The Loud Labourer, Si Lebih Banyak Bicara Dibanding Kerja

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

The Loud Labourer, Si Lebih Banyak Bicara Dibanding Kerja
Isi Artikel

Dalam dunia kerja yang beragam, ada banyak pekerja dengan kepribadian yang berbeda-beda pula. Salah satunya ialah si ‘Loud Labourer’, yakni seseorang yang eksistensinya dikenal karena terlalu ‘berisik’ mempromosikan diri alih-alih berkontribusi.

Untuk lebih memahami istilah ini, yuk simak tulisan di bawah yang akan membahas pengertian Loud Labourer lebih dalam beserta penyebab dan cara menghadapinya!

Apa Itu The Loud Labourer?

Loud Labourer merupakan istilah baru yang dicetuskan oleh seorang profesor dari Bayes Business School, Andre Spicer. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi di mana karyawan senang memublikasi pekerjaan mereka.

Tak hanya senang memublikasi, mereka cenderung sibuk mempromosikan diri dibanding menyelesaikan pekerjaannya. Sederhananya, Loud Labourer senang membahas atau menceritakan pekerjaannya ke semua orang dengan tujuan mendapat pujian meski kinerja di lapangan tak seberapa.

Seperti yang tertulis di laman The Guardian, bahwa Lord Labourer akan memberitahu semua orang terkait apa yang mereka kerjakan bahkan membagikannya ke sosial media dengan tujuan mendapat perhatian.

Alasan Seseorang Bisa Menjadi The Loud Labourer

Insecurity jadi salah satu alasan seseorang menjadi Loud Labourer
Insecurity jadi salah satu alasan seseorang menjadi Loud Labourer | Source: Freepik

Melansir CNBC Make It, seorang pelatih kepemimpinan dan pakar tempat kerja, Nicole Price menyatakan bahwa seseorang bisa menjadi Loud Labourer karena adanya rasa tidak aman dan kurang percaya diri sehingga mereka mengungkapkan ekspresi secara berlebih.

Kecenderungan mereka saat membahas hasil kerja berasal dari rasa tidak percaya diri karena mereka begitu keras meyakinkan diri sendiri juga orang lain bahwa mereka kompeten dan layak ada di posisi tersebut.

Selain itu, beberapa lingkungan kerja juga mungkin sangat kompetitif sehingga seseorang merasa perlu untuk menunjukkan pekerjaan mereka agar dianggap produktif. Hal ini semata-mata dilakukan untuk mendapat pengakuan dari orang yang melihat, terkhusus atasan dan rekan kerjanya.

Pakar karier Monster.com, Vicki Salemi juga berpendapat serupa. Ia menyatakan bahwa Loud Labourer merasa perlu untuk terus-menerus mempromosikan diri karena tidak mendapat pengakuan atau perhatian.

Namun, Salemi juga menambahkan bahwa perilaku tersebut bisa juga terjadi karena rasa percaya diri yang berlebih sehingga mereka menyombongkan diri.

Menghadapi Rekan Loud Labourer di Tempat Kerja

Berhadapan dengan rekan kerja yang sering kali membicarakan atau bahkan terkesan pamer pekerjaannya memang jadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Sebab, Loud Labourer yang merasa perlu menonjolkan pencapaian mereka ini tak jarang mengganggu rekan kerja lain.

Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi rekan kerja dengan kondisi Loud Labourer.

1. Batasi Interaksi yang Tidak Penting

Jika Anda merasa sikap si Loud Labourer sudah terlalu mengganggu, cobalah untuk mengurangi interaksi yang tidak perlu. Anda bisa berusaha fokus berkomunikasi dengan mereka hanya soal hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dengan begitu, Anda dapat tetap menjaga hubungan baik dengan mereka tanpa harus terlibat dengan kecenderungannya untuk mengungkapkan hasil kerjanya secara berlebihan.

2. Alihkan Percakapan ke Topik Lain

Ketika Loud Labourer mulai membicarakan hasil kerja mereka, cobalah untuk mengalihkan percakapan ke topik lain yang lebih netral atau produktif untuk membantu mereka ke hal-hal yang lebih bermanfaat.

3. Beri Pengakuan Secukupnya

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa beberapa Loud Labourer mungkin mengekspresikan diri secara berlebih hanya untuk mendapat pengakuan.

Oleh karena itu, Anda bisa coba untuk memberi pujian kecil agar mereka merasa dihargai tanpa perlu memanjangkan percakapan. Hal ini juga bisa membantu meredam keinginan mereka untuk terus menonjolkan diri.

4. Jaga Komunikasi yang Positif

Demi menjaga lingkungan kerja tetap harmonis, cobalah untuk selalu menghindari konfrontasi yang dapat memperburuk hubungan kerja.

Sebaliknya, Anda bisa gunakan pendekatan yang lebih positif seperti mendukung ide mereka namun tetap fokus pada tujuan kerja. Dengan begitu, Anda bisa tetap bekerja sama tanpa menciptakan situasi yang canggung.

5. Bangun Batasan yang Jelas

Jika mereka sudah mulai menyita waktu kerja Anda dengan menceritakan pencapaian mereka, cobalah untuk menetapkan batasan yang tegas. Dengan begitu, mereka akan menangkap sinyal bahwa Anda menghargai waktu kerja dan fokus sehingga enggan mendengar percakapan yang tidak perlu.

Ada begitu banyak cara untuk menghadapi Loud Labourer di tempat kerja, namun dengan menerapkan lima langkah di atas, Anda sudah bisa memberi mereka pemahaman dan menjaga diri untuk tetap fokus pada pekerjaan Anda.

Kuncinya, jangan terlalu membandingkan diri dengan mereka atau merasa tertekan karena setiap orang memiliki gaya kerja tersendiri.

Kesimpulan

Loud Labourer merupakan tipe orang yang lebih senang membicarakan pekerjaan mereka dibanding benar-benar mengerjakan pekerjaannya. Perilaku ini muncul sebagai kebutuhan akan adanya pengakuan dan perhatian dari orang sekitar.

Jika dilakukan secara berlebihan, tentunya sifat ini dapat mengganggu kenyamanan di lingkungan kerja bahkan dapat menurunkan produktivitas tim karena dapat mendistraksi orang-orang di sekelilingnya.

Lakukanlah lima cara di atas jika untuk menghindari rekan kerja dengan perilaku ini. Dengan memahami cara-cara tersebut, Anda dapat tetap fokus dan produktif tanpa menciptakan hubungan yang kurang baik dengan si Loud Labourer ini.

Tentang Penulis

Picture of Adellia Prameswari
Adellia Prameswari

Mahasiswi Jurnalistik semester akhir yang tertarik dengan karier content writing & SEO strategiest.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Adellia Prameswari
Adellia Prameswari

Mahasiswi Jurnalistik semester akhir yang tertarik dengan karier content writing & SEO strategiest.

Artikel Terbaru