Seiring waktu, tren bekerja mandiri atau lone working menjadi kian ramai. Terlebih dengan kehadiran pandemi yang mengharuskan banyak orang mengisolasi diri di rumah.
Kebiasaan ini pun akhirnya terbawa hingga saat ini, di mana banyak karyawan memilih bekerja sendirian.
Sayangnya, ada banyak risiko yang mengintai seseorang jika bekerja sendiri, terutama di tempat seperti pabrik, gudang, dan sejenisnya.
Lalu, bagaimana cara menjaga keselamatan mereka? Simak artikel LinovHR ini untuk mengetahui risiko serta cara menjaga keselamatan lone worker!
Apa Itu Lone Worker?
Menurut Health & Safety Executive (HSE), lone worker adalah seorang individu yang bekerja sendirian tanpa adanya kontak dengan supervisi secara langsung atau dekat.
Dengan kata lain, mereka bekerja dengan berada di lokasi terpisah dari tim atau manajernya.
Karena sering bekerja sendirian, pekerjaan seorang lone worker sering kali dianggap memiliki risiko yang besar karena tidak adanya pemantauan secara dekat.
Siapa Saja yang Termasuk Lone Worker?
Berikut adalah beberapa profesi yang termasuk dalam kategori lone worker:
- Individu yang bekerja di kantor kecil. Misalnya, bengkel kecil, kios, pom bensin, atau toko, di mana hanya ada satu orang yang bekerja di tempat tersebut.
- Individu yang melakukan tugasnya secara terpisah dari orang lain. Misalnya di pabrik, gudang, pusat riset, atau pusat rekreasi.
- Individu yang menjalankan tugas di luar jam kerja normal. Misalnya, petugas kebersihan, keamanan, staf pemeliharaan, atau perbaikan.
- Individu yang bekerja di lokasi yang berbeda dari tempat tetapnya. Misalnya, di perusahaan konstruksi, pekerjaan pemeliharaan dan pembersihan, dan sebagainya.
- Pekerja di sektor pertanian dan kehutanan.
- Tenaga kerja dalam sektor jasa, termasuk staf pos, pekerja sosial, pembantu rumah tangga, dan sejenisnya.
Risiko yang Dihadapi Lone Worker
Seorang lone worker tentunya memiliki risiko yang besar dan berbahaya dalam menjalankan pekerjaannya.
Hal ini karena mereka bisa saja tidak memiliki siapa pun yang dapat membantu mereka jika terjadi masalah.
Misalnya, jika mereka mengalami kecelakaan atau situasi darurat lainnya, tidak ada orang bersama mereka yang dapat membantu atau memanggil bantuan.Â
Berikut adalah beberapa poin penting dalam risiko yang dihadapi oleh seorang lone worker:
- Insiden darurat yang muncul dalam lingkup pekerjaan, termasuk kekurangan dalam memberikan pertolongan pertama yang memadai.
- Kondisi kesehatan yang tidak baik atau penyakit yang bisa tiba-tiba kambuh saat sedang bekerja.
- Ancaman fisik atau verbal dari individu yang tidak dikenal atau penyusup.
Baca Juga: Bedanya Remote Working dan WFH, Apa Saja?
Bagaimana Perusahaan Menjaga Lone Worker Bekerja dengan Aman?
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu melindungi keselamatan seorang lone worker. Berikut adalah caranya:
1. Melakukan Penilaian Risiko
Berdasarkan Regulations 1999 tentang Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, setiap pengusaha harus melakukan penilaian risiko umum dari setiap karyawan, termasuk mereka yang bekerja sendirian.
Ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko apa saja yang mungkin dihadapi dan potensi mitigasi dan tingkat preventif yang bisa dilakukan perusahaan.
2. Membuat Kebijakan Lone Worker
Selanjutnya, perusahaan perlu menciptakan kebijakan kerja sendirian yang efektif sebagai panduan praktis bagi karyawan.
Kebijakan ini mencakup risiko berdasarkan role yang bekerja sendirian serta informasi latar belakang.
Selain itu, kebijakan tersebut juga harus mencakup komitmen organisasi, tanggung jawab yang jelas, panduan pelaporan kejadian, bentuk dukungan, dan informasi kontak yang relevan.
3. Memberi Pelatihan untuk Lone Worker
Perusahaan perlu memberikan pelatihan tambahan agar karyawan yang bekerja sendirian dapat mengatasi risiko tertentu.
Tanpa rekan kerja di sekitar, lone worker sering kali menghadapi kesulitan untuk mendapatkan bantuan dalam keadaan darurat.Â
Oleh karena itu, penting untuk melatih mereka agar dapat menghadapi situasi yang tidak pasti dan tak terduga, seperti cedera atau kekerasan.
4. Menerapkan Layanan Lone Worker
Layanan lone worker adalah solusi yang dirancang secara khusus untuk memantau keselamatan karyawan yang bekerja sendirian sehingga bisa bertindak cepat dalam keadaan darurat.
Oleh karena itu, berinvestasi dalam layanan ini dapat memberikan berbagai manfaat bagi karyawan.
Selain itu, mereka akan merasa lebih aman dan dihargai sebagai karyawan, serta membantu mengurangi pergantian karyawan dan semua biaya terkait rekrutmen.
Mudahkan Pengawasan Lone Worker dengan ESS LinovHR
Lone worker atau pekerja mandiri seringkali menghadapi risiko yang lebih tinggi karena kurangnya kehadiran rekan kerja atau pengawas secara langsung.
Untuk memastikan keselamatan mereka, Anda perlu mencari solusi untuk memudahkan pengawasan mereka.
Dengan ini, Anda dapat memudahkan pengawasan terhadap lone worker dengan menggunakan ESS (Employee Self Service) dari LinovHR.Â
ESS LinovHR, memudahkan HR dalam mengakses informasi terkait lokasi karyawan melalui fitur Map Location saat melakukan absensi.
Jika karyawan membutuhkan waktu, karyawan dapat membuat request seperti mengajukan cuti dan izin dengan mudah hanya melalui smartphone.
Tak sampai di situ, karyawan juga dapat mengajukan reimbursement pada ESS, baik yang berupa medical reimbursement, business reimbursement, atau travel reimbursement.
Pengelolaan reimbursement juga bisa dilakukan secara transparan karena karyawan dapat melihat tahap reimbursement yang telah diajukan.
Dengan menggunakan EES LinovHR, Anda dapat meningkatkan keamanan lone worker sehingga perusahaan tak perlu khawatir akan keselamatan mereka.
Mudahkan pengawasan terhadap pekerja yang bekerja sendirian dengan solusi ESS LinovHR, ajukan demonya sekarang dan klaim promonya!