Dalam dinamika industri modern, keseimbangan antara produktivitas perusahaan dan kesejahteraan karyawan menjadi perdebatan yang tak pernah usai. Salah satu isu yang kerap menjadi sorotan adalah penerapan mandatory overtime atau lembur wajib.
Pada dasarnya, lembur adalah cara bagi perusahaan untuk memenuhi target atau menyelesaikan pekerjaan yang mendesak, namun apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat, dapat menimbulkan konflik internal dan pertanyaan seputar legalitasnya.
Bagi departemen HR, memahami aspek hukum dan dampak sosial dari kebijakan ini adalah krusial.
Artikel LinovHR ini bertujuan untuk menjelaskan batas-batas legalitas mandatory overtime dan hal-hal yang harus diperhatikan oleh HR dalam penerapannya.
Apa Itu Mandatory Overtime?
Mandatory overtime, atau lembur wajib, merujuk pada situasi di mana seorang karyawan diharuskan oleh perusahaan untuk bekerja melebihi jam kerja reguler yang telah ditentukan, tanpa mempertimbangkan kesediaan karyawan tersebut.
Dalam banyak kasus, kebijakan ini diterapkan ketika perusahaan menghadapi kebutuhan produksi yang mendesak, deadline yang ketat, atau situasi darurat lainnya yang memerlukan tenaga kerja ekstra.
Meskipun dapat dianggap sebagai solusi jangka pendek untuk meningkatkan produktivitas, penerapan mandatory overtime harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melanggar hukum ketenagakerjaan dan hak-hak karyawan.
Baca juga: Overtime Tracking: Pantau Lembur Lebih Mudah
Apakah Mandatory Overtime Legal?
Pertimbangan mengenai legalitas mandatory overtime tidak bisa diambil dengan sembarangan.
Sebagai pemberi kerja, Anda harus memperhatikan undang-undang upah dan jam kerja serta kesepakatan perundingan bersama saat menerapkan lembur wajib.
Kepatuhan terhadap regulasi-regulasi ini penting untuk melindungi hak karyawan dan mencegah eksploitasi.
Sebagai contoh, kerangka hukum ini seringkali mendefinisikan batas maksimal jam kerja yang dapat dijalani karyawan dalam sehari atau seminggu.
Regulasi tersebut juga menentukan upah kompensasi lembur dan menguraikan kondisi di mana lembur wajib dapat diberlakukan.
Ini mencakup aturan untuk mengatur lembur bagi karyawan yang mendapatkan pengecualian dari ketentuan lembur biasa.
Baca Juga: Seperti Apa Cara Kerja Shift Bidding dan Manfaatnya
Bagaimana Membuat Mandatory Overtime System?
Dalam menerapkan sistem lembur wajib di sebuah perusahaan, ada beberapa langkah penting yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa proses tersebut adil, transparan, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku:
1. Menetapkan Kebijakan yang Jelas Mengenai Lembur Wajib
Penting untuk memiliki kebijakan yang jelas mengenai kapan lembur wajib akan diberlakukan.
Kebijakan ini harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan ditegakkan dengan konsisten.
2. Menggunakan Lembur Wajib Sebagai Solusi Terakhir
Pastikan bahwa lembur wajib hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Hindari penerapannya kecuali jika benar-benar tidak ada opsi lain.
3. Mendorong Karyawan untuk Relawan Lembur
Dengan mendorong karyawan untuk menjadi relawan dalam bekerja lembur, Anda dapat memastikan bahwa lembur wajib hanya diterapkan ketika benar-benar diperlukan.
4. Menjamin Kompensasi Penuh bagi Karyawan
Pastikan bahwa karyawan mendapatkan kompensasi sepenuhnya untuk setiap pekerjaan lembur yang diharuskan, termasuk upah dan jam lembur yang sesuai.
5. Pantau Penerapan Lembur Wajib
Catat dan pantau seberapa sering lembur wajib diterapkan. Hal ini akan membantu Anda dalam mengevaluasi efektivitas sistem yang diterapkan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, perusahaan dapat memastikan bahwa penerapan lembur wajib dilakukan dengan cara yang paling adil dan efisien bagi semua pihak yang terlibat.
Mudahkan Karyawan Ajukan Lembur dengan Aplikasi Absensi
Penerapan lembur adalah salah satu hal umum yang ditemukan di perusahaan. Biasanya hal ini dilakukan ketika ada pekerjaan-pekerjaan yang mendesak dan perlu diselesaikan dengan segera.
Walau pun menjadi hal yang umum dilakukan, sampai saat ini masih banyak perusahaan yang abai dengan pengelolaan lembur yang efektif dan efisien. Termasuk juga menyediakan akses yang mudah bagi karyawan ketika mereka ingin melakukan lembur.
Saat ini, pengajuan lembur sebenarnya bisa dilakukan lebih mudah dengan berbasis teknologi seperti Absensi online karyawan LinovHR. Di mana aplikasi ini menyediakan fitur khusus yang memungkinkan karyawan secara mandiri mengajukan lembur.
Fitur ini disebut dengan Request, pada fitur ini karyawan bisa dengan leluasa mengajukan cuti, izin, termasuk juga lembur.
Proses pengajuan lembur dengan Aplikasi Absensi LinovHR pun mudah. Karyawan hanya perlu masuk ke aplikasi ESS yang terinstall di smartphone mereka. Lalu masuk ke menu Time dan pilih Overtime Done.
Di sini, karyawan perlu memasukan keterangan waktu kapan lembur dilakukan serta melampirkan bukti yang diperlukan. Pengajuan tersebut kemudian akan secara otomatis masuk ke sistem dan HR hanya perlu melakukan approval.
Selain itu, integrasi data yang dimiliki aplikasi ini memastikan bahwa setiap jam lembur yang diajukan dan disetujui terekam dengan akurat, mengurangi risiko kesalahan dan memastikan keadilan dalam pemberian kompensasi lembur.
Dengan teknologi semacam ini, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan karyawan sekaligus efisiensi proses internal HR.
Ingin melihat langsung bagaimana kemudahan yang kami tawarkan? Daftarkan diri Anda untuk demo gratis kami dan rasakan revolusi manajemen HR yang efisien!