Manajemen konflik diperlukan dalam semua aspek lapisan masyarakat, termasuk dalam perusahaan. Rasanya hampir tidak mungkin suatu perusahaan terhindar dari konflik.
Konflik yang ada dalam perusahaan bukan hanya masalah antar karyawan, tetap juga termasuk masalah dengan atasan karena skill leadership pimpinan kurang, kinerja karyawan menurun, dan sebagainya.
Berangkat dari masalah tersebut, dibutuhkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada hingga ke akarnya.
Tidak jarang karyawan tak paham seperti apa cara mengatasi konflik yang ada. Bahkan, penyelesaian konflik yang kurang tepat justru akan memperparah konflik. Dalam hal ini peranan divisi Human Resource akan memecahkan konflik melalui metode strategi melalui manajemen konflik.
Apa itu Manajemen Konflik?
Manajemen konflik menjadi salah satu dari serangkaian tindakan dari berbagai pelaku dari luar atau dalam konflik. Dengan demikian, manajemen konflik menjadi pendekatan yang berorientasi untuk sebuah proses dengan menunjukkan perilaku komunikasi yang baik demi penyelesaian konflik.
Kemudian, beberapa pihak di luar memberikan informasi yang akurat kepada terciptanya komunikasi yang lebih efektif dan lingkungan yang harmonis.
Penyebab Munculnya Konflik
Konflik tidak langsung muncul begitu saja. Tentu ada hal-hal tertentu yang memicu konflik tersebut dapat muncul dalam suatu perusahaan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya konflik adalah:
Komunikasi yang Buruk
Hubungan antara manusia tidak bisa dipisahkan dari komunikasi. Komunikasi yang buruk menyebabkan kesalahpahaman yang mengarah ke konflik di tempat kerja.
Perbedaan Kepribadian
Penyebab konflik di tempat kerja adalah sebelah perbedaan kepribadian dan karakter masing-masing karyawan. Sederhananya, gaya bahasa seseorang yang berbeda dengan lingkungan di mana karyawan dibesarkan mungkin menyinggung perasaan karyawan yang lain.
Persaingan atau Kompetisi
Persaingan atau kompetisi diperlukan untuk menciptakan tempat kerja yang memiliki semangat tinggi. Namun, jika dilakukan dengan berlebihan, persaingan akan menciptakan konflik antara karyawan. Beberapa perusahaan menempatkan terlalu banyak karyawan tekanan untuk bersaing kuat yang akan menaikan upah.
Sayangnya, ada karyawan yang akan melakukan berbagai cara untuk memenangkan persaingan, termasuk cara-cara yang tidak sehat. Lebih buruk lagi karyawan menjadi sangat individualistik dan tidak dapat bekerja dalam tim.
Baca Juga: Dapatkan Karyawan Terbaik dalam Kompetisi Rekrutmen!
Masalah Pribadi
Setiap karyawan harus memiliki masalah pribadi yang berbeda. Terkadang masalah pribadi tersebut terbawa ke lingkungan kerja dan mengganggu produktifitas.
Jika karyawan memiliki masalah pribadi yang mengganggu pekerjaan, tindakan harus diambil dengan cepat berkomunikasi dengan atasan atau HR untuk menjelaskan masalah dan mendiskusikan solusi.
Situasi Panik
Dalam situasi panik, seseorang biasanya akan melakukan tindakan tanpa pikir panjang dan mementingkan diri sendiri. Baru setelah kondisi panik selesai, karyawan akan menyadari bahwa keputusan yang dibuatnya adalah keputusan yang penuh asumsi dan belum tentu kebenarannya.
Nah, jika sedang panik di tempat kerja, tenangkan diri sejenak dan usahakan tidak berkata dengan nada tinggi kepada rekan kerja.
Tips Manajemen Konflik Perusahaan ala HR yang Efektif
Setelah memahami beberapa penyebab konflik di perusahaan, berikut tips melakukan manajemen konflik ala HR:
Posisikan diri dengan netral
Staff HR akan berhadapan dengan situasi yang panas dan berbagai macam pihak ketiga menyelesaikan konflik perusahaan.
Berbagai pihak yang terlibat pun akan mengeluhkan kondisi yang terjadi. Walau demikian, cobalah untuk tidak memihak dengan pihak manapun dan tetap berusaha dalam perencanaan penyelesaian konflik yang ada.
Dengarkan semua pihak
Tim HR sebagai punya andil besar dalam manajemen konflik perusahaan harus memberi kedua belah pihak kesempatan untuk berbagi sisi cerita mereka.
Ini akan memberi pemahaman yang lebih baik tentang situasi konflik serta menunjukkan ketidakberpihakan
Penting untuk mendapatkan semua sisi cerita dari pihak yang terlibat. Tanyakan setiap orang yang terlibat pertanyaan tentang pengalaman mereka dan dengarkan bagaimana mereka memahami masalah yang dihadapi.
Ini membantu setiap orang merasa didengar dan pada gilirannya, membuat mereka lebih terbuka terhadap penyelesaian konflik.
Definisikan sumber masalah
Semakin banyak informasi yang dimiliki tentang penyebab masalah, semakin mudah tim HR membantu menyelesaikannya.
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, gunakan serangkaian pertanyaan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Sumber masalah dapat didefinisikan melalui informasi-informasi tersebut.
Tentukan batasan
Konflik dapat menjadi sesuatu yang jauh lebih rumit dan tidak dapat dikelola jika staf HR tidak mengetahui batasan dengan karyawan.
Setiap orang berurusan dengan konflik menanggapinya secara berbeda. Jadi staff HR harus mengetahui risiko dan imbalan penyelesaian konflik dalam batas masing-masing karyawan. Batasan ini juga sebagai standar mencegah timbulnya konflik lainnya.
Hormati perbedaan sudut pandang
Perbedaan unik pada orang lain membuat tim HR memahami bagaimana menghindari konflik di masa depan. Di luar pemahaman tentang bagaimana konflik dapat dihindari, karyawan mewakili peluang unik untuk pertumbuhan dan pengembangan profesional perusahaan.
Hormati perbedaan sudut pandang tersebut. Dengan berpihak atau menyalahkan satu sudut pandang lain justru akan menciptakan ketegangan dengan karyawan yang tidak nyaman.
Lihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
Dalam menyelesaikan konflik, akan ada banyak sudut pandang mengenai konflik tersebut. Tidak ada yang benar atau salah dari sudut pandang tersebut.
Justru terkadang sudut pandang yang berbeda akan membantu menemukan solusi baru. Maka, sesekali lihatlah konflik internal dari sudut pandang yang berbeda.
Berikan waktu untuk karyawan ungkapkan perasaannya
Karyawan yang terlibat konflik akan merasa jengkel dan kecewa. Untuk mengurangi rasa jengkel dan kecewanya, karyawan butuh waktu dan ruang mengungkapkannya.
Namun, adalah hal yang cukup berbahaya jika karyawan memilih mengungkapkannya di sosial media atau pihak eksternal perusahaan karena akan berkaitan langsung dengan citra perusahaan.
Sebaiknya staff HR memberikan waktu dan mendengarkan dengan baik segala perasaan yang diungkapkan oleh karyawan mengenai konflik yang ia alami.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Kompetensi dan Langkah Penerapannya
Fokus terhadap masalah
Ketika frustasi dan emosi memuncak, mudah bagi orang untuk masuk ke lingkaran emosi dan cenderung membawa beberapa topik yang melebar dari masalah inti.
Tim HR harus fokus untuk penyelesaian masalah yang ada dan jangan sampai masalah justru melebar. Setelah satu topik diselesaikan, pindah ke yang berikutnya dan seterusnya. Setelah resolusi, tindak lanjuti.
Tentukan kebutuhan untuk perumusan solusi
Tujuan penyelesaian konflik bukanlah untuk memutuskan mana yang benar atau salah namun untuk mencapai solusi yang dapat dijalani semua orang. Yang pertama harus dicari sebelum solusi adalah kebutuhan dari pihak yang terlibat konflik.
Saat staff HR sudah mengetahui dan memahami kebutuhan yang dibutuhkan pihak berkonflik, maka perumusan solusi yang menguntungkan semua pihak semakin terbuka besar.
Tentukan tindakan lanjut untuk memantau tindakan penyelesaian
Banyak tim HR terlatih dalam manajemen konflik dan menangani penyelesaian konflik. Tetapi begitu telah ditetapkan solusinya, terkadang implementasi solusi tersebut tidak ditindaklanjuti.
Merupakan kewajiban untuk memeriksa sejauh apa implementasi solusi yang diberikan tim HR untuk masalah tersebut, apakah ada kemajuan terhadap karyawan yang terlibat konflik atau penyelesaian masalah tepat sasaran.
Baca Juga: Sertifikasi CHRP untuk Menjadi HR Terbaik
Sekian pembahasan manajemen konflik dalam perusahaan ala HR. Ada hal yang cukup penting disamping manajemen konflik, yaitu melakukan pencegahan konflik sebelum terjadi dan tidak mengulanginya dikemudian hari.