membuat pekerja rentan mengalami mental breakdown.
Sayangnya, kondisi ini sering kali tidak disadari dan dianggap sebagai hal yang wajar karena beban kerja. Padahal, mental breakdown bisa jadi kondisi serius yang memengaruhi kesehatan mental dan kinerja seseorang.
Untuk tahu lebih lanjut terkait hal ini, yuk simak tulisan di bawah yang sudah LinovHR rangkum khusus untuk para pembaca.
Apa Itu Mental Breakdown?
Mental breakdown adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan situasi ketika seseorang merasa kewalahan dengan rasa stres dan kecemasan hingga sulit menjalankan aktivitas.
Umumnya, mental breakdown ditandai oleh kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan emosional, mental, dan fisik yang berlebih sehingga mereka tidak bisa menghadapi tugas-tugas yang biasanya dapat mereka kerjakan.
Kondisi ini sering disebabkan oleh kombinasi faktor seperti tekanan kerja, konflik pribadi, atau bahkan tuntutan hidup yang tinggi.
Meski bukan hasil diagnosis medis, mental breakdown merupakan tanda bahwa tubuh dan pikiran sudah mencapai batas kemampuannya untuk menghadapi stres dan jika dibiarkan bisa menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Baca juga: Pentingnya HR Memahami Mental Health Karyawan
Ciri Mental Breakdown
Setiap orang bisa mengalami mental breakdown dengan gejala yang berbeda, namun beberapa ciri di bawah ini bisa menggambarkan kondisi ini, seperti:
1. Rasa Lelah Berlebih
Seseorang yang mengalami mental breakdown sering merasa lelah terus menerus baik secara fisik maupun mental. Rasa lelah ini pun tidak mudah hilang meski sudah beristirahat.
2. Sulit Konsentrasi
Seseorang yang mengalami mental breakdown juga kemungkinan sulit untuk fokus pada pekerjaan atau tugas tertentu. Bahkan hal sederhana pun bisa jadi sulit dipahami atau dikerjakan.
3. Emosi Tidak Stabil
Seseorang yang mengalami mental breakdown cenderung sulit mengontrol emosi sehingga mudah marah, sedih, atau cemas tanpa alasan yang jelas.
4. Gangguan Tidur
Kondisi ini juga sering dibarengi dengan gangguan tidur seperti kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, atau bahkan merasa tidak semangat meski sudah tidur cukup lama.
5. Muncul Pikiran Negatif
Pikiran-pikiran negatif sering kali menghantui seseorang dengan mental breakdown. Mereka cenderung merasa tidak berharga atau selalu merasa takut gagal akan segala hal.
Penyebab Mental Breakdown
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari tekanan berlebih di tempat kerja hingga masalah pribadi.
Di lingkungan kerja, beban tugas yang tinggi dan tuntutan untuk mencapai target dalam waktu yang ketat sering kali menjadi pemicu utama. Karena ketika seseorang merasa terus menerus ditekan tanpa diberi dukungan, mereka rentan mengalami stres yang berujung pada mental breakdown.
Perfeksionisme dan ekspektasi diri yang terlalu tinggi juga bisa menjadi faktor. Seseorang yang selalu ingin melakukan segala hal dengan sempurna cenderung mudah mengalami mental breakdown karena mereka sulit puas dengan pencapaiannya dan mengabaikan batas kemampuan diri sendiri.
Faktor lain ialah minimnya dukungan sosial, karena seseorang yang merasa kesepian dan kurang memiliki tempat untuk berbagi atau mendapat dukungan dari orang terdekat rentan mengalami stres berkepanjangan.
Efek Mental Breakdown Pada Pekerjaan
Mental breakdown tidak hanya berdampak pada kesehatan mental seseorang tapi juga bisa berpengaruh pada kinerja mereka di lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa dampaknya:
1. Penurunan Produktivitas
Seseorang yang mengalami mental breakdown akan sulit berkonsentrasi dan mengerjakan tugasnya dengan tepat yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
2. Kualitas Kerja yang Menurun
Kelelahan mental dan emosional dapat membuat seseorang sulit memberi performa terbaiknya, sehingga berpengaruh pada kualitas kerja mereka.
3. Rentan Berkonflik dengan Rekan Kerja
Salah satu ciri seseorang dengan mental breakdown adalah sulit mengendalikan emosi. Ketidakstabilan emosi ini bisa membuat seseorang mudah tersinggung atau marah sehingga memicu konflik dengan rekan kerja.
Cara Menanggulangi Mental Breakdown
Jika rekan kerja atau bahkan Anda sendiri mengalami tanda-tanda mental breakdown seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dan mencegah kondisi ini, yaitu:
1. Ubah Gaya Hidup
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini ialah dengan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih positif. Misalnya, selalu memastikan tubuh beristirahat dengan cukup, berolahraga secara rutin, makan-makanan yang sehat, dan melakukan meditasi ringan yang dapat meredakan stres.
2. Sharing dengan Orang Terdekat
Jika sedang merasa stres, cobalah untuk bercerita atau sekadar berbincang dengan teman, keluarga, atau orang yang Anda percaya. Karena mendapat dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu meredakan stres.
3. Jangan Ragu untuk Minta Bantuan Profesional
Jika Anda sudah mencoba dua hal di atas dan masih tidak merasakan perubahan atau justru merasa mental breakdown semakin memburuk, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahlinya seperti psikolog atau konselor.
Karena mereka dapat memberi dukungan dan panduan untuk mengelola stres yang Anda alami dengan lebih baik.
Kesimpulan
Mental breakdown adalah kondisi serius yang bisa dialami oleh siapa saja, khususnya di lingkungan kerja yang memiliki tekanan tinggi.
Oleh karena itu, penting bagi setiap pekerja dan perusahaan untuk menyadari tanda-tanda ini dengan mengambil langkah preventif yang tepat.
Lingkungan kerja yang memiliki sistem teratur juga bisa mengurangi resiko terjadinya mental breakdown pada karyawan.
Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan merancang sistem HR yang mumpuni dan teratur. LinovHR bisa menjadi solusi terbaik bagi perusahaan karena memiliki sistem HRIS yang canggih.
Terdapat berbagai pilihan software yang dapat mempermudah manajemen HR, seperti aplikasi absensi online, payroll, pengaturan data karyawan, bahkan sistem penilaian kinerja.
Adanya sistem yang jelas juga memberikan transparansi kepada karyawan terkait dengan segala hal yang berkaitan dengan perusahaan.
Dengan memahami hal-hal di atas, Anda bisa lebih menjaga kesehatan mental dan tetap produktif di tempat kerja. Ayo, wujudkan lingkungan kerja yang sehat dan produktif!