Dalam dunia bisnis, kita pasti sering mendengar istilah seperti margin, profit, ataupun omzet. Tetapi hanya sedikit orang yang mengetahui perbedaan dari ketiga istilah tersebut, penyampaian, ataupun cara menghitungnya dengan benar.
Jika anda tidak mengetahui perbedaannya, anda akan kesulitan dalam melakukan pengembangan bisnis ataupun mendapatkan permodalan guna ekspansi bisnis. Hal ini karena anda dianggap tidak memiliki pemahaman yang mencukupi untuk berbisnis sehingga menurunkan minat investor ke bisnis anda.
Dalam artikel LinovHR ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang margin, perbedaan antara margin, omzet dan profit, cara menghitung hingga meningkatkannya agar bisnis anda semakin berkembang. Yuk, simak selengkapnya!
Pengertian Margin
Sebagai seorang pelaku usaha atau businessman, tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah margin.
Namun, ternyata margin memiliki arti berbeda pada sudut pandang bisnis dan investasi. Lalu, seperti apakah pengertian dari keduanya?
Definisi Margin dalam Bisnis dan Akuntansi
Dalam bisnis dan akuntansi, margin memiliki arti selisih antara harga jual suatu produk atau jasa dengan biaya produksi atau akuisisi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Dalam konteks bisnis, margin biasanya dihitung sebagai persentase dari harga jual, sedangkan dalam akuntansi, dapat dihitung sebagai persentase dari pendapatan bersih atau laba kotor.
Istilah ini sering digunakan sebagai indikator kinerja bisnis atau keuntungan yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa. Semakin besar margin yang dihasilkan, semakin besar pula keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.
Definisi Margin dalam Investasi
Dalam investasi, margin merujuk pada persentase positif atau negatif yang dihasilkan dari investasi dibandingkan dengan biaya investasi. Jika margin negatif, maka investor sedang mengalami kerugian. Sedangkan positif, berarti investor sedang mengalami kenaikan nilai investasinya.
Perbedaan antara Margin, Omzet, dan Profit
Di dalam dunia bisnis, ada tiga istilah yang menggambarkan keuntungan yaitu margin, omzet, serta profit. Ketiganya adalah hal yang berbeda.
Margin adalah selisih antara harga jual dan biaya produksi atau pembelian suatu produk. Margin dapat dihitung dalam persentase atau nilai rupiah.
Lalu, omzet adalah jumlah total pendapatan yang diterima dari penjualan suatu produk atau jasa dalam periode waktu tertentu. Omzet juga dapat dihitung dalam persentase atau nilai rupiah.
Sementara itu, profit adalah selisih antara omzet dan biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menjual suatu produk atau jasa. Profit dapat dihitung dalam persentase atau nilai rupiah. Jika biaya lebih besar dari omzet, maka bisnis mengalami kerugian.
Jadi, meskipun ketiga istilah ini berkaitan erat dengan keuangan bisnis, mereka memiliki perbedaan yang penting.
Margin menggambarkan efisiensi dalam produksi atau pembelian, omzet mengukur pendapatan dari penjualan, dan profit menggambarkan keuntungan yang dihasilkan dari penjualan setelah memperhitungkan biaya.
Fungsi Margin
Di dunia bisnis, margin memainkan fungsi yang penting, seperti berikut ini:
1. Menghitung Keuntungan
Margin digunakan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk atau layanan. Dengan mengetahui hal ini, bisnis dapat menentukan apakah produk atau layanan tersebut menguntungkan atau tidak.
2. Menentukan Harga Jual
Fungsi lainnya adalah untuk menentukan harga jual yang tepat agar bisnis dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Margin bisa menjadi rujukan perusahaan dalam menentukan harga produk atau jasa sehingga tidak meleset dan mengalami kerugian.
3. Mengukur Efektivitas Biaya Produksi atau Akuisisi
Margin dapat digunakan untuk mengukur efektivitas biaya produksi atau akuisisi. Semakin tinggi yang dihasilkan, semakin efektif biaya produksi atau akuisisi tersebut.
4. Indikator Kinerja Bisnis
Indikator kinerja bisnis juga bisa dilihat dari margin. Bila semakin tinggi, maka semakin baik kinerja bisnis.
5. Membuat Keputusan Strategis
Laba dapat membantu bisnis dalam membuat keputusan strategis seperti menentukan produk atau layanan mana yang lebih menguntungkan atau memperluas pasar dengan menyesuaikan harga.
6. Mengukur Risiko Bisnis
Bisnis dapat menggunakan margin untuk menentukan tingkat risiko yang dapat diterima dalam bisnis. Semakin besar yang diharapkan, semakin besar risiko bisnis tersebut.
Baca Juga: Seperti Apa Itu Laporan Laba Rugi Perusahaan?
Jenis Margin
Margin biasanya dinyatakan dalam persentase dan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keuntungan bisnis.
Ada beberapa jenis margin dalam dunia bisnis, di antaranya adalah:
1. Gross Margin
Merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan biaya produksi atau pengadaan barang atau jasa. Gross margin ini penting untuk menentukan kemampuan bisnis dalam menghasilkan keuntungan dan memperkirakan efisiensi operasi.
2. Operating Margin
Operating margin merupakan selisih antara pendapatan bersih dengan biaya operasional. Jenis ini digunakan untuk mengukur keuntungan bisnis dari aktivitas operasionalnya.
3. Net Profit Margin
Net profit margin yaitu selisih antara pendapatan bersih dengan total biaya yang dikeluarkan. Ini merupakan jenis laba yang paling penting karena menggambarkan keuntungan sebenarnya yang diperoleh bisnis.
4. Contribution Margin
Merupakan selisih antara harga jual dengan biaya variabel. Contribution margin digunakan untuk menghitung kontribusi produk atau jasa terhadap keuntungan bisnis.
Elemen Utama Margin
Margin adalah perbedaan antara pendapatan atau hasil penjualan suatu produk atau jasa dengan biaya produksi atau biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Terdapat 3 elemen utama yang membentuk laba yaitu:
1. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk atau jasa. Ini adalah jumlah total yang diperoleh dari pelanggan atas pembelian produk atau jasa yang ditawarkan. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula laba.
2. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
HPP adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau membeli produk atau jasa yang dijual.
Ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, pengiriman, dan biaya lain yang terkait dengan produksi produk atau jasa. Semakin kecil biaya barang terjual, semakin besar laba yang bisa didapatkan.
3. Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya barang terjual.
Ini adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa setelah dikurangi biaya produksi. Semakin besar laba kotor, akan semakin besar pula laba.
Cara Menghitung Margin dengan Benar
Untuk menghitung margin, Anda bisa melihat caranya di bawah ini:
1. Hitung Contribution Margin
Jika Anda ingin menghitung contribution margin, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Contribution Margin = Harga Jual – Biaya Variabel
Keterangan:
- Harga Jual merupakan harga jual per unit produk atau jasa.
- Biaya Variabel adalah biaya produksi atau akuisisi variabel yang terkait dengan produk atau jasa tersebut, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya lainnya yang terkait dengan produksi atau akuisisi.
Contoh:
Misalnya, sebuah perusahaan menjual sepatu senilai Rp500.000 per pasang, dengan biaya variabel sebesar Rp300.000 per pasang. Maka contribution margin per pasang sepatu adalah:
Contribution Margin = Rp500.000 – Rp300.000
Contribution Margin = Rp200.000
Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan contribution margin sebesar Rp200.000 setiap kali menjual satu pasang sepatu.
2. Hitung Gross Margin
Untuk menghitung gross margin, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Gross Margin = (Pendapatan Kotor – Harga Pokok Penjualan) / Pendapatan Kotor x 100%
Keterangan:
- Pendapatan Kotor adalah total pendapatan dari penjualan produk atau jasa.
- Harga Pokok Penjualan adalah biaya produksi atau akuisisi produk atau jasa yang dijual, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya lainnya yang terkait dengan produksi atau akuisisi.
Contoh:
Misalnya, sebuah perusahaan menjual produk senilai Rp1.000.000, dengan biaya produksi atau akuisisi senilai Rp500.000. Maka dapat dihitung:
Gross Margin = (Rp1.000.000 – Rp500.000) / Rp1.000.000 x 100%
Gross Margin = 50%
Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh gross margin sebesar 50% dari setiap produk yang terjual.
3. Hitung Operating Margin
Gunakan rumus berikut ini untuk menghitung operating margin, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Operating Margin = (Pendapatan Operasional – Biaya Operasional) / Pendapatan Operasional x 100%
Keterangan:
- Pendapatan Operasional adalah total pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis.
- Biaya Operasional adalah biaya yang terkait dengan operasi bisnis, termasuk biaya gaji dan upah, biaya sewa, biaya listrik, dan biaya lainnya yang terkait dengan operasi bisnis.
Contoh:
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki pendapatan operasional senilai Rp1.000.000.000, dengan biaya operasional senilai Rp800.000.000. Maka operating margin perusahaan adalah:
Operating Margin = (Rp1.000.000.000 – Rp800.000.000) / Rp1.000.000.000 x 100%
Operating Margin = 20%
Dari sana, kita bisa tahu bahwa operating margin yang akan diperoleh adalah sebesar 20% dari pendapatan operasionalnya setelah mengurangi biaya operasional.
4. Hitung Profit Margin
Untuk menghitung profit margin, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Profit Margin = (Keuntungan Bersih / Pendapatan Kotor) x 100%
Keterangan:
- Keuntungan Bersih adalah total pendapatan dikurangi semua biaya, termasuk biaya variabel dan biaya tetap.
- Pendapatan Kotor adalah total pendapatan dari penjualan produk atau jasa sebelum dikurangi biaya produksi atau akuisisi.
Contoh:
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki pendapatan kotor senilai Rp2.000.000.000 dan biaya total sebesar Rp1.500.000.000. Maka Keuntungan Bersih perusahaan adalah:
Keuntungan Bersih = Rp2.000.000.000 – Rp1.500.000.000
Keuntungan Bersih = Rp500.000.000
Maka, Profit Margin perusahaan adalah:
Profit Margin = (Rp500.000.000 / Rp2.000.000.000) x 100%
Profit Margin = 25%
Maka, perusahaan memperoleh profit margin sebesar 25% dari pendapatan kotor setelah dikurangi semua biaya.
Trik Jitu Meningkatkan Margin Bisnis
Berikut adalah beberapa trik jitu untuk meningkatkan margin bisnis:
1. Kurangi Biaya
Jika Anda ingin meningkatkan laba bisnis, mengurangi biaya produksi adalah salah satu cara terbaik.
Anda dapat melakukan ini dengan memperbaiki efisiensi operasional, mengevaluasi biaya bahan baku, mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia, dan menggunakan teknologi yang lebih efektif.
2. Tingkatkan Harga
Jika Anda yakin produk atau layanan Anda memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan pesaing, maka Anda dapat menaikkan harga produk.
Namun, pastikan harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diberikan agar pelanggan tidak merasa terlalu mahal.
3. Tawarkan Produk dan Layanan Premium
Jika Anda ingin meningkatkan margin bisnis dengan menaikkan harga, maka pastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Hal ini akan memungkinkan Anda untuk menawarkan produk atau layanan premium yang dapat meningkatkan laba.
4. Tingkatkan Frekuensi Pembelian
Meningkatkan frekuensi pembelian dari pelanggan yang sudah ada juga bisa menjadi cara meningkatkan laba.
Untuk mencapai hal ini, Anda dapat menawarkan diskon, menjalankan program loyalitas, atau memberikan pelayanan yang lebih baik.
5. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan laba bisnis adalah dengan mendiversifikasi sumber pendapatan.
Anda dapat melakukan ini dengan menambahkan produk atau layanan baru, atau bahkan memperluas bisnis Anda ke sektor yang berbeda.
Diversifikasi ini akan memberikan keuntungan pada kestabilan dan pertumbuhan bisnis Anda secara keseluruhan.
Kesimpulannya, margin adalah konsep yang penting dalam banyak konteks keuangan dan bisnis.
Memahami bagaimana laba dihitung dan bagaimana cara meningkatkannya dapat membantu individu dan perusahaan dalam mencapai tujuan keuangan mereka.