Manajemen mikro atau micro management adalah salah satu sistem kepemimpinan yang harus dihindari oleh perusahaan. Umumnya, manajer yang melakukan manajemen mikro tidak sadar jika mereka melakukannya. Karena ia berpikir jika semua yang ia lakukan semata-mata untuk meningkatkan produktivitas tim.
Di era flesibitias seperti hari ini, tentu penerapan dari micro management tidak lagi tepat. Orang-orang yang ada di perusahaan harus mampu berkolaborasi dan kerja sama tim. Adanya manajemen mikro hanya akan menjadi benalu dalam tim yang menghambat produktivitas.
Agar Anda memahami risiko yang timbul akibat menerapkan sistem manajemen mikro ini, ada baiknya Anda menyimak artikel ini dari awal sampai habis. LinovHR akan menjelaskan mengenai pengertian, hingga cara mencegahnya.
Simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Manajemen Mikro?
Secara harfiah manajemen mikro berasal dari kata manajemen yang berarti mengelola atau mengatur, dan juga kata mikro, yang memiliki arti kecil.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka manajemen mikro adalah sebuah sistem manajemen atau pengaturan terhadap hal-hal yang sifatnya kecil dan detail. Sekilas memang terlihat baik, namun nyatanya hal ini tidak sebaik yang Anda kira.Â
Sebab jika dibiarkan lebih lama, hal ini dapat menjadi bumerang atau senjata makan tuan bagi perusahaan.
Seorang pemimpin yang menerapkan sistem manajemen ini, akan secara berlebihan mengatur karyawan atau bawahannya dalam melakukan pekerjaan.
Bahkan tidak jarang, atasan akan memperhatikan hal-hal kecil yang pada dasarnya tidak perlu untuk dipermasalahkan.
Seperti gaya bekerja karyawan, gerak-gerik karyawan, bahkan tidak percaya sepenuhnya kepada bawahannya.
Umumnya, manajemen mikro lahir karena adanya ketidakpercayaan di dalam tim itu sendiri. Faktor ketidakpercayaan tersebut bisa terjadi karena pengalaman dari kejadian sebelumnya, maupun sifat dari pemimpin itu sendiri.
Pengamatan atau kontrol berlebih yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan, akan menghambat kreativitas dari karyawan dalam bekerja. Sehingga karyawan tidak mampu untuk berkembang di dalam pekerjaannya.Â
Kejadian ini tentunya akan menghambat dan menurunkan produktivitas dari karyawan, yang nantinya akan berdampak pada perusahaan dan bisnisnya.
Baca Juga: Menjadi Panutan para Karyawan, Pahami Role Model Leadership
Bagaimana Cara Mencegah Manajemen Mikro?
Setelah Anda memahami pengertian dari manajemen mikro, mungkin saat ini Anda berpikir, bagaimana cara mencegah micro-management untuk terjadi?
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda gunakan untuk mencegah terjadinya manajemen mikro di dalam sebuah kepemimpinan.
-
Percaya Pada Tim
Cara pertama yang bisa Anda lakukan sebagai langkah awal untuk mencegah micro-management yaitu dengan memberikan kepercayaan seutuhnya kepada tim Anda.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya sistem manajemen satu ini karena adanya ketidakpercayaan antara satu sama lain pada sebuah tim.
Oleh sebab itu, mulailah untuk memberikan kepercayaan kepada karyawan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya masing-masing.
Dengan begitu, karyawan akan merasa bebas dalam mengerjakan pekerjaannya dan tidak tertekan dalam bekerja.
-
Fokus pada Hasil Kerja
Jangan hanya terfokus pada proses kerja yang dilakukan karyawan, tapi coba juga untuk fokus kepada hasil kerja. Meskipun, memberikan kesan yang kurang baik, namun nyatanya hal ini bisa mencegah sikap micro-management.
Jika Anda hanya fokus kepada proses kerja, tanpa sadar Anda bisa menghambat karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebab Anda akan terpaku kepada kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh karyawan Anda.
-
Menciptakan Lingkungan yang Komunikatif
Lingkungan kerja yang komunikatif antar tim dapat menciptakan kolaborasi antara karyawan. Diskusi pekerjaan akan menjadi hidup, karyawan tidak sungkan mengeluarkan opininya tentang pekerjaan.Â
Jika lingkungan kerja komunikatif tercipta, cobalah untuk mendapatkan feedback dari karyawan untuk mengevaluasi diri. Selain itu, Anda juga bisa berdiskusi mengenai sistem seperti apa yang perlu dibangun untuk menyelesaikan project.Â
Sebagai atasan, Anda juga harus dapat memberikan arahan dan petunjuk yang jelas terkait tugas yang harus dikerjakan oleh karyawan untuk menghindari micro-management.
Baca Juga: Fungsi dan Tujuan Manajemen Perkantoran
-
Hindari Menjadi Pemimpin yang Perfeksionis
Perfeksionis memang memiliki kelebihan dan keuntungan dalam menjalankannya. Namun tidak semua hal perlu mengadopsi ideologi seperti ini.
Menjadi pemimpin yang perfeksionis akan menuntut bawahan atau karyawan dalam menyelesaikan tugasnya secara sempurna, sesuai dengan keinginan dari pemimpin yang bersangkutan.
Kejadian ini bisa memicu rasa stress dan insecure di dalam perusahaan. Belajar dari kesalahan merupakan sebuah pengalaman penting yang harus dilalui oleh setiap karyawan. Dengan begitu, karyawan memiliki kebebasan dalam mengeksplorasi pekerjaan dan potensi diri yang mereka miliki.
-
Tidak Egois
Banyak pemimpin yang menerapkan manajemen mikro tidak berorientasi kepada timnya, melainkan pada dirinya sendiri atau egois.
Berpikir sebagai tim memang sebuah langkah yang harus dilakukan oleh setiap pemimpin di perusahaan. Ingatlah bahwa segala hal yang dilakukan, tidak untuk kepentingan ego semata, melainkan untuk kepentingan bersama atau tim.
Pemimpin yang baik harus membimbing dan menuntun timnya untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Bukan hanya sekadar memberi perintah saja seperti seorang bos.
Mencegah Manajemen Mikro dengan Absen Online LinovHR
Sejatinya manajemen mikro bisa dicegah, jika atasan atau pemimpin memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap tim maupun bawahannya.
Sebagai contoh, pada era pandemi covid-19 seperti saat ini banyak perusahaan yang memutuskan untuk memberlakukan work from home. Hal ini tentu memiliki risiko yang tinggi akan terjadinya kecurangan dalam melakukan absensi kerja.
Kejadian ini bisa saja membuat pemimpin untuk menggunakan sistem manajemen mikro terhadap para karyawannya. Guna mencegah hal tersebut, maka langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan sistem absen online.
Dengan absen online, atasan dapat dengan mudah mengontrol karyawan yang melakukan WFH. Atasan bisa secara akurat mengetahui jam absen karyawan, bahkan posisi karyawan saat melakukan absen.
Salah satu sistem absen online terbaik yang ada saat ini yaitu software absensi karyawan LinovHR. Melalui software ini, Anda dapat dengan mudah melakukan monitoring terhadap data kehadiran karyawan secara akurat.Â
Selain itu, proses rekapitulasi data absensi karyawan di perusahaan dapat dilakukan secara real-time. Dengan begitu, proses rekapitulasi bisa dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat!
Tunggu apa lagi? Coba demonya sekarang juga, GRATIS!
Itulah pembahasan mengenai manajemen mikro, mulai dari pengertian, hingga cara mencegahnya dengan sistem absen online.
Semoga bermanfaat!