Bohong merupakan salah satu perilaku buruk yang mungkin pernah dilakukan oleh hampir semua orang. Namun, kondisi ini menjadi semakin buruk ketika seseorang melakukan kebohongan sebagai sebuah kebutuhan yang sulit dihentikan, dalam hal ini dikenal dengan istilah pathological liar.
Kebohongan yang dilakukan secara terus menerus ini tentu tidak hanya akan berdampak pada orang sekitar, namun juga akan memengaruhi kehidupan si pembohong karena berdampak pada tekanan psikologis mereka.
Untuk tahu lebih lanjut tentang kondisi ini, simak tulisan di bawah yang telah LinovHR rangkum secara lengkap untuk Anda.
Pengertian Pathological Liar dan Penyebabnya
Melansir situs web Newport Institute, pathological liar merupakan pola perilaku bohong berlebihan yang terus-menerus dilakukan, meluas, dan sering kali kompulsif sehingga berdampak pada kehidupan sosial dan tekanan yang nyata baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kondisi ini tidak hanya menyebabkan si pembohong untuk sering melakukan kebohongan, namun ada rasa terpaksa untuk melakukannya. Kebohongan tersebut tidak dapat dihentikan sehingga menyebabkan tekanan psikologis yang membahayakan mereka.
Namun, pathological liar bukanlah sebuah diagnosis kesehatan mental karena kondisi ini terkait dengan pola pikir dan keyakinan yang tidak teratur. Para ahli banyak yang mengartikan pathological liar sebagai upaya berbohong sebanyak lima kali atau lebih setiap hari selama enam bulan berturut-turut.
Ciri-Ciri Pembohong Patologis
Untuk lebih memahami lebih jauh tentang pathological liar, simak beberapa ciri di bawah yang menandai kondisi yang umum ditemui pada orang dewasa muda:
- Melakukan kebohongan secara terus menerus hingga jadi kebiasaan yang sulit dihentikan.
- Kebohongan yang dilakukan tidak memiliki motif yang jelas karena kebohongan mereka terjadi karena dorongan internal bukan karena kebutuhan.
- Kebohongan yang dilakukan cenderung digunakan untuk meningkatkan citra diri agar terlihat hebat, penting, dan menarik di mata orang lain.
- Biasanya kebohongan yang dilakukan terdengar realistis sehingga sulit dibedakan dengan kenyataan.
- Seseorang dengan pathological liar cenderung bersikap tidak peduli jika ketahuan berbohong.
- Biasanya tampak cemas ketika berbicara atau saat melakukan kebohongan.
- Mereka cenderung bersikap defensif ketika dihadapkan pada kebohongan.
- Seseorang dengan pathological liar akan merasa โsenangโ ketika berhasil mengelabui seseorang.
- Beberapa dari mereka mungkin akan mengklaim cerita yang diceritakan orang lain sebagai cerita miliknya.
- Mereka cenderung bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan perkataannya.
Pathological Liar vs Compulsive Liar, Apa Bedanya?
Meski kedua istilah ini sama-sama digunakan untuk menyebut seseorang yang melakukan kebohongan, pathological liar dan compulsive liar merupakan dua hal yang dapat dibedakan dari motivasi dan sifatnya.
Melansir situs web Very Well Mind, compulsive liar merupakan kebohongan yang mungkin dilakukan sejak kecil untuk melindungi diri seseorang. Di mana, kebohongan ini telah begitu lama dilakukan sehingga menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihentikan.
Beberapa dari mereka sangat menyadari perilaku ini dan merasa tertekan atas kebohongan yang terus-menerus dilakukan, namun mereka tidak memiliki kendali untuk menghentikan kebohongan tersebut.
Sementara itu, pathological liar merupakan kondisi di mana kebohongan sudah dilakukan secara berlebih yang dilakukan setidaknya beberapa kali dalam sehari dan telah berlangsung selama enam bulan.
Kondisi ini biasanya dilakukan secara tidak sadar tanpa keuntungan yang jelas, namun terkadang seseorang dengan pathological liar melakukan kebohongan untuk memanipulasi orang lain dengan tujuan tertentu.
Baca juga: Mengenal Kepribadian Melankolis: Definisi, Perilaku, dan Jenisnya
Bagaimana Cara Mengetahui Pathological Liar di Dunia Kerja
Mengenali seseorang dengan kondisi pathological liar di tempat kerja bisa jadi tantangan tersendiri karena mereka sangat pandai dalam menyembunyikan kebohongan.
Namun, setidaknya ada beberapa tanda yang bisa membantu Anda mengenali perilaku tersebut, yakni:
1. Cerita yang Terlalu Berlebihan
Jika rekan kerja Anda kerap menceritakan pencapaian mereka yang terlalu luar biasa, seperti mengaku telah menyelesaikan sebuah proyek besar sendiri tanpa dukungan tim, bisa jadi mereka sedang melebih-lebihkan atau parahnya berbohong.
2. Kebohongan yang Berulang
Seseorang dengan kondisi pathological liar sering kali melakukan kebohongan berulang untuk hal-hal kecil yang tidak penting. Seperti misalnya, mereka berbohong terkait alasan datang terlambat untuk menutupi kelalaiannya.
3. Sering Menghindari Tanggung Jawab
Mereka yang mengidap pathological liar bisa melakukan kebohongan untuk menghindari tanggung jawab atas kelalaian kerja yang mereka perbuat. Seperti, menyalahkan anggota tim atas tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab si pembohong.
4. Cenderung Bersifat Defensif
Orang dengan pathological liar cenderung akan menghindar atau bersikap defensif ketika dimintai bukti atas kebohongan yang mereka ciptakan. Mereka bisa mengalihkan perhatian dengan cerita lain ketika dimintai penjelasan tertentu.
Kesimpulan
Kondisi pathological liar di tempat kerja bisa jadi tantangan tersendiri karena kebohongan yang diciptakan dapat mengganggu produktivitas, merusak kepercayaan, serta menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.
Namun, dengan memahami beberapa ciri-ciri seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat membantu Anda mengambil langkah preventif untuk meminimalisir dampaknya.
Sebab perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang mengutamakan kejujuran dan mencegah segala perilaku tidak sehat seperti kebiasaan berbohong.
Ayo ciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif!